Malam hari.

863 131 80
                                    

Hai hahahahaha.

***

Malam minggu, untuk kalangan muda sebenarnya apa yang mereka lakukan? Benar. Kumpul bersama sembari bercanda canda. Ditemani dengan secangkir kopi atau minuman apapun yang mengisi obrolan itu.

"Jo, ke i aku kacang itu!" salah satunya dia, sedang bercanda gurau dengan temannya di alun alun kota. (Jo, kasih aku kancang itu)

"namaku ora bejo, su! Namaku Bokuto yo, ojo lali!" ucap Bokuto dengan emosi, "iki kacangne," lanjutnya sembari memberi sebungkus kacang telur ke arah temannya, Kuroo Tetsurou. (namaku bukan Bejo, su. Jangan lupa!) (ini kacangnya.)

Mereka berdua menikmati malam minggu dengan nengkrong di alun alun kota Jogja. Seperti biasa, ramai sekali. Banyak anak anak muda lain yang berkumpul.

Mereka tidak hanya berdua. Mereka lesehan ditempat yang sudah disediakan sembari menikmati kopi dan kacang telur. Jangan lupa nasi pecel dengan gudeg khas Jogja.

"iki Atsumu piye toh? Ngaret tenan, di enteni kok ngelunjak," ucap Kuroo dengan agak jengkel. (ini Atsumu gimana si? Lama banget di tungguin juga.)

"mboh. Coba telfon," saran Bokuto yang masih menikmati nasi pecelnya.

Kuroo meraih handphonenya, hendak menelfon teman teman yang belum datang. Padahal sudah janjian ingin berkumpul di alun alun.

telfon tersambung ke Atsumu. Kuroo dengan nada kesal segera bertanya ke Atsumu, "Halo! Kue ning ndi?!" (halo kamu dimana?!)

"iki aku kejebak macet lur. Sediluk meneh nyampe aku!" ucap Atsumu dari seberang.

"panganan entek iki. Gowokno ojo lali yo?!" sahut Kuroo. (makanan abis ini. Bawain ya jangan lupa!)

"iyo iyo. Wes tak pateni. Arep fokus nyetir aku," ucap Ataumu sedetik kemudian telfon diputus sepihak. (Iya iya,  udah aku matiin. Mau fokus nyetir, aku.)

"piye?" tanya Bokuto. (gimana?)

"kejebak macet." jawab Kuroo.

Mereka hanya mengobrol ringan sembari menunggu teman lainnya. Yang datang sudah ada Kenma, Bokuto, Terushima dan Daishou. Niatnya mereka ingin berkeliling alun alun, tetapi Atsumu malah terjebak macet.

"Halo mas? Maaf tapi boleh minta tolong gak?" tiba tiba saja seorang perempuan datang menghampiri Kuroo dan meminta pertolongan.

Teman temannya juga menyuruhnya untuk menolong perempuan itu. Apalagi Terushima. Ia berkata, "tolongin aje cok, sapa tau jodoh."

"iya mbak? Ada apa?" tanya Kuroo.

"anu, saya mau nanya arah ke jalan Malioboro lewat mana ya?" tanya si perempuan.

"Ohh Malioboro toh? Ya dari sini lumayan jauh si mbak. Kalo naik motor kira kira 2 km an lah," jelas Kuroo kepada perempuan itu.

"aduh jauh juga ya. Mana saya ga bawa motor lagi," ucap perempuan itu menepuk dahinya pelan, "yaudah ya mas, termakasih." lanjutnya.

"saya antar gimana mbak? Sekalian saya mau beli sesuatu di Malioboro," tawar Kuroo kepada perempuan itu.

"apa enggak ngerepotin?" tanya perempuan.

"enggak Mbak, dia mah mau modus!" ucap Daishou bercanda.

"sembarangan koe cok!" protes Kuroo, "gak mbak, ayo saya bawa motor sama helm dua kok!" lanjutnya.

"eh makasihloh Mas." mereka berdua meninggalkan teman teman Kuroo dan menuju parkiran tenpat motor Kuroo di parkir. Ya lumayan padat si, karena malam minggu.

"Omong omong kita belum kenalan, mbak. Nama saya Kuroo," ucap Kuroo mengulurkan tangannya kepada mbak itu.

"nama saya [name], saya lagi liburan disini. Hehe," ucap [name] membalas jabatan tangan Kuroo. Kekehan dari [name] dapat membuat Kuroo merona samar.

"asem, aku kepincut." batin Kuroo.

Mereka mengendarai motor. Hanya pelan. Kuroo sengaja, karena ingin menikmati waktu berdua dengan [name]. Benar kata Daishou, ia modus. Angin malam bertiup berlawanan arah, membuat rambut hitam panjang [name] terurai indah. Dari kaca spion Kuroo dapat melihat wajah [name] yang terlihat lucu ddngan helm kebesarannya itu.

Sesampai di Malioboro, mereka mengitari sekitar. Kuroo menunjukan tempat tempat yang bagus untuk berbelanja atau berfoto kepada [name]. [name] juga tidak menolaknya. Ia malah merasa beruntung dapat teman baru dan tour guide pribadi.

"bakpia di toko ini juara deh mbak. Mbaknya harus coba," ucap Kuroo menunjuk sebuah toko bakpia khas Jogja.

"wah, kalau gitu ayo aku beliin," ucap |name] menarik pelan tangan Kuroo.

[name] memilih bakpia rasa original sedangkan Kuroo memilih rasa coklat. Tidak banyak, hanya sekotak cukup untuk mengurangi rasa lapar di perut.

"bener enak lho, makasih ya mas udah rekomendasiin!" ucap [name] sambil mengunyah bakpia. Tanpa sadar remahan bakpia yang menempel di sudut bibirnya.

Tangan Kuroo refleks membersihkan remahan itu dari bibir [name]. Sedikit terkejut dengaj perbuatannya, pipinya merona samar.

"eh maaf mbak, tadi ada remahan soalnya," kata Kuroo.

"gak apa mas, hehe."

Sepertinya malam ini adalah malam terindah Kuroo. Ia bisa berkenalan dengan wanita secantik dan sebaik [name].

Selesai dengan kunjungannya, tanpa sadar jam menunjukkan pukul 10 malam, [name] segera oamit kepada Kuroo.

"saya balik ke hotel duluan ya mas!" ucap [name].

"anu, mbak. Boleh tuker nomor telfon? Saya ingin lebih deket sama mbaknya," ucap Kuroo. [name] terkekeh pelan dan mengetik nomornya di handphone Kuroo.

"selamat malam, mas!" seperginya [name], Kuroo berjalan menuju motornya. Dadanya berdegup kencang sedari tadi. Sepertinya tuhan mengirimkan bidadari kepdanya malam ini.

"semoga kita bisa ketemu lagi ya , mbak."

***

HAHAHAHAHA LOKAL BANGET DONG ASTAGAA.

MAAFIN YA KALO BAHASA JAWANYA GA JELAS, AKU MASIH BELAJAR.

aku kangen Jogja ya gini.

Yaudah see you

Sugarhmhm.

imagine | Haikyuu!!Where stories live. Discover now