23. Saya Bas, Suami Dinar Tjakra

34.6K 3K 320
                                    

Selamat membaca 😘
Jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan komen. Mamaciih. 🥰

👙👙👙

"Omongan keluargaku gak usah dipikirin, Din. Rada-rada semua." Bas langsung berkomentar ketika mereka berada di dalam mobil dan perjalanan kembali ke apartemen.

Diliriknya Dinar yang sepertinya masih syok. Gimana gak syok? Bisa-bisanya Jess menambahkan semua keinginan orang satu rumah, sudah seperti pesan makanan drive thru untuk Mona.

"Deg-degan, sumpah," gumam Dinar akhirnya.

"Padahal masih omongan ya, Din? Kalau beneran aku jabanin, level deg-deganmu sampai mana?"

Dinar langsung menoleh dan menatap sengit. "Ini di jalan ya Mas."

"Tinggal cari tempat remang-remang. Mau coba?" Bas kembali kumat isengnya. "Dekat lapangan kompleks, sepi, Din. Eksekusi di sana, mau?"

"Aku kira Mas Bas duitnya banyak, urusan eksekusi aja gak modal." Andai Bas tahu, Dinar menjawab sinis begini butuh effort agar tidak terlihat gemetar.

Bas terkekeh saja. "Seru kali, Din. Sensasi di grebek orang."

Bukannya mengomel, Dinar tiba-tiba sadar, kalau suaminya mantan duda, yang pernah menikah dengan model seksi yang tubuhnya mirip gitar spanyol. Dinar bahkan sempat stalking feed Instagram Rosita. Perempuan itu selalu tampil glamor dan seksi. Dengan ukuran dada yang membanggakan kaum wanita, dan pantat yang tepokable.

Pernikahan Bas dan Ros di masa lalu, pastinya adem ayem, kalau Kanjeng Mami tidak pasang badan dan bikin resek, sampai Ros menggugat cerai. Begitulah cerita yang sempat dia dengar dari asisten rumah tangga keluarga Gumelar.

Hubungan asmara mereka di masa lalu, pasti sangat panas dan menggelora. Bukankah restu Kanjeng Mami turun setelah melihat anaknya tidur satu ranjang dengan Ros? Meski ngakunya gak ngapa-ngapain, tapi bulshit banget. Minimal pasti incip dikit-dikit.

Dinar membuang muka. Membayangkan saja kok rasanya ilfil. Apalagi, mendengar omongan Bas yang mengajaknya menepi ke tempat remang-remang. Mereka dulu, pasti juga begitu.

Melihat Dinar yang membuang muka dengan wajah kesal, Bas jadi ingin tetawa.

"Marah?" tanyanya, dengan wajah tanpa dosa. "Aku cuma bercanda, Din."

"Hmm." Malas meladeni, Dinar hanya menggumam saja. Melihat tampang kecut itu, Bas jadi panik sendiri. Niat hati mengerjai, tapi sepertinya, jadi bumerang. Istri kecilnya tersinggung.

"Aku bercanda, Din. Gak usah marah beneran gitu. Aku gak bakal maksa kamu. Aku cuma bercanda."

"Iya tahu."

Bas mengernyit, tak paham dengan perubahan mood Dinar yang begitu tiba-tiba.

Tumben marah, biasanya dia melawan.

***

Sampai apartemen, Dinar langsung masuk kamar dan menutup pintu. Meninggalkan Bas yang masih tak paham salahnya dimana.

"Ngambek kenapa sih? Lagian gak di apa-apain," gumamnya heran, sambil beranjak masuk kamar. Namun, baru juga beberapa langkah, ponselnya berdering, dari deretan nomor baru.

Dahinya mengernyit, cukup lama dia mengabaikan panggilan itu. Namun, karena terus-terusan saja memanggil, akhirnya Bas menerimanya.

Awalnya, dia biasa saja. Namun, setelah panggilan berakhir, dia segera mengetuk pintu kamar Dinar.

"Din, aku keluar dulu ya, ada urusan. Jangan buka pintu untuk siapapun kecuali keluarga."

"Iyaaaa." Teriakan dari dalam membuatnya sedikit lega, setidaknya, Dinar menjawab.

Housemate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang