7. KAMU KENAPA?

749 47 46
                                    

Mengalah demi membuat seseorang bahagia bukanlah hal yang mudah.

Siang terasa terik, terlebih langit yang cerah mendukung suasana dan semangat mentari menyinari bumi. Mala yang baru saja berganti pakaian hendak berangkat ke lokasi shooting pun terpaksa mengganti bajunya dengan kaos santai lengan pendek serta jeans panjang biru navy kesayangannya.

Tubuh rampingnya semakin terlihat dengan style santai itu. Rambut panjangnya yang basah tergerai bebas.

Suasana rumah hari ini memang sepi, hanya meninggalkan Mbak Ira yang masih sibuk membersihkan debu-debu di gucci kesayangan Alisia.

"Mbak, Rakha udah di depan belum?"

"Sudah, Non. Sudah menunggu dari ba'da Dzuhur tadi," jawab Mbak Ira.

"Ya sudah, nanti kalau mama pulang, tolong bilang aku pulang agak malam."

"Baik, Non. Mari saya bawakan tas nya," tawar Mbak Ira.

"Nggak usah, Mbak lanjut aja kerjaan Mbak. Aku berangkat dulu."

"Baik, Non hati-hati."

Mala menutup pitu utama perlahan, memperhatikan Rakhasya yang diam bersedekap menyandarkan diri di kap mobil.

"Rakha," panggilnya.

Rakhasya menoleh cepat, menundukkan kepalanya kemudian berlalu membukakan pintu mobil.

"Lo udah sarapan, Rakh?"

"Sudah, Non." Mendengar jawaban Rakhasya, Mala mengangkat sebelah alisnya.

"Non?"

Rakhasya semakin menunduk tatkala Mala berjalan mendekat.

"Silakan, Non." Rakhasya mempersilakan Mala memasuki mobil. Mengambil alih barang bawaannya lalu meletakkan di jok belakang.

"Lo kenapa, Rakha?"

"Tidak apa, Non."

"Kamu kenapa sih, Rakha? Bukannya selama ini kita sudah enjoy seperti teman."

Hati Mala terasa sakit melihat Rakhasya yang berbicara tak seperti biasanya. Ah sudahlah, mungkin ia sedang bercanda. Pikir Mala. Gadis itu mengambil posisi duduk di samping Rakhasya. Sedikit melirik pada lelaki yang biasanya berceloteh panjang itu kini terdiam. Memandang lurus ke depan, seakan-akan ingin ia tahu bahwa lelaki itu fokus dengan kemudinya.

***

"Kak Mala, syukur kakak sudah datang. Ayo lekas ganti kostum. Ada perubahan scene karena Kak Akbar tidak bisa masuk." Lianna mencegat Mala yang baru saja turun dari mobil.

"Hah?! Kenapa nggak ada kabar sih?"

"Sudah ayo, Kak. Sudah ditunggu Mbak Rena."

Rakhasya menatap dari jauh Mala yang berjalan tergesa dengan Lianna. Gadis itu sesekali menoleh padanya, meski pada akhirnya sekali lagi ia abaikan.

"Maafin aku, La. Aku hanya mau kamu tidak larut dalam pertemanan kita. Aku harus belajar sadar diri, hanya untuk nama baikmu."

Tak lama, Mala keluar dengan dress putih menutup mata kaki, dengan bahu terbuka serta belahan dada rendah.

Netra Rakhasya membulat melihat itu. Tapi, tak mungkin ia mendekati Mala karena sesaat lagi gadis itu harus take.

DEAR RAKHASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang