Grup Pecinta Janda
Diki : Kevin ngadain party di Lugos.
anti jam 11 malam. Gue diminta ngabari kalian.Bas menghela napas besar, ketika membaca informasi itu. Sudah berapa lama dia absen mendatangi undangan party dari teman-temannya? Satu bulan? Dua bulan? Sepertinya lama. Dia juga lama tidak hang out bersama teman-teman grupnya yang nyeleneh itu, sejak punya seseorang di rumah.
Bas melirik Dinar yang sibuk dengan entah apalah di meja dapur. Istri kecilnya bilang, ingin membuat sarapan nasi telur nori. Mau istrinya masak apa saja, dia tidak akan rewel. Kecuali, yang pedas-pedas. Dia tak suka.
Bas : Gue gak ikut.
Diki : Kenapa? Ajak aja Dinar, Beni mau ajak istrinya juga.
Bas : Bini gue anak rumahan.
Bisa syok nanti liat kelakuan lo semua.Andre : Permisi. Maksudnya lihat kelakuan kami atau kelakuan anda ya Bapak Baskoro?
Rendra : Bisa-bisanya kami jadi kambing hitam.
Andre : Sori ya Ndre. Lo aja yang jadi kambing,
gue sih ogah.Bas tertawa kecil, sampai membuat Dinar menoleh.
"Sori, lagi ngobrol di grup sama teman-teman." Rasanya deja vu. Bas jadi ingat, saat pertama kali perempuan ini datang dan memasak di dapurnya. Dapur yang nyaris tak memiliki aroma selain aroma kopi. Bukankah suasananya juga seperti ini? Dia asyik chit-chat dengan teman-temsnnya sementara Dinar sibuk membuat makanan. Bedanya, dulu mereka belum menikah.
"Sepertinya, Mas lama enggak hang out sama teman-teman. Apa mereka mau ngajak ketemuan?"
"Kok tahu?" tanya Bas heran.
"Nebak saja." Dinar menoleh sebentar, melihat suaminya yang duduk di stool, lalu melanjutkan aktivitasnya memotong brokoli, wortel dalam bentuk kecil-kecil. Sementara itu, tak jauh darinya, mesin penanak nasi mulai bekerja. "Pergi saja tidak apa-apa. Aku mau lihat drakor di rumah."
"Memangnya gak papa? Aku ketemu teman-temanku?" Bas jadi tertarik untuk ingin tahu pendapat istri kecilnya.
"Ya gak papa. Mas saja mengizinkanku ketemu teman-teman kuliahku nanti siang. Kenapa aku harus melarangmu ketemu teman-temanmu?"
Dahi Bas mengernyit. "Kamu tahu teman-temanku seperti apa kan? Terakhir kali, kamu lihat Diki hangover di sini. Sampai membuatmu ikut sibuk nyari penawar tengah malam, dan paginya sibuk bikin sarapan buat dia juga."
Dinar terdiam. Hanya dengan melihat rombongan pria yang datang ke Grand Royal saat itu, dia bisa menebak circle pertemanan Bas seperti apa. Jenis-jenis pria dewasa yang memilih bar atau lounge, sebagai tempat hiburan. Berbeda dengan dirinya yang hiburannya cukup rebahan nonton drakor, atau cuci mata dengan keliling Mall.
"Kalian mau ketemuan di klub malam?"tanyanya hati-hati.
Bas mengangguk. Berdiri dan mendekati istrinya."Kubantu motong."
"Memang bisa?"
"Cuma memotong ya bisa. Segede itu kan?" Bas menunjuk sebagian sayur yang sudah terpotong. Dinar mengangguk, menyerahkan pisau pada suaminya. Dan dia beranjak mengambil telur. "Kevin ulang tahun, dan kita diundang party di Lugos. Kevin ini, teman kerja Diki, dan kami pernah kenalan." Bas melanjutkan ceritanya.
"Party di Lugos? Sepertinya sejenis bar." Dinar memecahkan beberapa telur ke dalam wadah, dan mengocoknya.
"Yup." Bas mengangguk. "Kok kamu tahu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/359748636-288-k293138.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemate
RomanceWarning : Adult romance. Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas, karena mau tidak mau, dia harus belajar menjadi seorang hotelier, dan me...