Part 42

1K 149 14
                                    


***

The Thoughtless Anger

***

"Lisa-ya, ingat untuk---"

"Menunggu di kelas hingga kau datang menjemputku." Lisa melanjutkan ucapan Chaeyoung sambil memutar matanya malas.

Bagaimana tidak? Sejak selesai sarapan tadi dan bahkan hingga mengantarnya ke kelas, Chaeyoung tidak berhenti mengulang ucapannya.

Chaeyoung tersenyum menampilkan deretan giginya sebelum menepuk puncak kepala adiknya dengan bangga.

"Anak pintar. Eomma berpesan untuk menjagamu dengan ketat berhubung hari ini kau kembali ke kampus."

"Memangnya aku anak kecil?" Lisa melirik Chaeyoung sinis.

Gadis blonde itu terkekeh kecil melihat wajah masam adiknya. "Eoh, kau memang akan selalu menjadi anak kecil di mataku."

"Bila kau lupa, kita ini kembar. Kau hanya lebih tua sedikit dariku."

Chaeyoung kembali terkekeh. "Arasseo. Jangan marah-marah atau kau akan menyaingi Jennie unnie nantinya," ucapnya dengan intonasi menggoda, senang sekali membuat gadis berponi itu sebal.

Lisa mendengus malas menanggapi.

"Kalau begitu unnie pergi dulu, eoh? Jangan lupa untuk selalu mengabari unnie bila ada apa-apa."

Tidak menunggu jawaban Lisa, Chaeyoung mengecup pipi chubby nya sebelum berlalu menuju kelasnya sendiri.

Lisa hanya bisa menghela nafas melihat tingkahnya. Untung saja tidak banyak orang yang sedang berlalu-lalang dan menyaksikan mereka.

Bukannya apa, Lisa hanya sedikit malu.

Mengabaikan kejadian barusan, bukannya memasuki kelasnya, Lisa justru melangkah menjauh.

Sebenarnya, hari ini Lisa hanya memiliki satu kelas di pukul sepuluh hingga pukul satu siang nanti. Kelas paginya dibatalkan karena dosen yang mengajar sedang berhalangan.

Dan secara kebetulan, pagi ini Bambam memintanya untuk mengikuti rapat yang akan membahas event di Jeju nanti.

Sampai di ruangan berpintu kaca yang menjadi tujuannya, Lisa mengetuknya pelan.

Setelah mendengar sahutan kecil dari dalam, ia segera masuk dan menemukan sebuah meja panjang yang telah diisi oleh kurang lebih sepuluh orang lainnya.

Lisa melihat Seulgi di antara mereka. Gadis itu memberikan sebuah senyum singkat menyapa.

"Ah, kau sudah datang rupanya. Kemarilah, Lisa-ya."

Mengikuti arahan Bambam, Lisa pun ikut berdiri di samping pemuda itu.

"Semuanya, aku yakin sebagian besar dari kalian pasti sudah mengetahui siapa orang di sampingku ini. Dia Park Lisa, orang yang akan membantu kita di event nanti."

Bisikan heboh mulai memenuhi ruangan itu diikuti dengan tatapan terkejut mereka yang terarah pada si gadis berponi.

Lisa menampilkan senyumnya menatap mereka semua sebelum membungkuk kecil. "Park Lisa imnida. Mohon kerjasamanya."

"Apa kau serius Bambam-ah?!"

Salah satu gadis yang berada di sebelah kiri bertanya dengan heboh.

Lisa merasa sedikit aneh. Kenapa gadis itu terdengar sangat senang dan bersemangat?

"Eoh. Orangnya bahkan sudah ada di sini bukan?"

Ephemeral [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang