0007

165 27 5
                                    

✺÷✺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✺÷✺

"ghx!"

seperti cegukan, atau kesulitan bernafas. dalam alam bawah sadarnya pun iliyas tampak kesakitan.

tangis piter yang masih mendekap erat iliyas pun terhenti, mencoba melihat adiknya dimana mata iliyas yang tertutup itu mengeluarkan cairan bening.

Hancur...

hati piter semakin nyeri, ulu hatinya serasa teriris. segera bangkit mengangkat iliyas berteriak memanggil dokter.

"Papa... Mama... Nana... dadi..."

Semuanya iliyas sebut kecuali piter. yang lebih tua tampak menggenggam jari-jari kecil adiknya. iliyas sudah sadar dengan mata yang sembab.

"Weyoooo......"

piter hanya dapat menunduk dimana air mata tak lagi terlihat. "Abang" mendengar panggilan lemah itu piter melihatnya.

"minta mereka untuk kembali"

Patah!

Kepala piter kembali tertunduk.

"Kenapa mereka semua jahaaaat!!" tangan kecilnya mengerat. tapi karena tangannya di genggam oleh piter, maka itu seperti meremat tangan kakaknya.

"Aku gamau sendiri, aku gamau sendiri,
Kenapa mereka ninggalin akuuuuu~" menarik tangan kasar tangannya hingga terlepas dari genggaman piter.

memukul kakaknya keras "AKU GAMAU SENDIRIIIII!!!! bawa mereka kembali abang~ iyas mau mereka kembali, iyas gamau SENDIRIIIII!!!!!! iyas mau mama, iyas mau papa, iyas mau nana, dadiiii"

walau pukulan iliyas terasa sangat sakit, piter hanya diam dengan tetap menunduk.

"HEAAAAAAAAAA!!!"

iliyas menjerit pilu, sangat sakit menembus telinga piter dimana adiknya menjerit tepat didekat telinganya.

tangan piter pun bergerak untuk mengusap punggung adiknya. dua tiga usapan, dagu iliyas bersandar di bahu kakaknya masih dengan tangisannya.

"Iyas takut, iyas takut sendirian abang~"

"hmm" piter hanya berdahem, lagipula apa yang bisa piter katakan sekarang?? dia juga sama hancurnya.

Bahkan jika boleh jujur,... piter pun juga takut. dibalik punggung adiknya itu matanya terpejam erat dimana cairan kembali menetes.

"kenapa mereka tega ninggalin kita??, papa sama mama ga sayang ya sama kita?? nana uda bosen sama iyas, dadi marah karena iliyas minta dadi kembali kesini??"

"Enggak, itu ga bener" suara piter akhirnya mengalun serak.

"Terus kenapa??? Terus kenapa mereka gamau hidup sama kita?? iyas janji akan jadi anak baik dan penurut, iyas ga akan minta apapun lagi.. iyas mau mereka balik abang~ ayo minta mereka balik!!"

ASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang