12. SEBUAH ANCAMAN

607 49 16
                                    

Bukan tidak mungkin seseorang yang mencintaimu akan pergi jauh jika kau terus menyakiti hati dan perasaannya

"Sya, Mala nya mana?" Alisia menegur Rakhasya yang pulang seorang diri.

"Katanya mau jalan sama Non Rienta, Bu. Tadi juga saya antar pulang Lianna dulu."

"Nggak pamit mau ke mana?"

Rakhasya menggeleng, ia tak mungkin mengatakan pada Alisia perihal Mala yang marah akibat ia yang mewanti-wanti agar tak langsung percaya pada lelaki yang baru di temuinya pagi tadi.

Hari ini ia hanya mendapat beberapa scene yang bisa ia selesaikan dalam kurun waktu 3 jam saja. Dari boutique, Mala memang langsung memintanya mengantarkan gadis itu ke lokasi.

"Sya."

"Iya, Bu." Rakhasya menghentikan langkahnya yang hendak menuju paviliun.

"Kita bicara seben-"

"Paket."

Rakhasya menoleh ke pintu gerbang. Pak Ali, satpam baru rumah besar itu menerima kotak berukuran sedang dari kurir paket yang ada di luar gerbang.

"Saya ambilkan, Bu." Bergegas ia menuju pos Pak Ali. Mengambil alih kotak yang dibungkus kertas kado bergambar love itu lalu membawanya mendekat pada Alisia.

"Dari siapa, Sya?"

"Tidak ada nama pengirimnya, Bu."

Alisia merobek kertas pembungkusnya, lalu membuka paket itu cepat. Tumben, tidak serapat biasanya. Padahal jika fans-fans Mala yang mengirimkan pasti di balut lakban agar aman.

"Sya, apa tadi Mala bertemu seseorang?"

"I--iya, Bu."

"Laki-laki?"

"Iya, Bu." Rakhasya dibuat penasaran.

"Ya Allah. Sya, bisa kamu susul Mala sekarang? Ibu tidak mau terjadi sesuatu padanya."

"Ada apa, Bu?"

"Cepat hubungi dia dan tanya di mana dia sekarang. Kamu jemput dia. Atau kalau tidak mau pulang, kamu temani dia ya, Sya. Ibu takut."

Meski penasaran, Rakhasya akhirnya memilih menjalankan perintah dibanding bertanya lebih lanjut perihal isi paket itu.

"Aku tidak akan biarkan kamu merebut Mala dariku, Yusman. Tidak akan!"

Alisia berjalan cepat masuk rumah, mengambil kunci mobil lalu pergi tanpa berpamitan pada Mbak Ira. Panji yang masih berada di kantor sengaja tak Alisia kabari, tujuannya saat ini hanya satu. Ingin mengakhiri kegilaan mantan suaminya, Yusman. Agar tak semakin mengganggu kebahagiaannya.

Alisia mengikuti maps yang telah ia pasang di titik alamat yang tertera di balik foto itu. Foto di mana Mala tengah terlihat bercanda dengan seorang lelaki yang tak lain adalah ayah kandungnya.

***

"Yusman! Keluar kamu."

Alisia yang baru saja turun dari mobil berteriak tak sabar. Berharap lrkas di bukakan pintu oleh orang yang di panggilnya.

DEAR RAKHASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang