Hallo! Masih setia dengan cerita ini?
Part ini masih menceritakan kehidupan di pesantren.
Selamat membaca.
.
.
.***
"Andre!" Suara perempuan yang memanggilnya membuat Andre mengalihkan pandangan.
"Astagfirullah. Hey, kamu ngapain ke sini?" Andre cukup terkejut saat melihat santriwati di hadapannya.
"Mau belanja. Nih!" Gadis itu menyerahkan keranjang berisi makanan dan keperluan lainnya.
"Kamu sih terlalu fokus ngehafal jadi gak nyadar kalau kita ke sini," sahut teman gadis itu.
"Ya, aku kira santri putra yang dateng." Andre segera menghitung belanjaan milik gadis itu. Kebetulan sejak tadi, Andre yang berjaga di kasir minimarket pesantren. Sementara Ajun dan Hilman sedang di belakang, lebih tepatnya di tempat penyimpanan barang.
"Nih, totalnya 95.000." Cowok dengan kemeja hitam itu memberikan kresek belanjaan kepada dua santriwati yang datang ke minimarket.
"Kamu baru dijenguk ya?" tebak Andre.
Gadis itu mengangguk. "Ibu juga nanyain, tapi aku bilang kamu pasti sibuk. Jadi titip salam aja deh. Oh iya, sama ini juga." Dia memberikan plastik hitam berisi nasi serta lauk pauknya.
"Masya Allah, alhamdulillah. Syukran, ya." Dengan senang hati Andre menerima pemberian gadis itu.
"Harun di mana?"
"Di asrama mungkin. Seharian ini aku gak liat dia," jawab Andre santai.
"Dasar adik kakak kok gak pernah akur." Gadis itu meledek.
"Bukan gitu, Jamilah. Si Harun aja yang suka menghindar,"
Gadis itu tampak salah tingkah saat Andre menyebut kata 'jamilah'. Dalam bahasa Arab itu artinya cantik. Nama gadis itu bukan jamilah, melainkan Syaila dan temannya bernama Marwah.
"Aduhh malah bucin. Serasa jadi nyamuk deh gue," keluh Marwah.
"Eh, apaan sih? Ayo balik ah, ntar di kira aku sengaja nemuin Andre lagi." Syaila langsung menarik lengan temannya.
"Ya udah iya, gak usah narik-narik juga kali. Kita duluan ya, Dre. Assalamu'alaikum." Dua gadis itu berlajan meninggalkan minimarket pesantren.
Sepeninggal santriwati yang bisa di bilang orang spesial di hati Andre, tapi hanya satu yaitu Syaila. Minimarket pesantren kini didatangi oleh beberapa santri putra. Ada yang hanya membeli cemilan dan ada juga yang belanja keperluan sehari-hari.
Tanpa sengaja Andre mendengar ucapan beberapa santri yang membicarakan Harun. Yang ia tangkap, Harun diberi parfum oleh seseorang. Andre menjadi penasaran, siapa orang yang memberi parfum kepada adiknya? Mungkinkah santriwati di sini atau teman sekolahnya yang dari luar pesantren? Selama ini Harun tak pernah bercerita jika dia sedang dekat dengan perempuan.
"Kira-kira Harun lagi deket sama siapa ya?" pikir Andre.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu
Novela Juvenil⚠️Wajib follow sebelum baca ⚠️ Jangan lupa tinggalkan jejak, minimal vote *** "Senja selalu membuatku terus menyukainya. Karena dia selalu memberiku kehangatan dan ketenangan di saat dunia memberiku banyak masalah." -Harun. "Jika aku bukan senja yan...