lara.

836 131 134
                                    

Izinkan aku mengingat.

Mengingat semua kenangan kita yang indah. Saat pertama kali aku bertemu denganmu, saat tautan tangan pertama kita, saat ucapan kata sayang pertama kita.

Kau pasti mengingat, saat pertama kita bertemu.

Saat itu aku berdiam diri di rooftop sekolah. Menikmati angin senja yang bertiup lumayan kencang. Kau datang berniat bolos dari eskulmu.

Saat itu kau dengan masker yang menutupi sebagian wajahmu dan hanya menyisakan matamu yang menatap tajam.

"sedang apa kau disini?" kalimat pertama yang kau ucapkan kepadaku.

"aku? Menikmati senja. Lihat," ucapku sembari menunjukkan langit yang berwarna orange, "lalu kau sedang apa disini?"

Kau menatap tajam kearahku dan menjawab, "membolos klub."

Aku ingat, sejak saat itu kita menjadi dekat. Walau kau sedikit terganggu karenaku, tapi kau tidak mencoba menyuruhku pergi.

Saat itu pula tautan tangan kita pertama kalinya salinf berpegangan. Saat aku yang ceroboh ini hampir saja tertabrak mobil jika saja kau tidak memegang tanganku.

"awas!" ucapmu saat itu sambil menarik tanganku. Aku terkejut dengan suaramu, dan beruntung aku selamat karenamu. Terima kasih.

Ketika aku mengunjungi pertandingan volimu karena suruhanmu. Aku semakin di buat kagum. Kau bermain dengan sangat hebat dan keren. Pada saat itu pula aku merasakan detak jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Aku menyukaimu saat itu juga.

Lalu, ketika kita sedang berbincang di rooftop. Aku terkejut dengan pengakuanmu tiba tiba. Kau berkata bahwa kau menyukaiku. Pipiku menjadi merah saat itu. Langit senja menjadi saksi ucapan sayang pertama kita.

Kau itu gila kebersihan. Tapi kau rela memelukku ketika aku kehujanan. Kau menarikku dalam pelukan hangat yang membuat aku nyaman dan tenang. Aku rindu rasa itu.

Puncaknya ketika kau mengatakan sesuatu yang membuat hatiku seketika menjadi hancur berkeping keping. Aku masih ingat jelas ucapanmu.

"ayo selesai. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini tanpa rasa." kau yang pertama kali mengaku kau mencintaiku, kau juga yang pertama kali mengaku bahwa rasa itu telah tiada.

Aku menangis sejadi jadinya sesampai dirumah. Rasanya begitu menyesakkan. Sangat.

Saat aku melihatmu dengan wanita lain dan bahagia dengannya. Sudut hatiku berteriak iri dan dadaku merasakan sesak yang amat sangat.

Sudah 8 tahun lamanya. Tapi, rasa ini masih ada. Konyol bukan? Aku bahkan tidak tahu harus seperti apa lagi.

Aku selalu mencoba menghapus tinta yang kau lukis di kanvasku. Tapi tidak pernah berhasil. Bahkan merobek semua bayangan yang selalu tampak di sukmaku. Hasilnya nihil.

Ego telah menghasutku, untuk selalu kembali padamu. Tapi aku tahu. Logika selalu berkata untukku menjauh. Toh, kamu sudah bahagia dengannya.

Secarik kertas undangan ini buktinya. Namamu tertera disana dengan nama perempuanmu.

Seseorang berkata kepadaku, "kenanglah dia secukupnya. Karena dia mengingatmu seperlunya."

Aku sudah salah terlalu mencintaimu.

Terimakasih, Sakusa Kiyoomi.
Sekarang bahagialah, pergi dan jadilah kenangan.

***

based on true story.

Aku stuck ke satu orang sejak smp kelas 1. Sampai sekarang aku masih berharap sama dia. Haha.

Tapi aku tahu diri wkkwk.

Kalau patah hati terbesar kalian apa?

Sugarhmhm.

imagine | Haikyuu!!Where stories live. Discover now