***Mempertahankan harga diri untuk hal yang benar bukanlah hal yang salah, tapi bagaimana bila 'kebenaran' itu sendiri bukanlah hal yang nyata?
***
Ada banyak hal yang Jennie pikirkan belakangan ini.
Selain pekerjaannya, Jennie memikirkan hubungannya yang semakin berjarak dengan Lisa.
Jennie akui, ia memang sudah bersikap kasar pada adik bungsunya itu belakangan ini. Tapi di satu sisi, Jennie merasa ia perlu melakukan semua itu demi kebaikan Lisa.
Jennie menghela nafas panjang, menyandarkan kepalanya pada setir mobil.
Saat ini ia berada di kampus si kembar. Entah apa yang ada dipikirannya hingga di jam makan siang ini Jennie justru mengendarai mobilnya kemari.
Padahal Jennie jelas belum siap untuk menelan harga dirinya dan memulai percakapan dengan Lisa.
Lagipula, Lisa bahkan tidak berinisiatif untuk menghubunginya. Jadi kenapa Jennie harus menjadi orang pertama yang memulai?
Lisa sendiri juga melakukan kesalahan, jadi sebagai yang lebih muda, Lisa seharusnya lebih dulu meminta maaf bukan?
Jennie berusaha meyakinkan dirinya dan menepis bisikan dari hati kecilnya yang merindukan Lisa.
Gadis bermata kucing itu memilih menarik sabuk pengamannya dan bersiap untuk pergi dari sana.
Namun gerakannya terhenti saat matanya bertemu dengan iris hazel yang sudah lama tidak dilihatnya.
Meskipun dibatasi dengan riben hitam di antara keduanya, Jennie tahu Lisa sedang menatap tepat ke arahnya.
Jennie merutuki dirinya. Tentu saja Lisa akan mengenali mobilnya, mengingat ini adalah mobil sport keluaran terbatas dan hanya ada beberapa di dunia.
Lisa berdiri tidak jauh di depan sana, dengan tas ransel yang tersampir di bahu kirinya.
Jennie tidak bisa mencegah matanya untuk beralih menatap tangan kanan Lisa yang sudah terbebas dari gipsnya beberapa hari yang lalu.
Namun kening Jennie sedikit berkerut saat Lisa terlihat memegang ponselnya dengan tangan kiri dan mengetikkan sesuatu di sana sedangkan tangan kanannya hanya diam di sisi tubuhnya.
Apa hanya kebetulan?
Jennie menunduk, memutus kontak mata mereka.
Ayolah. Dari semua orang yang bisa berjalan ke arah tempat parkir ini, kenapa Jennie harus bertemu dengan Lisa? Terlebih di saat area parkiran kampus ini tidak bisa dikatakan kecil.
Tok! Tok!
Jennie menghembuskan nafasnya saat mendengar ketukan pada kaca sampingnya.
Bahkan tanpa melihat sekalipun, tidak sulit untuk menebak siapa pelakunya bukan?
Jennie mendongak dan menoleh ke samping, bersiap untuk menurunkan kaca mobilnya.
Namun bibirnya seketika terbuka saat ia justru menemukan sosok lain di sampingnya.
Bukannya menemukan gadis berponi yang tadi bertatapan dengannya, Jennie justru menemukan gadis berambut blonde yang tersenyum menatapnya dari sisi luar mobil.
"Jennie unnie? Apa yang unnie lakukan di sini? Apa unnie menjemput kami?"
Jennie menoleh ke kiri, kanan, dan juga belakang Chaeyoung. Namun ia tidak menemukan keberadaan Lisa di manapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/361614177-288-k940354.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [On Going]
Fanfic*** Semuanya terlalu sempurna Terlalu sempurna hingga aku tidak menyadari bahwa kesempurnaan hanya sebuah ilusi sementara yang akan berakhir di satu titik. Aku hanya terlalu naif untuk mempercayai segalanya akan bertahan selamanya *** Start: 03 Febr...