Seperti yang kamu mau, aku akan tetap bertahan meski kau yang meminta pergi
Tapi, jika aku tak lagi mampu. Tolong katakan, bahwa kamu masih menginginkan aku sekali lagiRakhasya Bhumi Ghantara
Rakhasya duduk di pinggiran trotoar, menunggu Rienta menjemputnya seusai ditinggalkan Akbar dan Kharisma di pinggir jalan.
Lelaki itu tampak tertatih karena kakinya yang terluka cukup parah. Sesekali ia meringis menahan sakit dan terus melilitkan sobekan kaosnya pada luka itu untuk menghambat darah yang terus mengalir.
"Rasya!" Rienta berteriak memanggil namanya. Gadis itu turun cepat dari mobil dan membekap mulutnya tak percaya melihat luka di kaki Rakhasya.
"Non Rienta."
"Sya, Ya Allah. Kamu kenapa bisa sampai begini sih."
"Panjang ceritanya, Non. Tolong, kaki saya sakit sekali."
"Ayo cepetan aku bantu." Rienta menggandeng Rakhasya, menuntun lelaki itu masuk ke mobilnya. Akibat, tak seimbang, Rakhasya hampir saja terjatuh. Sigap Rienta memeluk Rakhasya agar lelaki itu tetap bertahan.
"Maaf, Sya." Rienta nampak tak enak hati. Bagaimana pun, Rakhasha adalah kekasih sahabatnya.
Flash back on
"Heh anak kampung, ke mana aja sih Lo? Mala itu lagi apes." Akbar mencegat Rakhasya yang hendak memasuki area lokasi shooting menyusul Mala.
"Ada apa? Mala kenapa?" Rakhasya langsung turun dari mobil dan bertanya panik.
"Udah, puter balik. Kita susul dia. Dia keserempet mobil." Bagaimana pun ia khawatir mendengar kabar perihal kekasihnya.
"Dia bukannya bareng kamu." Rakhasya masih sempat bertanya pada Akbar.
"Tadinya iya, tapi dia minta turun di tengah jalan karena katanya ada janji sama Lo."
Rakhasya ingat betul, mereka memang berjanji untuk sarapan bersama sekalian ingin meluangkan waktu untuk memperingati satu bulan resminya hubungan mereka.
Rakhasya pun kembali masuk mobil di susul Akbar. Lelaki itu mengarahkannya untuk menyusul ke lokasi di Mala yang katanya mengalami kecelakaan.
Belum jauh melaju, tiba-tiba Kharisma menghentikan mobil Rakhasya.
"Bar, katanya Mala kecelakaan ya?" Gadis itu tampak ikut panik.
"Iya, kenapa?"
"Gue ikut ya." Akbar mengangguk setuju. Kharisma pun mengambil posisi di depan karena Akbar telah berada di kursi belakang.
Dalam perjalanan, sesekali, Kharisma berusaha memegang tangan Rakhasya yang tengah fokus mengemudi.
"Tolong jangan kurang ajar, Mbak." Tepis Rakhasya.
"Halah, belagu amat Lo jadi sopir."
"Tapi maaf, kita bukan mukhrim."
"Bukan mukhrim? Hahaha, Rasya-Rasya. Lo pikir Gue percaya kalau Lo sepolos itu? Gue yakin, Lo juga udah pernah di kasih bibirnya si Mala kan?"
"Mbak jangan sembarangan ya. Mala nggak semurah itu."
Akbar hanya tertawa melihat Rakhasya yang begitu risih karena Kharisma terus mendekatinya.
Sampai akhirnya, Rakhasya hilang kesabaran dan menghentikan mobilnya.
"Heh, mau apa Lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR RAKHASYA
Roman d'amourKatakan padaku bagaimana caranya meraihmu di posisi terendahku saat ini. katakan padaku bagaimana cara menunjukkan pada dunia bahwa aku ingin memilikimu meski aku tahu aku tak sebanding denganmu. Rakhasya Bhumi Ghantara Bukan aku yang memilihmu, tap...