malam salju.

920 148 73
                                    

Hallo :D

***

Malam ini salju pertama turun. Aku menghangatkan diri dengan selimutku serta berbaring di futon. Hanya menonton acara televisi yang setiap tahunnya di putar di hari natal, Home alone.

Sama sepertiku yang sedang sendirian di rumah. Ibu dan ayahku sudah tidak tinggal bersamaku. Aku sudah menyanggang nama keluarga lain. Alias sudah menikah.

Suamiku sepertinya akan berlembur malam ini. Baguslah dia tidak perlu repot repot kedinginan untuk menerjang hujan salju malam ini.

Dengan segelas teh matcha, dan juga mochi aku menyamankan diri di depan televisi. Sesekali terkekeh pelan karena menghibur.

Tanpa sadar, suara langkah kaki mendekati ruang televisi. Ku lihat disana, suamiku dengan pakaiannya yang lumayan basah berdiri di depan pintu ruang tamu. Bersedekap tangan, menatapku tajam.

"lho? Kamu tidak menginap saja dikantor?" tanyaku buru buru melilitkan selimutku supaya suhu tubuhnya hangat.

"di kantor penuh," jawabnya.

"aish, yasudah kamu bersihkan diri dulu. Aku siapkan air hangat sebentar," ucapku meninggalkannya menuju kamar mandi menyiapkan air hangat untuknya membersihkan diri.

Selesai menyiapkan, aku segera memanggilnya dan menyuruhnya untuk mandi. Menaruh selimut yang basah karena sempat dipakai tadi, dan mengambil yang baru dari lemari. Menyiapkan pakaian hangatnya serta makan malam untuknya.

Saat aku sedang menyiapkan makan malam, aku dikejutkan dengan tangan kekar yang memelukku dari belakang. Ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leherku.

"Rintarou, aku siapkan makananmu dulu," ucapku mencoba menyingkir dari pelukannya.

"aku ingin memakanmu saja."

"aneh aneh! Tidak!" ucapku sedikit dengan rona merah di wajahku. Jarang sekali Rintarou bermanja manja seperti ini. Biasanya hanya menatap datar dan berkata menusuk.

"kamu lanjut masak saja. Aku ingin begini dulu," ucapnya mempererat pelukannya. Aku pasrah dan melanjutkan kegiatan memasakku.

Setelah selesai, untung saja rasanya sama walau diganggu oleh Rintarou. Ia memakannya dengan lahap, terlihat jelas kalau ia sedari tadi belum mengisi perutnya.

"terimakasih atas makanannya." ucapnya.

Selesai membersihkan bekas piring kotornya, aku di tarik olehnya ke pangkuannya. Menonton televisi yang tadi sempat dianggurkan. Memelukku dengan erat seakan akan aku bisa tiba tiba hilang.

"tumben sekali? Ada masalah di kantor tadi?" tanyaku sembari mengelus pelan tangannya yang berada di perutku.

"tidak apa. Hanya rindu." jawabnya malas.

"yasudah." Kami lanjut menonton film yang tayang. Cukup serius karena film ini termasuk kesukaan kami.

Sepanjang film, Rintarou tidak henti hentinya mengecup puncak kepalaku atau pipiku. Entahlah hari ini ia manja sekali. Aku hanya membiarkan, ya walau aku susah susah menahan rona merah di wajahku.

Tiba tiba ia menarikku kedalam ciuman. Hanya kecupan awalnya. Tapi semakin lama semakin panas, ia menyiratkan rasa rindu di dalam ciuman ini. Lihat, dia seperti sangat rindu kepadaku.

Aku memukul dadanya pelan, mengisyaratkan untuk berhenti karena aku kehabisan nafas. Ia menyudahi ciuman itu, menatapku dengan tatapan yang aku tahu pasti ia ingin sesuatu.

"jangan disini." setelah berucap seperti itu, tubuhku di angkat dengan mudah olehnya, dan ia kembali menciumku. Kakinya berjalan ke kamar, ciuman itu terus berlanjut sampai kamar.

Ciuman itu turun keleher, sebisa mungkin aku menahan suaraku. Ku tatap matanya melirik tajam kearahku.

"jangan ditahan."

Malam itu, dia sebagai komposer dan aku sebagai penyanyi.

***

AAAAAAAAAA AKU TIDAK KUAT MELANJUTKAN ADEGANNYA. AAAAA AKU MALU BAY.

NANGIS, INI PERTAMA KALINYA. lovyu all.

Sugarhmhm.

imagine | Haikyuu!!Where stories live. Discover now