weird. [Shirabu Kenjiro]

937 144 46
                                    


Sorakan sorakan itu terdengar amat jelas saat [name] menembakkan anak panah ke arah Shirabu yang ditangkis setelahnya menggunakan pedang besar miliknya. Pertarungan sudah berjalan selama 20 menit tetapi belum ada tanda tanda kemenangan dari mereka.

Nafas mereka memburu, tetapi tidak menghentikan pertarungan itu. [name] menyimpan panahannya dan mengambil pedang yang melekat di pinggangnya, berlari menghampiri Shirabu yang memasang kuda kuda melawan. Bunyi pedang yang berseteru nyaring itu tidak menghentikan sorakan sorakan yang menonton pertarungan itu.

"wah, tenagamu sudah mau habis?" ejek [name] yang merasakan tenaga Shirabu melemah

"jangan harap," jawab Shirabu kemudian kembali menyerang dengan tenaga penuh yang tentu saja di tangkis [name].

Peraturan dari pertarungan ini hanya dua, jika lawanmu terjatuh dan tak berdaya melawanmu lagi maka kamu di tandakan menang, dan juga dilarang membunuh satu sama lain.

Hingga saat Shirabu lengah, ia terhuyung kebelakang dan terjatuh. Segera [name] menahannya dengan mendudukkan diri di atas Shirabu, serta mengubah antingnya menjadi sepasang hand-gun.

Dengan senyum meremehkan [name] berucap, "tidak kusangka putra Dewa Ares selemah ini."

Shirabu berdecak dan membenrontak mengubah posisi, tapi tidak berhasil karena tenaganya berkurang di posisi seperti ini. Sorakan dari penonton semakin kencang saat hand gun milik [name] menyentuh dahi Shirabu. Dalam hitungan 3 hand gun itu akan melepaskan peluru dan bersarang di kepala Shirabu.

"Berhenti!" cegah Headmaster sebelum [name] menarik pelatuk hand gun miliknya.

"pemenang pertarungan ini, [name]," lanjut Headmaster sambil memukul lonceng 2 kali tanda pertandingan selesai.

[name] menyeringai puas diatas Shirabu, mengubah kembali hand gunnya dan bangkit dari tubuh Shirabu. Shirabu juga segera bangkit dan menyingkirkan debu yang menempel di baju zirahnnya.

"lihat? Kau terlalu lemah," ucap [name] menggoda Shirabu. Posisi mereka masih berhadapan, tentu dengan tatapan tajam dari masing masing.

Penonton bersorak kencang merayakan kemenangan [name], ada juga yang menghela napas kecewa karena Shirabu kalah.

Headmaster menghampiri mereka dan memberi penghargaan kepada [name]. Shirabu hanya terdiam dengan wajah masamnya, kalau ayahnya tahu dia kalah dari putri Athena, mungkin dia akan kena hukuman nanti.

Matahari sekarang tepat berada di atas kepala, sinarnya yang terik menyinari dunia. Penonton sudah banyak yang meninggalkan arena, hanya ada beberapa yang masih betah berdiam diri di tribun. Sama halnya dengan [name] dan Shirabu.

Shirabu menyingkir dari tengah arena menuju tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung. Mukanya tertekuk masam, masih kesal atas kekalahannya. Ia menyesal tidak melatih tenaganya kemarin.

Mendudukkan diri di bangku yang tersedia di pinggir arena, Shirabu memandang [name] yang tersenyum dengan Yachi dan kakak tingkatnya Kuroo tetsurou si ketua kawanan werewolf di daerah utara hingga selatan. Tunggu, mata Shirabu menajam saat Kuroo mengusap kepala [name]. Ada perasaan tidak suka yang hinggap di dadanya, merasa aneh. ia ingin sekali mematahkan tangan Kuroo sekarang juga. Tapi kenapa?

Shirabu memilih mengabaikan dan sesegera mungkin meninggalkan arena untuk ke kamarnya mengistirahatkan dirinya.

***

Semenjak kalah dari [name], Shirabu sangat malas untuk kemana mana. Ia cuma ingin beristirahat di kamarnya. Membuka laci nakas dan mengambil gelang milik [name] belum sempat ia kembalikan. Memandanginya terus hingga tak sadar seseorang memasuk kamarnya.

imagine | Haikyuu!!Where stories live. Discover now