"Do--ni."
Mala melangkah mundur saat bertemu pandang dengan lelaki muda yang duduk di depannya memakai baju tahanan.
Lelaki itu tersenyum simpul, mengangguk samar dan mempersilakan Mala untuk duduk.
"Kamu mengenalnya, Sayang?" Panji yang tengah mendampingi Mala sedikit terkejut saat mendengar putrinya menyebut nama lelaki itu.
Mala menggeleng cepat, tapi air matanya luruh saat lelaki itu beranjak menghampirinya dan berlutut meminta maaf.
"Pelaku tabrak lari atas putra anda sudah ditemukan oleh pihak kami, Tuan. Semua barang bukti dan juga saksi telah kami temukan. Sekarang, pelaku ada di kantor polisi."
Ingatan Mala akan penjelasan singkat anggota kepolisian yang datang ke rumahnya beberapa jam lalu membayang.
"Jadi Lo yang udah nabrak calon suami Gue?" Lirih, tapi tatapan dingin Mala membuat Doni seketika menunduk.
"Maafin Gue, Mal. Gue lakuin ini untuk membuat orang yang Gue cintai nggak dalam bahaya."
Mala semakin terkejut kala mendengar jawaban Doni, bagaimana mungkin ada orang yang begitu bodoh melakukan kejahatan demi cinta.
Mala merunduk, mencengkeram erat bahu Doni lalu membantu lelaki itu berdiri.
"Katakan sama Gue siapa dalangnya, Don?"
Doni tersenyum tipis, "dalangnya Gue, Mal."
"Jawab Gue siapa dalangnya, Doni?!" Suara Mala naik sembari menjambak krah baju Doni.
"Lo tahu, gara-gara perbuatan kalian, Rakha Gue dalam bahaya, dia sampai harus cidera, kalau kalian ngincer Gue, datang ke Gue asal jangan sakitin orang yang Gue cintai!"
Teriakan Mala yang beriringan dengan jatuhnya air mata gadis itu, membuat rasa bersalah di hati Doni semakin besar.
"Gue terpaksa lakuin ini, Mal. Gue cuma pengen dia sadar kalau laki-laki yang dia incar itu hanya mencintai Lo."
"Apa Lo bilang? Tujuan utama dia berarti buat lenyapin Gue? Biar dia bisa memiliki Rakha?"
Doni mengangguk, "please, Mal. Bantu Gue buat dia sadar."
"Dia siapa, Don?"
"I--Ilyana." Mala melepas cengkeramannya atas Doni lalu melangkah mundur.
"Malam itu--"
Flash Back On
"Enggak, Gue nggak bisa biarin laki-laki itu tetap di sana, dia bisa mati kalau ketemu binatang buas."
Doni menyambar jaketnya lalu keluar dari kamar hotel. Bukan meyusul Ilyana, melainkan kembali ke tempat di mana Ilyana membuang Rakhasya.
Hujan deras tak menyurutkan niat dalam hati kecil Doni, ia menyesal karena bagaimana pun apa yang di alami Rakhasya adalah hasil ulah nya.
Petir menyambar beberapa kali, bahkan yang terakhir terasa seperti memekakkan telinga.
Doni lekas turun dari mobil dan berlari menghampiri Rakhasya yang masih tergeletak di pinggiran jurang.
"Kamu benar-benar keterlaluan, Ilyana."
"Hei, bangun." Rakhasya membuka matanya perlahan saat tepukan Doni di pipinya serta tetesan air hujan yang mengenai wajah tampannya berusaha membuatnya sadar.
"Tolong--saya." Kalimat terakhir Rakhasya sebelum hilang kesadaran.
Dengan susah payah, Doni mengangkat Rakhasya dan membawanya menuju mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR RAKHASYA
RomanceKatakan padaku bagaimana caranya meraihmu di posisi terendahku saat ini. katakan padaku bagaimana cara menunjukkan pada dunia bahwa aku ingin memilikimu meski aku tahu aku tak sebanding denganmu. Rakhasya Bhumi Ghantara Bukan aku yang memilihmu, tap...