41. RENCANA GAGAL

561 68 39
                                    

Tepuk tangan riuh menggema memenuhi rumah Mala saat MC acara memanggil nama gadis itu, para tamu undangan menunggu kedatangannya karena acara akan segera di mulai.

"Rien, bisa kamu susul Mala?"

Arienta mengangguk mendengar titah Alisia. Gadis cantik berbalut dress press body berwarna biru muda itu berjalan anggun menaiki anak tangga untuk menjemput sang sahabat yang akan segera melangsungkan acara tukar cincin.

Ceklek!

"Mal, kok nggak turun-turun sih?" Arienta melongok ke dalam kamar Mala yang sepi. Terdapat beberapa peralatan make up yang jatuh di lantai. Netra Arienta membola melihat nya.

"Ya Allah, Mala." Arienta membuka lebar pintu kamar.

***

Ilyana tersenyum puas usai menutup sambungan teleponnya, keyakinan akan sebuah kemenangan karena telah berhasil membuat Mala menghilang dari acara membuatnya besar kepala.

"Kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa, Fatmala Zitrya. Karena jika aku tidak bisa mendapatkan Rakhasya, maka kau pun tidak juga."

Dari anak tangga teratas, Arienta menuntun Mala dan membantu gadis itu untuk berjalan turun. Di anak tangga terakhir, Rakhasya menunggu dengan senyum manisnya, terlebih saat melihat sang kekasih yang begitu anggun mencoba mengalihkan pandangan.

Bukan karena tak suka, tapi Mala melakukannya karena gugup melihat Rakhasya yang terus memandangnya intens.

Netra Ilyana membulat sempurna melihat Mala menyambut uluran tangan Rakhasya. Tangga yang di hias indah semakin menambah manisnya pertemuan dua sejoli itu di altar.

"Tidak mungkin." Tangannya mengepal erat melihat pemandangan manis itu.

"La, kamu cantik banget," bisik Rakhasya sembari menyelipkan usapan lembut di pipi gadisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"La, kamu cantik banget," bisik Rakhasya sembari menyelipkan usapan lembut di pipi gadisnya.

"Rakha, nggak usah mulai." Mala mencoba tetap tenang meskipun jantungnya terasa seperti tengah lomba lari. Perlahan ia melingkarkan tangan di lengan Rakhasya.

Flash kamera tak hentinya menyala sejak Mala turun, beberapa kali Rakhasya mencoba menyesuaikan pandangannya karena terlalu sering terkena kilatan cahaya putih terang itu lalu sedikit memalingkan wajah dengan memandang Mala.

Ilyana berjalan cepat hendak pergi meninggalkan pesta, tapi pandangannya bertumpu pada seseorang yang berdiri di lantai atas dengan senyuman miringnya.

"Do--ni."

Doni menatap nya dengan senyum penuh kemenangan, seakan menegaskan bahwa dirinya bukanlah lawan yang seimbang untuk Mala.

"Siall!! Kenapa dia bisa bebas." Ilyana memalingkan wajah beralih memandang pada Rakhasya dan Fatmala yang tengah berpose memberi ruang untuk para wartawan mengabadikan moment bahagia mereka.

DEAR RAKHASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang