اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ♡
Jangan lupa vote sama komentarnya yaa!
Happy reading
***
Aku masih diam di kelas di saat sebagian siswa di kelas XI-IPS-1 sudah berlarian keluar kelas. Entah kenapa tiba-tiba aku merasakan sakit di bagian perut. Untuk berdiri saja aku terasa sulit. Karena jika aku bergerak sedikit, perutku pasti akan sakit.
"Duhh, malah sakit segala lagi," keluhku sambil memegang perut.
"Kakak kenapa?" ujar Alif yang sedari tadi memperhatikanku. Cowok itu memilih untuk diam di kelas karena sudah menitipkan jajanan pada Kenan.
"Perut aku sakit, Lif,"
"Sakit maag kah?"
Aku menggeleng.
"Sembelit?"
Aku menggeleng lagi. Sakit ini semakin terasa dan ingin sekali aku menangis di sana. Tapi masa harus di kelas? Yang ada di kelas laki-laki semua, karena para cewek sudah ngacir ke kantin.
"Alif, tolong panggilin Kak Nadia sama Indah ke sini. Bisa kan?"
"Oh, oke oke. Kakak tunggu sebentar." Alif langsung berlari karena ia cemas dengan keadaanku.
Saat melewati kelas XI-Agama, Alif tak sengaja bertabrakan dengan Arfan yang keluar dari kelas bersama Harun.
"Aduh, afwan. Aku gak sengaja." Alif menangkup kedua tangannya.
"Kamu kenapa? Panik gitu keliatannya?" tanya Harun.
"Itu Kak Senja sakit. Dia gak kuat jalan katanya. Kalau gerak dikit perutnya sakit. Aku mau ke bawah manggilin Kak Nadia sama Kak Indah. Soalnya di kelas cuma ada cowok. Gak mungkin juga kalau mereka yang bantu Kak Senja jalan," jelas Alif.
"Terus dia di mana?" Harun kembali bertanya.
"Ada di kelas aku. Dia lagi -- "
"Ayo, Fan! Kita samperin!" Harun memotong ucapan Alif dan segera menarik tangan Arfan menuju ke kelas XI-IPS-1.
"Kak!" Suara Harun membuat beberapa orang yang diam di kelas terkejut. Termasuk aku sendiri.
Harun menghampiriku yang masih duduk di meja guru. "Kakak sakit apa? Kalau sakit kenapa ke sekolah coba?"
"Kok malah kamu yang sewot, Run?" seloroh Arfan.
"Aku ... aww!" Belum sempat aku menjawab, perutku kembali terasa sakit.
"Eh, eh. Kenapa, Kak?" Harun langsung panik.
"Aku lagi emmm ... "
"Kenapa?" Harun semakin kepo.
"Ini masalah cewek, Run,"
"Sakit karena datang bulan ya?" tebak Arfan.
Aku mengangguk pelan.
"Telat datang bulan apa gimana, Kak? Biasanya kalau sakit pas datang bulan itu, karena telat atau baru hari pertama," tutur Arfan.
"Tau bener masalah begituan, Fan," komentar Harun.
"Taulahh. Kakakku cewek kalau kamu lupa. Kalau dia datang bulan, aku yang suka bantu dia,"
"Bantu apa?" Pikiran Harun malah melayang kemana-mana.
"Bantu beliin obat. Emang kamu kira aku bantuin apa emang?" tanya Arfan menyelidik.
"Santai aja kali, Fan. Emang obat buat nyeri datang bulan apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu
Teen Fiction⚠️Wajib follow sebelum baca ⚠️ Jangan lupa tinggalkan jejak, minimal vote *** "Senja selalu membuatku terus menyukainya. Karena dia selalu memberiku kehangatan dan ketenangan di saat dunia memberiku banyak masalah." -Harun. "Jika aku bukan senja yan...