5. TANGAN NAKAL

693 53 20
                                    

Selama aku bersamanya, jangan pernah bermimpi bisa menyentuhnya

Tak terasa sudah satu bulan lebih Rakhasya menemani hari-hari Mala. Sejauh itu, hampir setiap hari gadis itu selalu di buat uring-uringan karena kebiasaannya yang unik. Juga kepolosannya yang membuat Mala kesal. Namun, justru Mala terlihat lebih ceria dan bahagia.

Mulai dari pembicaraan yang kadang tak nyambung, Rakhasya yang sering tak mengerti apa yang disampaikan Mala. Juga Rakhasya yang terkadang terlalu baik pada orang sekitar. Sehingga banyak gadis-gadis di lokasi shooting yang suka memanfaatkannya. Membuat Mala kesal dan terkesan menampakkan kecemburuan.

Seperti hari ini, saat Rakhasya menemani Mala yang mulai memasuki hari pertamanya shooting sinetron stripping. Lelaki itu lagi-lagi membuat Mala kesal. Pasalnya, akibat menolong lawan main Mala, ia bahkan sampai mengabaikan gadis itu.

Beberapa kali Mala mencebik kesal, bahkan makan siang di tangannya hanya ia aduk-aduk. Menunggu Rakhasya yang tengah mengantar salah satu pemain mencari camilan kembali di mobil.

Dari kejauhan Mala melihat Rakhasya tengah membantu rekan artis perempuan yang tengah berjalan sedikit terseok lalu membantunya duduk. Posisi Rakhasya yang merangkul si gadis dapat dilihat jelas oleh Mala dari dalam mobilnya.

"Pinter bener, pamit antar cari cemilan, terus pulang-pulang kayak gitu."

Setelah melihat Rakhasya mendekat, Mala pun membuka pintu mobilnya.

"Bisa nggak sih, nggak usah deket-deket sama temen-temen Gue." Protes Mala saat Rakhasya baru sampai.

"Aku cuma bantu mereka kok, La." Rakhasya menjawab santai meski dapat menangkap kekesalan di raut majikannya itu. Ia tak sadar telah melakukan kesalahan.

"Bantu-bantu. Lo di pegang-pegang juga mau." Mala mulai emosi.

"Lha mosok kalau nuntun nggak pegangan. Ya sama saja bohong, La."

"Berisik Lo petasan betawi."

"Loh, aku lahirnya di Malang, La. Disana adanya mercon koran pakai bubuk batrey." Dengan wajah tanpa dosa nya Rakhasya menjawab.

"Kak Mala, dipanggil wardrop sebentar lagi take katanya ganti kostum." Lianna mendekati Mala.

Rakhasya melirik makanan Mala yang masih utuh di jok mobil. "La, kamu belum makan?" tanya nya khawatir.

"Nggak penting." Mala hendak melenggang pergi namun, Rakhasya meraih pergelangannya.

"Enggak, nanti ibu marah kalau kamu telat makan."

Mala menghempaskan cekalan Rakhasya tanpa berniat menyahuti perkataan lelaki itu. Ngeloyor pergi setelah menggamit lengan Lianna, meninggalkan Rakhasya yang hanya bisa mengembuskan napas berat.

Gadis itu sepertinya benar-benar kesal. "Gampang sekali berubah sikapnya."

Rakhasya memutuskan pergi sebentar mencari sesuatu untuk menaikkan mood Mala. Seperti apa yang pernah dikatakan Alisia.

Dengan meminjam motor kru Rakhasya pergi meninggalkan lokasi yang ada di dekat danau itu.

"Ke mana lagi dia." Batin Mala saat hendak menuju tepian danau yang akan di gunakan sebagai tempat pengambilan gambar.

DEAR RAKHASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang