sahabat, ceunah [Sakusa Kiyoomi]

1.8K 305 82
                                    

Hai! Don't forget to vote and comment!

***

Menjadi [name] harus memiliki stock kesabaran yang banyak. Karena apa? Karena ia bersahabat dengan Sakusa Kiyoomi si mulut pedas. satu satunya cara menghadapi Sakusa adalah dengan membalas ucapannya dan kamu ahli dalam itu.

Seperti biasa kalian berangkat sekolah bersama dengan berjalan kaki setelah menaiki bis. Sakusa yang sudah pasti dengan masker yang terus menempel di wajah bagian hidung hingga mulut dan kamu juga ikut ikut memakai karena Sakusa memaksa. padahal kamu tidak pernah nyaman memakainya.

"nanti gua ada latihan," kata Sakusa membuka percakapan

"udah tau," jawabmu, Sakusa hanya mengangguk dan kembali menjawab, "yaudah. Lo temenin gua nanti latihan."

"hah? Gua ada janji sama Jino nanti," ucapmu. Jino adalah teman sekelasmu dengan Sakusa. Sakusa tahu betul kalau Jino itu memiliki alasan yang selalu buruk untukmu. Tapi, kamu tidak tahu.

"ga [name]. Nanti gua kasih banana milk," larang Sakusa sambil menawarkan minuman kesukaanmu.

"5 kotak." mintamu

"ga."

"yaudah gua pergi sama Jino aja," katamu sambil menyilangkan tangan ke dada dan mulut cemberut.

"3 kotak," tawar Sakusa

"deal! Yeay baik banget sahabatku satu ini," kata kamu sambil bergelayutan di tangan Sakusa. Sakusa langsung menatapmu tajam tapi kamu mengabaikannya dan berpindah merangkul Sakusa yang jelaa jelas lebih tinggi darimu.

Alhasil Sakusalah yang merangkulmu menuju kelas. Selama di koridor sekolah banyak pasang mata yang melihatmu dengan Sakusa, tatapan kagum, benci, cinta, hingga datar semua dapat kamu rasakan.

***

"baik, kelas sampai disini dulu. Ada pertanyaan?"

"tidak bu!!"

"baik, ibu pergi ya selamat sore!" pelajaran terakhir resmi selesai saat sang guru keluar kelas, kamu yang sedari tadi tidak minat mengikuti pelajaran hanya menatap malas teman teman yang mulai berkemas entah untuk melaksanakan kegiatan klub ataupun pulang.

Tangan kamu sandarkan ke meja dengan kepala bertumpu diatasnya. Sasuka yang berada disampingmu menoleh dan menatap seakan akan berkata, "bisa ga si gausah akting sok kecapean?" kepadamu. Kamu cuma menatap Sakusa galak dan lanjut tidur.

"[name]! Nanti jadikan?" tiba tiba Jino datang ke mejamu dan menanyakan perihal janji kalian.

"[name] ada urusan sama gua, ayo," kata Sakusa menenteng tasmu dan menarikmu menuju ke gymnasium. Jino memandang Sakusa tidak suka dan segera pergi berlawan arah.

"emang kenapa si gua gaboleh pergi sama Jino?" tanyamu ke Sakusa. Sakusa hanya berdeham dan menggeleng kepala.

"berasa ngomong sama orang bisu," ucapmu lagi dan dibalas dengan jitakan dari Sakusa. Malas berdebat kamu hanya menatap garang kearahnya.

Sebelum ke gymnasium, kalian mampir ke mesin minuman untuk membeli beberapa minuman, seperti banana milk, minuman ion dan air mineral untuk latihan Sakusa. Tidak jauh dari mesin minuman tampaklah gymnasium yang terlihat sepi, sepertinya tidak ada kegiatan hari ini.

"kok sepi?" tanyamu kepada Sakusa.

"ya kan emang sepi. orang gada latihan," jawab Sakusa.

"hah? Tadi kata lo?"

"gua boong." Sakusa menjawab lagi dengan tampang datarnya. Kamu yang kesal memukul pelan lengan Sakusa.

"halah tau ah males sama lo, gua balik duluan." ucapmu sambil berjalan menjauhi Sakusa. Karena langkah Sakusa yang besar otomatis dengan mudah ia bisa menyamakan langkahmu sekarang menjadi bersejajar.

"gausah ngambek, tuh susu pisangnya," katanya sambil lempar susu pisang kearahmu. Untuk ketepatanmu berguna saat ini sehingga susu itu tidak pecah di jalan.

"yayaya. by the way, minggu depan lo tanding ya?" tanyamu memastikan

Sakusa mengangguk dan menjawab, "kalau gua menang gua minta hadiah dari lo."

"sialan, lo pasti menanglah. Mau apa emang?" ucapmu, kamu tahu sudah pasti Sakusa menang, apalagi dengan iming iming hadiah pasti lebih semangat.

"kuliah bareng gua nanti," kata Sakusa. Kamu hanya melongo dan menjawab, "lah itu mah kan emang begitu hukumnya. Disitu ada Sakusa disitu pula ada [name]."

"nyokap juga gaboleh gua jauh jauh dari lo," lanjutmu yang dibalas anggukan Sakusa.

"yaudah karena kuliah udah pasti bareng. Selesai pertandingan minggu depan, lo wajib jadi pacar gua," katanya, "ga nerima penolakan."

Kamu ngeblank beberapa saat, tidak menyangka dengan ucapan Sakusa. Memandang Sakusa sekali lagi menelisir jika ia berkata bohong tapi nihil tidak ada tanda tanda seperti itu.

"apaan dah?"

"ya itu. Lo paham pasti," kata Sakusa. "gua juga udah baca diary lo ga sengaja," lanjutnya.

Detik selanjutnya wajahmu berubah menjadi merah malu, di dalam diary itu semua curhatan perasaanmu terhadap Sakusa. Karena kecerbohanmu hingga Sakusa membacanya.

"lagian pada akhirnya kita juga bakal dijodohin sama orang tua," kata Sakusa.

"dih, lo terpaksa?" tanyamu agak tersinggung dengan perkataan Sakusa tadi.

"santai. Ga gua ga terpaksa, gua serius," jawab Sakusa.

"menangin dulu. Minggu depan lawannya berat kalau menang gua setuju, kalau kalah nunggu kuliah aja," katamu.

Sakusa tersenyum kecil dibalik maskernya sedangkan kamu yang berada dibelakang Sakusa sudah tersenyum tidak jelas saking bahagianya.

"yaudah, ayo balik." Sakusa langsung menarik tanganmu untuk menuju halte dan menaiki bis untuk ke sekolah.

Padahal kalian sampai sekarang belum pacaran tapi satu sekolah tau kalau kalian lebih dari sahabat.

***

Lemme introduce my husbu number 16462946, Sakusa Kiyoomi!!! Hahahaha.

Maaf ya author ini suka banget update malem malem.

Agak gak nyambung ya ceritanya, karena ngantuk tapi pengen update hahaha.

Oh iya yang udah mulai sekolah lagi fighting! Dan untuk yang lagi masa mpls juga fighting! god bless you!

See you in another chapter!!

Sugarhmhm

imagine | Haikyuu!!Where stories live. Discover now