28. Sini Peluk.

46.7K 3.8K 490
                                        

🌲Keluarga Cemara 🌲

Mami : Jess, kamu gak usah jemput Dinar. 

Jess : Kenapa Mi? Mas Bas yang antar kah? 

Mami : Jangan diganggu pokoknya. Tadi Mami ke sana, dan ada yang sarapan plus-plus 

Jess : 😆 Mami ngapain kesana sih? Jess aja rencana ke sana jam 9, takutnya jam segini Mas Bas sarapan yang lain. 

Mami : Kamu gak ngingetin Mami. 

Jess : Mami gak nanya. 

Sandra : Ngomongin apa sih ini?

Jess : Mami tuh, pagi-pagi ke apartemen Mas Bas. 😆 Gangguin manten baru, aja. 

Sandra : Wah, ngapain Mami ke sana? 

Mami : Ya niatnya mau ngajak sarapan bareng, tapi Mami salah waktu. 

Jess : 😆😆😆 Pasti Mami lihat sesuatu. 

Sandra : 😫 Mami,  kok Mami ganggu?

Mami : Mami gak tahuuu 🙏 Iya Mami lihat sesuatu. 

Jess : Lihat apa Mi?wkwkwkwkw. Kasihannya abangku, berasa kena grebek. 😆

Papi : Sudah-sudah, nanti Dinar malu. 

Jess : Di sini gak ada Dinar Pap. Apa di masukkan aja? Jess ada nomernya. 

Bas : Gak usah

Jess : Pawangnya muncul 😆 kabuuur.

Bas geleng-geleng kepala membaca isi chat grup keluarga. Apalagi Jess yang sepertinya tertawa puas di atas rasa malunya. Untung Dinar tidak jadi member, dan tidak diizinkannya juga ketika Jess sebagai admin beberapa kali akan memasukkan istrinya. Alasannya simpel. 

"Suami lo, sama suami Mbak Sandra juga gak masuk grup. Biar adil, Dinar juga gak perlu masuk. Semua mantu Papi Mami, gak ada yang masuk grup.

Tentu saja, Jess tidak akan memasukkan suaminya ke sana, hanya akan membuka aib nya sendiri kalau mengeluh soal Aryan. Apalagi suami Mbak Sandra yang cool itu, segan lah. Takutnya, si kakak ipar pingsan membaca kerandoman isi chat keluarga. 

"Ayo, sini." Dinar yang sudah selesai menutupi mahakarya di lehernya dengan concealer, meminta Bas yang sudah berganti pakaian lebih kasual, duduk di sofa. 

"Gak usah ditutupin gak papa, Din." Sambil duduk, Bas menurut ketika dagunya dinaikkan sedikit, agar Dinar bisa mengoleskan concealer di leher. 

"Malu tahu. Gak ada untungnya juga pamer cupang begini. Norak." Dinar duduk di sebelahnya, mengoleskan concealer dengan hati-hati. Sesekali Bas meringis, karena sentuhan itu membuatnya geli.

"Mau ditaruh mana mukaku, kalau ketemu Papi sami Mami, Mas."

"Ya tetap taruh di depan, kan mukanya,  Din?"

"Ya tetap di depanlah, kalau di belakang namanya pantat."

"Aduh."

Bas meringis, ketika mendapat cubitan kecil di lengannya yang berotot. 

Housemate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang