gadis ini [Suna Rintarou]

1.2K 169 76
                                    

Play the mulmed :))), selamat membaca.

***

Kehangatan tangan ini bahkan sekarang masih tetap mengumpulkan cinta
Jika kita memiliki ini, kita akan saling memahami segalanya
Aku pikir inilah yang aku butuhkan untuk terus hidup lagi

Ku genggam tangannya erat. Hangat. Satu kata yang mendeskripsikan hatiku sekarang. Walau Rintarou berwajah datar seperti itu aku menyukainya, sungguh. Kami sedang berada di taman, di musim gugur. Yang artinya sebentar lagi musim semi.

"[name]" panggilnya dan menghadap ke arahku.

"iya?" Aku menjawabnya sambil tersenyum. Di pipi tercetak rona merah samar yang membuatnya imut.

"ayo kita selesai."

Air mata menelesak turun menyusuri pipiku membuat kemacetan besar di ujung daguku
Nah, setelah ini aku tak butuh lagi air mata ini, Ah, aku rasa tak apa
aku membiarkannya mengalir sepenuhnya

Ah, aku mengingatnya lagi, kisah indah kita selama 5 bulan. Dari mulai dia mengajakku menonton pertandingannya pertama kali. Saat itu aku sungguh terkejut, tiba tiba saja Rintarou mendatangiku dan mengajakku menonton pertandingannya. Dengan wajahnya yang selalu datar tetapi tetap tampan, ia menghampiriku dan berkata ;

“kamu harus menonton pertandinganku besok, kalau tidak awas saja.” lebih tepatnya memaksa daripada mengajak.

Aku tertawa tapi tidak dengan air mata yang terus mengalir. Rasanya sakit. Dia tidak benar benar mencintaiku.

Kemana kau pergi? Hey, kemana kau pergi?
Jangan meninggalkanku, bodoh!
Tak mungkin aku akan baik-baik saja, kan?

Dia berkata 'selesai' dengan ekspresinya yang datar. Tidak ada kesedihan di matanya saat itu. Setelahnya pergi tanpa menunggu jawabanku. Padahal ia tahu aku benci seseorang yang pergi tanpa pamit, sebab Ayah juga begitu. Alu ku menggali memori lama saat di kantin sekolah.

"Rintarou, kalau ingin pergi pamit ya." ucapku kepadanya yang sedang menikmati onigiri.

"hmm."

"sebab, aku benci seseorang yang pergi tanpa pamit," lanjutku dengan senyuman.

Kembali ke alam sadar, dan aku mengerti. Ternyata Rintarou hanya menggunakanku sebagai bahan taruhannya dengan Miya bersaudara. Sialan.

Meski aku memang mengatakannya
Tapi tak mungkin aku baik-baik saja, kan
Siapa yang kau pikir mengatakan hal-hal bodoh

Kamu tahu, Rintarou? Sakit. Sakit sekali. Tapi aku berbohong pada teman temanku. Menyembunyikan sakit ini, dan mengatakan aku baik baik saja. Tidak! Kamu tahu? Setiap malam sejak kepergianmu aku selalu menangisimu. Padahal kisah kita hanya kisah yang singkat. Tapi kenapa sesakit ini? Beri aku jawaban, Rintarou.

Karena sudah cukup, segera beritahu aku
kalau ini hanya bercanda

Semenjak aku dan kamu menjadi kita, ternyata kamu banyak bercanda. Aku percaya ini hanya candaankan? Beritahu aku Rintarou. Aku benci dengan candaan ini. Sungguh. Aku ingin menangis lagi mengingatnya.

Seperti orang bodoh, semua janji kuanggap serius
Tersebar di ruangan ini
Bahkan tak ada tempat tersisa untukku melangkahkan kaki
Setiap menginjaknya, terasa sakit

Haha, benar. Kau selalu berjanji tidak akan meninggalkanku, akan selalu bersamaku hingga nanti. Selalu kau berucap janji. Tapi apa? Lucu sekali. Aku seperti orang bodoh yang memercayai janji janji busukmu itu, Rintarou.

Setiapku berjalan, terasa sakit. Seseorang tolong bantu aku.

Kau segalanya bagiku, kata itu sekarang hanya sebatas tren
Seperti saat apa? Mungkin kebetulan
Aku mengatakan aku merasa berdebar-debar,
Bahkan jika benar begitu pun
Aku tak peduli.

Aku ingat saat kami sedang berlibur di taman bermain, kamu sangat manis saat itu. Sering tersenyum membuat jantungku berdebar debar.

"kau segalanya bagiku," ucapmu seraya memegang tanganku menghadap sunset kala itu.

Haha, watashi wa hontou baka.

Aku bersumpah aku tak akan menjadi wanita sengsara, sengsara, sengsara
Tapi lihat aku sekarang aku telah cerah rupanya

Benar. Aku harus sudahi semua kesengsaraan ini. Tidak seharusnya aku menangisi pria brengsek sepertinya, yang memainkan wanita untuk bahan taruhan. Aku bersumpah tidak akan menjadi wanita sengsara lagi, dan lihat aku Rintarou. Aku bahagia.

Jika kita bertemu dan mengobrol lama
Ini pasti akan menyedihkan lagi kan
Jadi biarkan aku mengatakan satu hal terakhir dalam dua menit

Aku memutuskan untuk bertemu denganmu, mengeluarkan semua yang ingin aku ucapkan. Kamu terlihat tidak seperti biasanya. Sekisaran matamu menghitam, dan tubuhmu terlihat lebih lesu, Rintarou.

"Rintarou- ah maksudku Suna." panggilku. Kamu berbalik walau dari mata kamu terlihat terkejut tapi wajah datarmu mengatakan sebaliknya.

"aku hanya ingin berterimakasih pernah hadir di dalam kisahku, sungguh manis dulu. Kamu tetap tersenyum ya! Jangan memainkan wanita lagi, kasihan yang akan menjadi korban selanjutnya jika kamu tetap melakukan itu, hehe." ucapku dengan senyum. Dilihat dari raut wajah Rintarou aku  melihat ada rasa bersalah, sudah sepantasnya ia begitu.

Bahkan jika kau mengejarku sambil menangis, aku tak akan memaafkanmu
Aku harap suatu hari nanti kau terkena bencana agar menyesal

"[name] tunggu dulu!!" teriaknya mengejarku, aku mengabaikan teriakannya dan terus berlari. Beruntung aku sudah melepaskan sepatuku yang sedikit berat sehingga aku mudah berlari dari kejaran Rintarou.

Bukan jahat, tapi aku hanya ingin kamu menerima ksrmamu yang pantas. Tidak seharusnya ia memainkan wanita serendah ini. Sungguh aku benci dia, tapi aku juga sayang dia.

Sudah saatnya, aku akan pergi
Aku sudah mengumpulkan air mata untuk saat berikutnya

Berhenti di tempat, aku mengambil nafas sebentar. Kutengok ke arah kananku, terlihat Rintarou yang mendekat, aku menghela nafas dan menaiki besi itu. Kulihat lagi, mata Rintarou membola.

Dan detik selanjutnya, aku terjun dari besi itu menuju perairan dalam. Kedengar samar samar teriakan dari Rintarou. Aku pergi dulu Rintarou, selamat tinggal.

"TIDAK [NAME]!!!"

dan semua gelap.

***

...aku nangis aku kejam sudah membuat [name] died ☺👍.

Intinya jangan suic1de untuk masalah apapun ya👍

Hehehe, yang request Suna lunas ya!

Maaf kalo ga sesuai ekspetasi, aku hanya mencoba.

Untuk updatean selanjutnya, ditunggu ya!

See you.

Sugarhmhm

imagine | Haikyuu!!Where stories live. Discover now