home:run

506 109 33
                                    

"Tsumu, kalo lo cuma mau mabuk jangan disini!" teriakan dari sang saudara kembar di abaikan oleh pemuda surai kuning yang masuk sibuk menegak minumannya dengan frustasi.

"Bentar lagi."

Osamu menatap datar sang kembaran. Sebenarnya ia juga merasa kasihan, tapi itu sudah seharusnya yang di terima sang saudara Atsumu. .

Semenjak kepergian perempuan tercintanya, pola kehidupan Atsumu berubah drastis. Yang awaknya ia sangat menomor satukan kesehatan tubuhnya, kini mengabaikan dan tidak jarang mabuk di kedai sang saudara. Benar benar, Osamu ingin menjitak kembarannya itu saking kesalnya.

"siapa suruh bukannya langsung jelasin, tapi malah milih jalan itu. Pergikan si [name]," ucap Osamu.

"bisa diam tidak? Gausah di ungkit lagi. Sakit hati," jawab Atsumu.

"yang seharusnya sakit hati ya, [name]. Kenapa jadi lu?"

Atsumu tidak menjawab. Ia menatap kembarannya dengan tatapan sayu dan kembali menenggelamkan kepala ke lipatan tangannya. Beruntung sudah malam larut, jadi hanya sedikit pelanggan yang ada di kedai milik Osamu.

"Gua harus gimana? [name] kayaknya bener bener benci gua, Sam," ucap Atsumu.

"lah emang, baru tau?"

"setan. ga guna curhat sama lo," ucap Atsumu mengumpati saudaranya.

"gua denger [name] dah balik, dia sekarang ad-" ucapan Osamu terpotong dengan gerakan Atsumu tiba tiba merampas jaketnya dan keluar dari kedai sedikit berlari, "jaketnya pinjem!"

Osamu menghela napas beratnya. Untung saja tempat tujuan Atsumu tidak jauh, jadi mungkin tidak akan ada berita pemuda yang sedikit mabuk pingsan di jalan karena patah hati.

---

Atsumu merutuki dirinya ketika sampai di gang rumah [name]. Mana mau [name] menemui dirinya sejak kajdian itu. Akun sosial medianya saja di blokir semua, apalagi jika ia berkata ingin bertemu. Bisa bisa kepalanya di penggal oleh sang Ayah dari gadis karena menganggu jam malam.

Kepalanya sedikit pusing karena kadar alkohol yang sempat masuk tadi. Seharusnya ia tidak mabuk di waktu sekarang. Ia memilih duduk di taman yang tak jauh dari posisinya sekarang.

Memejamkan diri menikmati terpaan angin malam di taman, Atsumu menikmati siraman dari cahaya lampu taman.

Tanpa di sadari, rintik hujan jatuh dengan deras membuatnya basah. Atsumu tidak peduli, ia terus merutuki dirinya sendiri. Entah rasanya ia bahkan tak bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Atsumu tolol," samar suara memasuki gendang telinganya. Payung yang berada diatasnya menutupi rintik hujan yang mengenai dirinya.

"Samu, pulang sana. Gua mau sendiri dulu," ucap Atsumu malas tanpa menengok sang lawan bicara.

"selain tolol ternyata juga budek," ucap suara itu lagi. Bukan. Itu bukan suara Osamu. Suaranya terdengar tidak asing. Ia memutar dirinya menghadap seseorang yang di belakangnya.

Mata sayunya membelak ketika melihat gadis yang menatapnya datar sambil memegang payung.

"..[name]??"

"bukan. Kuntilanak."

"tuhan. Segitu bencinya engkau kepada hamba hingga memberi cobaan seperti ini," ucap Atsumu.

"sumpah. Jelek banget lo," ucap [name] melihat penampilan Atsumu saat pertamakali bertemu semenjak 5 tahun lalu.

"balik sono! Udah tau hujan. Udah mana masuk ke taman orang sembarangan," ucapnya lagi.

Atsumu memerhatikan sekitar. Ia kembali merutuki dirinya sendiri setelah sadar kalau sekarang ia berada di taman milik keluarga [name].

'Alkohol anjing'. Batinnya.

"i'm so happy to meet you again. I'm sorry for what i've been done. I'm truly sorry. Please forgive me. Mungkin emang gatau diri, but i'm really sorry,"

"i can't live without you, [name]. Your my home,"

"would you forgive me?" Atsumu tahu tidak seharusnya mengucap begini. Tapi, ia hanya ingin di maafin walau tidak akan mungkin.

"ok."

"imma go now thank- wait what?!"

"i said ok. I'll forgive you."

"are you serious?! Like for real?!"

"yaudah kalau gamau. Sana pergi," ucap [name].

"b-but why tho?!"

"Cih. Itu cuma kesalah pahaman. Guanya aja yang lebay sampe pergi. Osamu selalu nyeritain lo selama 5 tahun ini. Jelek banget pola hidup lo," ucap [name] menjelaskan.

Atsumu diam tak bisa berkata kata. Entah ia ingin memukul saudaranya atau berterima kasih karena selalu bertukar kabar dengan |name].

"pantesan Samu tau kamu pulang!" ucap Atsumu.

Suasana diam. Hanya ada rintik hujan menemani mereka. Atsumu bangkit dari duduknya dan menghadao kepada [name].

"will u be my home again? Please?"

"emang kita ada pernah kata putus?"

Setelahnya pakaian [name] basah karena pelukan Atsumu yang pakaiannya basah kuyub.

[name] diam diam tersenyum dan membalas eratan di pelukan. Mau pergi kemanapun, Atsumu adalah rumahnya.

Begitu pula dengan Atsumu.

"GUSTI NDUK, LE! JANGAN HUJAN HUJANAN! NDANG MASUK!"

---

Aku balik hwhwhwhwhw

Aku lagi bucin atsumu mmf.

Sugarhmhm.

imagine | Haikyuu!!Where stories live. Discover now