45. UNTUK CINTA

977 83 71
                                    

"Ananda Rakhasya Bhumi Ghantara bin Permana Dewa Ghantara, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan ananda Fatmala Zitrya binti Panji Dharma Wijaya dengan mas kawin cincin emas seberat 3 gram serta uang sebesar 1 juta rupiah di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Fatmala Zitrya binti Panji Dharma Wijaya dengan mas kawin tersebut tunai." Hanya dengan satu tarikan napas, Rakhasya berhasil mengucapkan ijab qabul di depan penghulu serta keluarga terdekat Mala.

Gadis dengan polesan make up natural serta kebaya putihnya itu menoleh pada Rakhasya, menjabat tangannya kemudian mencium khidmad sebagai tanda bakti seorang istri.

Pun Rakhasya yang dengan penuh cinta, mendaratkan kecupan dalam di kening Mala sebagai pertanda dimulainya tanggung jawab dia sebagai seorang suami.

Alisia, Panji, beserta Endang dan Pak Beni menangis bahagia menyaksikan prosesi singkat tapi mendebarkan bagi mempelai itu.

Pernikahan mereka hanya di lakukan secara sederhana karena kondisi Mala yang belum sepenuhnya pulih. Bahkan untuk acara resepsi mereka pun terpaksa ditunda untuk kurun waktu yang cukup lama.

***

Rakhasya dengan telaten mendorong kursi roda Mala memasuki rumah pribadi mereka. Terlukis senyuman bahagia di bibir keduanya karena apa yang menjadi impian mereka kini sudah tercapai.

"Sayang, boleh aku tutup mata kamu sebentar?"

"Hmm, buat apa?" Mala mendongak menatap Rakhasya yang berdiri di belakangnya.

"Ada sesuatu pokoknya."

"Kok aku penasaran."

"Boleh ya?"

Mala mengangguk pasrah, membiarkan Rakhasya menutup kedua matanya dengan kain yang entah lelaki itu dapatkan dari mana.

Syutt!

Tubuh mungil Mala telah berpindah dari kursi roda ke dalam bopongan suaminya, Rakhasya.

"Rakha, mau ke mana?" Mala memekiknpelan karena terkejut.

"Tunggu nanti ya."

Rakhasya membawanya menuju kamar mereka, kamar yang telah di design indah itu pasti akan menjadi kejutan tersendiri bagi sang istri.

"Udah boleh di buka?" Tanya Mala tak sabar.

"Sini aku bantu," ujar Rakhasya setelah mendudukkan Mala di bed.

Terlepas dari kain yang menutup netranya, Mala terkejut karena keadaan kamar mereka ternyata begitu gelap.

"Sayang, kok gelap?"

Rakhasya meraih Mala ke pelukannya, menekan sebuah remote control yang telah ia ambil sebelum masuk kamar.

Perlahan, cahaya yang remang mulai beralih terang. Mala menatap sekeliling, membekap mulutnya sendiri karena dibuat takjub oleh perubahan suasana kamar mereka yang tampak begitu indah setelah lampu menyala. Terlebih, perubahan plafon yang menampakkan bintang-bintang tiga dimensi semakin menambah indahnya kamar tidur yang akan mulai mereka huni bersama sejak hari ini.

 Terlebih, perubahan plafon yang menampakkan bintang-bintang tiga dimensi semakin menambah indahnya kamar tidur yang akan mulai mereka huni bersama sejak hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEAR RAKHASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang