Warning : Adult romance.
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas, karena mau tidak mau, dia harus belajar menjadi seorang hotelier, dan me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan coment yaaa. Mamaciih 😘😘
🥦🥦🥦
Sambil menunggu Dinar, Bas berbincang sebentar dengan juru kunci makam. Meminta tolong secara khusus untuk menjaga dan merawat Makam Rav dan Ayahnya. Bas juga menyelipkan beberapa lembar uang ratusan ribu sebagai pegangan. Setelahnya, dia memilih menunggu di dalam mobil, dengan pintu sisi kemudi sengaja dibiarkannya terbuka. Berharap, Dinar tidak sungkan membangunkannya, jika dia ketiduran di sini.
Semalam, matanya susah diajak kompromi. Bayangan Rav dan percakapan terakhir mereka terus saja terngiang, dan membuatnya terjaga sampai menjelang pagi. Sebagai seorang pebisnis, instingnya merasakan ada hal yang tidak beres di penginapan itu. Sesuatu yang tidak hanya sekedar lemahnya manajerial. Namun, untuk mengetahui seperti apa kondisi Tjakra House lebih dalam, tentu tidaklah mudah. Memangnya, siapa dia? Tiba-tiba ikut campur bisnis orang lain.
Bas menarik napas panjang, mungkin Dinar bisa diajaknya bicara. Akan tetapi, keberadaan gadis itu pasti disepelekan keluarga besarnya. Karena dianggap masih anak bau kencur, yang tidak tahu apa-apa.
Bas penasaran dengan pria yang bernama Umar. Semalam, kondisinya tidak mendukung untuk bertanya yang mana pria itu. Apalagi, Rav meninggal karena tabrak lari. Sehingga, Dinar dan beberapa sesepuhnya tampak sibuk dengan kepolisian, sebelum jenazah diberangkatkan ke pemakaman.
Bas sempat mendengar percakapan dari beberapa tetangga yang datang melayat. Mereka bercerita kalau Rav kecelakaan saat pulang ke rumah untuk mengatur persiapan kedatangan jenazah Ayahnya.
Entah karena faktor mengantuk, atau yang lainnya, motor yang dikendarai Rav, ditabrak dari belakang, membuatnya terpelanting dan ditabrak oleh kendaraan lainnya yang datang dari arah berlawanan. Rav meregang nyawa saat berada di UGD.
Penabrak pertama melarikan diri, sementara penabrak kedua lah yang membawa Rav ke Rumah Sakit. Ironinya, rumah sakit yang sama dimana Ayahnya juga meregang nyawa. Itu cerita detail yang didengarnya dari tetangga.
Bas tak sanggup merasakan betapa pedihnya perasaan Amelia Wongso -Ibu Rav-, Dinar maupun Citra, kehilangan dua orang dalam waktu yang bersamaan.
"Sebaiknya pelan-pelan saja." Bas menurunkan standar joknya dan mulai memejamkan mata. "Jangan terlalu agresif, nanti kamu gak bisa masuk ke dalam, Bas."
Bagaimanapun juga, dia ingin membantu keluarga Rav. Sahabat yang selalu bersamanya ketika sekolah di Luar Negeri. Ada banyak kenangan, dan ikatan emosi yang dalam, meski beberapa tahun ke belakang jarang berjumpa. Di matanya, keluarga Rav saat ini seperti kehilangan nahkoda, karena dua laki-laki dewasa yang selama ini diandalkan keluarga itu, pergi secara bersamaan.
Semilir angin pagi yang sejuk, suara kicau burung dan udara pegunungan yang bersih, membuatnya mengantuk. Suasana segar seperti ini, mana bisa dirasakannya ketika tinggal di Ibu Kota. Jadi, saat Bas mulai memejamkan mata, tak lama kemudian dia pun terlelap. Irama musik alam, membuatnya terbuai ke alam mimpi. Hingga suara ketukan pelan di kaca pintu mobilnya yang terbuka, membuatnya terbangun dengan geragapan.