33. Cicaknya berisik

50.2K 3.9K 818
                                        

Ada mature content. Anggaplah ini edukasi pra nikah.

Ramaikan komennya dong 🧘‍♀️
Part ini puwanjang sampai 5500 kata lebih.😩

Selamat membacaaaa.

🐾🐾🐾

Persiapan resepsi memang sudah di handle orang-orang profesional pilihan Mami. Meski begitu, tetap saja sebagai pendatang baru di keluarga Gumelar, Dinar berusaha menempatkan diri dengan baik. Tidak diam saja dan menjadi pasif.

Kendati harus menahan malu karena saat menelpon Mami, mau tidak mau, dia teringat peristiwa tempo hari, saat mertuanya berkunjung tanpa pemberitahuan dan melihat penampilan Bas yang berantakan, serta tanda merah di leher yang begitu kentara. 

"Mami ada beberapa pilihan souvenir, nanti kamu pilih mana yang pas. Undangan juga sudah selesai desainnya, nanti kamu lihat, Din. Untuk dekorasi, kalau ada yang kamu inginkan, sampaikan saja."

Mami menjawab dengan lugas, padat dan ringkas, saat Dinar menelpon di ruangan Bas. Hari ini dia ikut suaminya ke kantor, karena hendak mencicipi beberapa minuman non alkohol andalan bar and lounge Grand Royal, seperti yang pernah dijanjikan pria itu. 

"Iya Mi. Siap."

"Kamu ingin bulan madu kemana?"

Hah? Bulan madu? 

Dinar menoleh pada suaminya yang juga sedang menerima telepon dari rekan bisnisnya.

"Belum kepikiran mau kemana Mi. Mami ada rekomendasi?"

"Hmm, nanti Mami kirim juga destinasi yang bisa kamu pilih. Kamu suka pantai atau gunung? Suka hawa panas atau dingin?"

"Dinar lebih suka pantai, Mi."

"Oke. Nanti Mami kirim pilihan destinasi yang bagus."

Setelah panggilan berakhir, rasanya Dinar bisa bernapas dengan benar. Padahal, percakapannya dengan Mami tidak lah terlalu lama. Namun, energinya seperti terkuras habis seketika. Ngobrol dengan mertua yang memiliki pembawaan alpha memang menegangkan. Auranya sangat mendominasi dan mengintimidasi.

"Gimana, Din?" Bas bertanya setelah percakapan pria itu juga berakhir. Dinar yang sedang duduk menyandarkan punggung di sofa tamu, menoleh ke arah meja kerja. "Kenapa wajahmu lesu begitu? Dimarahi Mami?"

"Enggak, ya tegang saja. Takut salah omong sama Mami."

Bas terkekeh. Bangkit dari kursi kebesarannya dan berjalan mendekat. Aura Bas tak jauh beda. Baru berjalan saja, jantung Dinar jadi berdesir aneh. Ingatannya tentang pelajaran semalam kembali berputar dan membuatnya menelan ludah.

Hah, selesai komunikasi dengan alpha women, sekarang dia berurusan dengan alpha man. Bas, adalah duplikat Mami versi laki-laki. Ada banyak sekali kemiripan sifat keduanya. Yah, namanya juga buah jatuh se pohon-pohonnya.

"Apa kata, Mami?" Bas menghempaskan diri di sebelah Dinar, dengan jarak yang cukup dekat. 

"Ini nunggu kiriman gambar dari Mami." Dinar mengacungkan ponselnya. Berusaha setenang mungkin, padahal jantung berdebar tak karuan. Aroma parfum suaminya bercampur dengan ingatan semalam, adalah kombinasi yang membuatnya mendadak gugup. 

Dinar tidak bisa melupakan, tubuhnya yang meremang ketika lidah Bas dengan lihai membelai ujung sensitif dadanya. Memberikan efek sengatan listrik ribuan volt yang membuat pusat bawahnya berdenyut aneh. Apalagi, ketika Bas melahap seperti bayi kehausan. Tanpa jeda.

"Hegm." Dinar berdehem. Membuang jauh-jauh ingatan semalam.  "Nah, ini dia."

Untunglah, yang ditunggu segera datang. Buru-buru Dinar membuka ponsel saat ada notifikasi pesan masuk. Mami mengirimkan beberapa pilihan souvenir, contoh desain undangan, serta beberapa foto destinasi wisata untuk honeymoon

Housemate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang