11. Kitten Pus meong-meong 🐱

33.2K 3.6K 606
                                    

Selamat membaca, bagi yang masih begadang di Malam Minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca, bagi yang masih begadang di Malam Minggu.
🐱🐱🐱

"Mas Bas kalau bercanda, totalitas ya?" Begitu sadar dari rasa kaget, Dinar tertawa terbahak-bahak. Jika tadi gadis itu yang melongo, sekarang ganti Bas yang melongo. Respon Dinar di luar dugaannya.

Umumnya, perempuan akan kaget terus malu-malu, atau pura-pura denial padahal mau. Ya gak sih? Secara yang menawarkan posisi adalah duda tampan beraroma dolar. Yang rekeningnya seperti gudang uang Paman Gober. Tapi Dinar? Tawanya yang renyah, membuat Bas mendadak rada kesal. 

"Aku gak bercanda, padahal," gumamnya setengah menggerutu yang tidak di dengar Dinar dengan baik. 

"Gimana Mas?" Gadis di depannya menyudut ujung mata yang berair. "Duh, sampai nangis aku."

"Gak ada pengulangan."

"Ih ngambek."

"Siapa yang ngambek sih, Din??"

Lagi-lagi Dinar tertawa terbahak-bahak. Bas membiarkannya saja, meski hatinya dongkol. Dulu, dia mudah mendapatkan Rosita, perempuan itu dengan cepat mengatakan mau ketika diajak berkomitmen. Yang susah hanya restu Mami. Sementara gadis ini? Ajakannya malah dianggap lawakan. Kan jadi jengkel. 

"Mas." Dinar memperbaiki duduknya dan menatap Bas dengan sungguh-sungguh. "Aku berterima kasih untuk semua kebaikan Mas Bas. Termasuk tiga tawaran, maksudku, dua tawaran solusi yang masuk akal. Sori, kalau yang ketiga, aku anggap Mas Bas lagi guyon."

"Aku serius, Din."

Dinar tersenyum, senyum yang terlihat tulus di mata Bas. 

"Mas Bas jangan terbebani dengan permintaan Mas Rav. Mas sendiri yang bilang gak doyan bocil. Jadi, jangan mengikatkan dirimu terlalu dalam untuk hubungan yang pondasinya rapuh."

Dewangga Baskoro Gumelar, di usianya yang ke tiga puluh lima tahun, dengan segala kemewahan yang dia punya, ditolak perempuan.

Pondasi rapuh dia bilang? 

"Pernikahan itu harus lah sama-sama mau dan tidak ada salah satu pihak yamg terpaksa, karena nanti berat perjalanannya. Dan lagi, usia kita beda jauh, circle pertemanan kita juga. Kalau Mas Bas memaksakan diri, yang ada Mas Bas stress sendiri. Cukup jadikan aku anak didikmu, itu sudah menjawab permintaan terakhir Mas Rav."

Bas tertegun. 

"Aku pilih opsi kedua ya Mas. Dan  aku siap menyepakati banyak hal yang berhubungan dengan bisnis kita. Karena dalam perjalanannya nanti, aku pasti banyak merepotkanmu dan bertanya ini itu."

Bas masih tertegun. Entah terpesona, atau dia merasa tertantang. Yang jelas, pandangannya pada Dinar jadi berbeda. 

"Oke." Akhirnya dia mengangguk. Meski entah kenapa ada sedikit perasaan kecewa yang tidak dia pahami alasannya. "Good choices. Aku akan minta pengacaraku untuk mengatur surat perjanjian dan juga investasi yang kamu butuhkan."

Housemate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang