Remaining Memory

103 4 0
                                    

Berdirinya aku sendiri di stasiun ini. Lagi-lagi aku kembali ke tempat ini. Tempat yang menjadi saksi bisu pertemuan pertama dan terakhir kami. Walau waktu sudah berlalu cukup lama, aku masih ingat dengan jelas kejadian itu.

Mata yang mencuri-curi lirikan hanya untuk melihat tawanya yang indah itu, melihat hidungnya yang jenjang dan senyumnya yang indah. Rambut yang berwarna coklat, layaknya model ia berdiri tegap dengan tas selempang bertuliskan 'Aoba Johsai' di sana. Aku tidak tahu dari mana sekolah itu, tapi aku yakin ia berasa dari luar Tokyo. Walau hanya sedari jauh, aku masih ingat dengan jelas sejak lima tahun yang lalu.

Ku sempatkan diri setiap minggu mengunjungi stasiun ini, berharap bahwa aku akan melihatnya lagi. Tetapi, semua itu hanyalah angan-angan. Aku tidak pernah melihat dirinya semenjak lima tahun lalu. Bohong bila aku tidak rindu dengannya.

Rasanya aku ingin mengeluhkan kepada Sang Pencipta. Aku bahkan tidak tahu apakah ini hanya kebetulan atau memang takdir. Tetapi, jikalau memang takdir, aku harus menunggu berapa lama lagi hanya untuk bertemu dengannya?

Aku masih ingat seseorang meneriakkan namanya sebelum ia pergi masuk ke dalam gerbong kereta.

"Oi! Oikawa! Cepat masuk!"

---

3 tahun baru update lagi... tolong marahin author sok sibuk ini (berlutut)...

pendek aja yah sebagai pemanasan (abis tu ngilang lagi 5 tahun)...

hehehe, hope you like it 🫶.

-sugarhmhm, naw, 230124.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

imagine | Haikyuu!!Where stories live. Discover now