Happy Reading
Berulang kali Liona memperhatikan Rain yang wajahnya tampak pucat, bahkan makan siang yang baru saja mereka pesan di kafetaria tidak dia sentuh sedari tadi.
Liona menghela napas berat. Dia melihat beberapa anggota Champion Class yang duduk bersama, dan Liona sangat menyadari, jika semenjak kehadirannya, Rain menjauhkan diri dari teman-temannya jika di sekolah.
Liona menoleh kembali ke arah Rain. "Rain, lo ke kamar aja ya! Istirahat, nanti sakitnya makin parah!"
"Udah nggak apa-apa, gue baik-baik aja! Tadi udah minum obat kok!" ujar Rain yang terdengar suaranya begitu lemah.
Liona mendecak, sudah berulang kali dia membujuk sahabatnya itu untuk istirahat, tapi Rain selalu menolak dan keras kepala.
"Lo takut gue diganggu ya? Gue janji kok bakal ngelawan kali ini. Janji!"
Mendengar itu, Rain menatap Liona sesaat, dan akhirnya dia berdiri. "Gue nggak khawatirin lo. Nanti gue ada ulangan!" ujar Rain dengan ketus.
Liona memutar bola matanya dengan malas. "Gengsinya gede banget," lirih Liona.
"Buruan makannya, ada yang mau gue omongin!"
Rain pergi terlebih dahulu, dan Liona memilih tidak menghabiskan makan siangnya. Melainkan, dia langsung mengikuti Rain dan menggandeng tangan Rain.
Tentu hal itu tidak luput dari perhatian Sunny secara diam-diam. Sunny tidak mengerti, dia tetap tidak bisa menerima persahabatan antara Rain dan Liona. Semakin dia melihat Rain bersama Liona, semakin Sunny membenci Liona.
"Kak Sunny jealous ya ngelihat Kak Rain dekat sama Kak Liona?" tanya Cempaka tiba-tiba, dengan tatapannya yang polos, tapi seketika mulutnya langsung ditutup oleh Liara.
Sunny memberikan tatapan tajam ke arah Cempaka, sebelum akhirnya dia meninggalkan meja makan itu.
Liara juga langsung melepaskan tangannya dari mulut Cempaka. Dan decitan kursi terdengar dari kursi Florence.
"Lo itu polos, apa bego!" sarkas Florence dengan tenang dan meninggalkan meja makan itu.
Yang masih di tempat, hanya menggelengkan kepalanya.
"Melody mana, Land?" tanya Alice ke Morland.
"Biasa, kedatangan tamu bulanan. Jadi, dia mau di kamarnya!"
"Melody kalau haid gitu, dia kelihatan sakit banget ya. Udah pernah diperiksa belum? Antisipasi aja, takut kenapa-napa," ujar Aluna.
"Udah pernah, kata Melody sih baik-baik aja. Sakit biasa aja, sehat kok dia!" jawab Morland.
Kali ini Misyella yang berbicara. "Sakitnya nggak wajar, dia bahkan pernah nggak bisa aktivitas tiga hari berturut-turut, karena datang bulan. Coba suruh periksa lagi ke dokter lain. Nyokap gue ada kenalan dokter obgyn, kalau Melody mau, gue bisa kenalin!"
Morland diam sejenak, yang dibilang teman-teman perempuannya benar. Memang Morland juga melihat, jika Melody terlihat sangat merasakan sakit yang luar biasa ketika haid.
"Iya, nanti gue sampaiin ke Melody. Gue rasa, emang harus diperiksa lagi!" ujar Morland yang tentu kini pikirannya sepenuhnya kepada Melody.
*
Liona menatap selembar kertas di atas nakas meja UKS, yang mana kertas itu adalah laporan medical check-up—miliknya. Rain mengeluarkan kertas itu dari saku blazernya.
"Kenapa nggak bilang, kalau lo lagi sakit?" Suara Rain terdengar begitu dingin di telinga Liona saat ini.
Liona menatap Rain, dia tidak tahu dari mana gadis itu mendapatkan kertas ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMPION CLASS and the WINNER
Teen Fiction[SEQUEL CHAMPION CLASS] "Tree High School dan Champion Class bagaikan bunga mawar, terlihat indah, tapi juga menyakiti!" -Rain- *** Design Cover: (ig: ria_graphicc)