11. PENJELASAN

661 59 33
                                    

Ada banyak hal yang aku ingin tahu, tapi semesta enggan menjawabnya. Apa aku menyerah? TIDAK. Karena aku ... menginginkanmu

Rumah lengang karena memang sudah menginjak dini hari, Mala segera turun meninggalkan Rakhasya yang masih sibuk mengeluarkan baju ganti milik Mala yang tertinggal.

Gadis 20 tahun itu rupanya masih dalam mood kurang bagus, terlihat dari cara nya menatap Rakhasya dari kejauhan tanpa ingin membantunya.

"La, yang ini tetap di sini apa dibawa masuk?" Tanya nya.

"Terserah."

Rakhasya menyembulkan kepalanya mendengar jawaban singkat Mala. "Kamu masih marah?"

"Pikir aja sendiri."

Mala melangkah hendak masuk rumah tapi sial, kakinya tersandung undakan.

"Mala." Rakhasya sigap menahan tubuh gadis itu agar tak sampai terjatuh.

" Rakhasya sigap menahan tubuh gadis itu agar tak sampai terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah, nggak usah peduliin Gue." Rakhasya terhuyung mendapatkan dorongan dari Mala.

"La, mau sampai kapan marahnya?" Rakhasya meraih tangan Mala.

"Suka-suka Gue." Di sentaknya tangan Rakhasya agar terlepas.

"Oh iya, aku ada sesuatu buat kamu. Tadi mau kasih kamunya marah-marah terus."

"Nggak usah, Gue nggak butuh."

"Eehh, tunggu dulu. Waktu itu aku lupa kasih juga ke kamu." Rakhasya merogoh saku jaket nya. Mengeluarkan sebuah gelang dari sana.

"Ini. Sepertinya ini pas kalau kamu pake barengan sama pasangannya."

Mala tak menjawab, pandangannya fokus pada gelang di tangan Rakhasya. Sesekali di tatapnya wajah Rakhasya bergantian dengan gelang itu.

"Kamu-"

"Nah gitu dong, aku-kamu." Seutas senyum terbit di bibir tipis Rakhasya.

Mala mngambil gelang itu cepat sebelum memeluk erat Rakhasya yang sempat mudur selangkah akibat tak siap.

"Jadi selama ini kamu--"

Mala menangis, membuat Rakhasya sedikit bingung walau pada akhirnya tersenyum mendengar ucapan Mala.

"Kenapa kamu nggak mau bilang." Mala semakin sesenggukan.

"Sudah, kamu masuk saja ya. Sudah mau pagi, besok saja ceritanya." Dengan lembut di hapusnya air mata Mala.

Bugh!

DEAR RAKHASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang