Para TIM SAR tak mengenal waktu untuk mencari keberadaan Rakhasya. Dibantu para anggota kepolisian yang mengusut tentang pelaku dan mencari informasi perihal kronologi yang tanpa saksi itu juga sedikit sulit.
Beberapa kali Panji beserta Pak Beni menjenguk Yusman dan Akbar untuk memastikan kalau mereka tak ikut terlibat dalam insiden ini.
Sementara Mala, gadis itu semakin berantakan di 2 hari pencarian Rakhasya. Ini bukan sekali ia alami, karena sebelumnya Rakhasya juga pernah hilang atas perbuatan Ilyana beberapa waktu lalu.
Tapi untuk kali ini, ia dan keluarganya bahkan bingung siapa pelaku sebenarnya, karena Ilyana telah berada di penjara.
Ceklek!
Mala yang hampir tertidur kembali membuka matanya saat mendengar pintu terbuka.
"Rien. Bagaimana kabar hari ini?" Mala beranjak duduk dengan antusias melihat kedatangan sahabatnya.
Arienta tersenyum masam, mendekati sahabatnya yang terlihat berantakan itu.
"Sabar, Mal. Kita harus percaya kalau Rasya baik-baik saja."
Senyum di bibir Mala luntur mendengar jawaban sahabatnya yang sedari kemarin tetap sama.
***
Seorang wanita tua mengangkat handuk kecil basah yang ia tempelkan di kening seorang lelaki muda. Mencelupkan nya ke air dingin sebelum kemudian menempelkannya kembali.
"Kasihan sekali kamu, Nak. Sadarlah, keluargamu pasti mencari."
"Bu, Ibu." Suara lelaki yang merupakan suaminya itu membuat si ibu meninggalkan lelaki yang tengah di rawatnya.
"Bu, Bapak sudah menemukan keluarga anak itu." Melihat sang suami yang antusias, ibu itu pun membantu meletakkan karung yang dibawa suaminya memulung barang bekas.
"Yang benar, Pak. Orang mana? Siapa dia?"
"Ternyata dia ini calon mantu Pak Panji Dharma Wijaya."
"Pak Panji yang kaya raya itu, Pak? Yang anak nya artis?"
"Iya, Bu. Yang anaknya suka main sinetron."
"Ya Allah, berarti ini calon suami gadis itu, Pak." Si Ibu berkaca-kaca.
"Iya, Bu. Tapi, sebaiknya jangan banyak bicara atau memberi tahu siapa pun perihal keberadaan anak ini. Biarkan Bapak yang datang ke rumah Pak Panji. Bapak takut, kalau banyak orang jahat yang mau mencelakainya, Bu. Karena, malam itu kan dia sengaja di lempar ke sungai sama orang-orang itu."
"Bapak benar, lalu apa yang akan Bapak lakukan sekarang?"
"Bapak akan ke rumah Pak Panji sekarang, Bu. Kamu rawat anak ini dulu. Jaga jangan sampai ada yang tahu keberadaannya di sini."
"Baik, Pak. Hati-hati."
Hari mulai sore, Pak Tarji, seseorang yang telah menolong Rakhasya berangkat menuju rumah Panji untuk memberitahukan keberadaan sang calon menantu. Berbekal alamat yang ia dapatkan dari sebuah surat kabar, Pak Tarji membulatkan tekad datang ke rumah yang jaraknya memakan hampir 1 jam perjalanan dari rumah nya.
***
"Bapak kalau nggak punya uang ya jangan sok-sok an naik ojek. Mahal!" Bentak tukang ojek pada seorang bapak tua.
Dari kejauhan, Mbak Ira yang baru saja pulang dari berbelanja melihat bapak tua yang tak lain adalah Pak Tarji.
"Ada apa ini, Pak?" Mbak Ira yang merasa keributan telah terjadi di depan kediaman majikannya pun menengahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR RAKHASYA
RomanceKatakan padaku bagaimana caranya meraihmu di posisi terendahku saat ini. katakan padaku bagaimana cara menunjukkan pada dunia bahwa aku ingin memilikimu meski aku tahu aku tak sebanding denganmu. Rakhasya Bhumi Ghantara Bukan aku yang memilihmu, tap...