Tuhan, beri aku pilihan. Yang jika aku menjalankan pilihan itu, aku masih akan tetap bersamanya
Fatmala Zitrya
Sirine polisi melewati sebuah rumah sederhana, pencarian Rakhasya yang hilang sudah menyebar luas. Terlebih status Mala sebagai seorang public figure sangat memudahkan menyebarnya berita.
Untuk kali ini, Mala dan keluarganya tak bisa menyembunyikan hilangnya Rakhasya dari media, berbeda dengan insiden racun saat itu.
Sudah dua hari Rakhasya belum juga ditemukan, bahkan Panji rela membayar beberapa orang intel untuk mencari keberadaan calon menantunya itu.
Rakhasya menghilang saat terpaksa Mala harus menghadiri sidang perdana ayahnya, Yusman. Saat itu, Arienta yang tengah berada di dalam kamar mandi tiba-tiba terkunci dari dalam.
Saat seorang Suster hendak memeriksa Rakhasya, barulah Arienta bisa berteriak meminta pertolongan. Sayangnya, CCTV Rumah Sakit yang berada di depan kamar rawat Rakhasya hanya bisa menangkap sosok wanita bermasker.
"Mal, Lo makan dulu ya."
"Apa Rakhasya sudah makan, Rien?" Pertanyaan lirih sahabatnya itu masih bisa di dengar Arienta yang kemudian memilih untuk meletakkan piring di tangannya. Kalau sudah begitu jawabannya, maka Mala tak akan pernah menyentuh makanannya.
"Mala, kamu harus makan, Nak." Rayu Alisia.
"Ma, kembalikan Rakhaku."
Kalimat ini yang tak pernah bisa Alisia temukan jawabannya.
***
"Ikut denganku, atau gadismu ini nyawanya melayang?" Senyum smirk Ilyana membuat Rakhasya akhirnya menyerah.
Video yang menampakkan Mala dalam kondisi terikat tangan dan kakinya, serta bagian-bagian bajunya yang banyak terkoyak membuat Rakhasya mau tak mau akhirnya menuruti kemauan gadis di hadapannya ini.
Arienta terlalu bising dengan air keran, sehingga tak bisa mendengar perdebatan Rakhasya dengan Ilyana.
Walaupun susah payah, akhirnya Ilyana berhasil mendudukkan Rakhasya di kursi roda. Mendorong santai lelaki itu keluar dari kamar rawat.
Seoran Suster menegur, "mau di bawa ke mana Tuan Rasya?"
"Saya sepupu calon istrinya, dia minta saya menggantikan sementara selama dia pergi shooting." Ilyana menekan pelan bahu Rakhasya tanpa sepengetahuan wanita muda di depannya itu.
"Ooh, baiklah. Tolong di jaga infus nya jangan sampai lepas."
"Baik, terima kasih, Sus." Ilyana dengan santai mendorong kursi roda Rakhasya keluar dari rumah sakit,
Sebuah mobil warna hitam telah menungunya di lobby.
"Hei, itu pasien mau di bawa ke mana?" Seorang wanita yang biasa mengantar makanan pasien berteriak karena melihat Rakhasya di bawa oleh orang yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
Namun, sayangnya aksi wanita itu terlambat, Ilyana telah berhasil membawa Rakhasya pergi, bahkan security rumah sakit pun hampir saja tertabrak mobil yang membawa Ilyana.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR RAKHASYA
RomanceKatakan padaku bagaimana caranya meraihmu di posisi terendahku saat ini. katakan padaku bagaimana cara menunjukkan pada dunia bahwa aku ingin memilikimu meski aku tahu aku tak sebanding denganmu. Rakhasya Bhumi Ghantara Bukan aku yang memilihmu, tap...