4. Dek Bas

40.6K 3.8K 196
                                    

Pada suka cerita ini gak sih?
Btw, nama mantan Istri Bas aku ganti. 😁

Umar Tjakra Wirawan tidak muncul bahkan ketika Bas harus kembali ke Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Umar Tjakra Wirawan tidak muncul bahkan ketika Bas harus kembali ke Jakarta. Pesan dari Dinar yang mengabarkan hal itu membuatnya semakin tidak tenang.

"Harusnya kamu gak usah ngasih wasiat apapun, Rav. Kalau begini, rasanya berat juga ninggalin Malang," gumam Bas sambil memijit pelipisnya, dan bersandar pada meja resepsionis yang ada di lobi hotel Grand Royal Batu.

"Sudah siap, Pak?" Riko, Si General Manager hotel mendekat. Dia sendiri yang akan mengantar Bos nya dari kantor pusat ini ke bandara Abd. Rahman Saleh.

"Mampir sebentar ya Rik."

"Ke mana Pak?"

"Tjakra House."

Dia ingin tahu seperti apa penginapan itu sekarang. Dulu, saat dia menginap di rumah Dinar, Rav pernah mengajaknya mengunjungi penginapan itu. Jauh sebelum Grand Royal Batu berdiri.

Sepanjang perjalanan dia memikirkan banyak hal, dan berharap dugaannya salah. Umar Tjakra, satu-satunya pria yang dia harapkan bisa menjadi pelindung keluarga itu, sepertinya justru asyik sendiri dengan dunianya.

Begitu sampai di depan penginapan, Bas meminta Riko menunggunya sebentar. Meski tidak paham dengan permintaan atasannya, pria itu hanya mengangguk saja dan menunggunya di halaman penginapan sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Penginapan yang terdiri dari bangunan utama dua lantai dan beberapa cottage itu tampak sepi. Hanya ada dua mobil tamu yang terparkir tak jauh dari mobil milik Riko. Cat dindingnya yang putih terlihat sudah usang. Pohon-pohon menjulang yang menaungi bangunan-bangunan di dalamnya tidak dipangkas dengan baik. Daun-daun yang berguguran belum ada yang membersihkan.

Bas menghela napas dalam. "Mengenaskan begini sih?" Dia melangkah masuk ke dalam bangunan utama yang berada di depan. Orang pertama yang dijumpainya adalah Pak Thamrin. Pria itu rupanya sudah kembali bekerja. Sepertinya, karena ada orang tua Alana yang menginap.

"Lho? Mas Bas?" Pria paruh baya yang tadi duduk di balik meja resepsionis, segera berdiri. "Nyari Mbak Dinar? Mbak Dinar di rumah, cuma Mbak Alana dan orang tuanya yang di sini."

Pria itu menyalami Bas.

"Enggak Pak, saya cuma mau mampir saja. Pengen lihat-lihat."

Pak Thamrin menatapnya bingung. Dari beberapa obrolan kemarin, dia tahu kalau pria muda di depannya ini pegawai hotel berbintang. Jadi, kedatangannya ke penginapan kecil seperti Tjakra House, tentu saja membuatnya jadi bertanya-tanya. Apalagi, sekali lihat saja, Pak Thamrin tahu, kalau pria yang datang bersama Dinar bukan orang sembarangan. Dari penampilan, cara berbicara dan juga sikap sopannya.

"Apa Mas Bas yang mau membeli penginapan ini?" tanyanya hati-hati.

Bas terkejut. "Maksudnya Pak?"

"Saya sempat dengar dari almarhum Pak Tjakra, kalau mau menjual penginapan ini, dan katanya ada orang Jakarta yang mau membeli. Saya kira Mas Bas, karena datang dari Jakarta dan teman almarhum Mas Rav."

Housemate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang