Pulang sekolah seharusnya akan menyenangkan. Tapi tidak bagi [name]. Ia malah diam terus di kelasnya, sampai kelas sepi pun ia tidak beranjak dari posisinya. Tidak, dia tidak tertidur. Ia hanya menahan sakit. Sakit nyeri di perut pada hari pertama.
Padahal ia ingin pulang secepatnya, supaya bisa merebahkan dirinya di kasur, tapi apa daya. Ia sekarang duduk tegak saja tidak bisa.
Suara pintu kelas terbuka itu terdengar nyaring. Nan menolehkan kepalanya kearah pintu. Didapati seorang laki laki dengan rambut seperti puding menatap datar ke arahnya.
"ayo pulang."
"sakit," keluh [name] sembari memegangi perutnya yang nyeri.
"yasudah."
Kenma malah meninggalkannya di kelas. [name] rasanya ingin menangis saja. Sebenarnya kekasihnya itu peduli atau tidak kepadanya?
Menenggelamkan diri ke lipatan tangan [name] menangis tanpa suara. Menahan sakit juga menahan sebal karena Kenma.
Tidak menyadari kehadiran seseorang, tubuhnya terasa melayang.
Saat ia membuka matanya, Ia berada di punggung Kenma. Kenma menggendongnya.
"jangan menangis." ucap Kenma, "akan ku antar hingga rumah."
Ah, ternyata sang kekasih tidak mengabaikannya. [name] mempererat pelukan di leher Kenma dan mencari posisi nyaman.
"terimakasih, Kenma."
Matahari senja menemani mereka selama perjalanan. Juga dengan senyuman bahagia yang terlukis di wajah [name].
Diam diam Kenma juga tersenyum, walau tipis sekali.
***
draft lama yg baru ke up 👁👄👁.
dadah aku mau nyulik akaashi.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
