“Tidak semua raga harus memiliki jiwa yang sama, begitupun manusia. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan,Contoh kecilnya aku dengan Davis”
«Emilo»Keenan terus menatap kearah perempuan yang ditempeli putranya itu, dia jengah sendiri melihat ulat bulu itu menempel pada zea.
"El lepaskan pelukanmu dan kemari"jengahnya, namun ulat bulu yang dipanggil hanya diam dan terus menempel pada sang ibu mengabaikan ayahnya sepenuhnya.
"yee yang sakit Emil yang ngambek dia"ejek Melvin tak membuat elgar bergeming.
"maklum ya Vin anak manjah"sambung Sagara yang duduk ditepi kasur sebelah Emil.
saat Keenan hendak maju dan menarik sang anak, zea lebih dulu menghalangi"sepertinya dia tertidur"ujarnya dan menatap elgar yang memang menutup mata dengan tenang.
"malah tidur si babi"ucap Aiden dan Melvin berbarengan, sementara gavi hanya diam dengan cemilan ditangannya begitupun Emil dan juga Sagara.
zea memindahkan elgar pelan pelan kesisi kasur Emil dengan bantuan Keenan, setelahnya perempuan itu melepaskan sepatu yang masih membalut kaki elgar dan Keenan yang membantu elgar berganti baju dengan baju Emil yang diambil dari lemari.
"kayak anak babi"bisik Aiden pada melvin,"bener anjir, liat lagaknya yang jadi pangeran itu!"delik Melvin dengan suara kecil.
mengabaikan kedua cicak bergosip itu sementara gavi memvideokan hal tersebut "lumayan buat jadi bahan ejekan"ujarnya tersenyum licik.
"Saga jangan makan dikasur, ilo nanti dibawain obat sama bik Hanum dan kalian jangan ribut"ujar zea yang diangguki mereka.
ketika zea sudah tidak terlihat Keenan bangkit dan mengusak lembut rambut legam Emil.
"berbahagialah disini, biar om yang mengatakan pada ayahmu"Emil tersenyum kecil dan mengangguk.
"dan kalian ketika lapar nanti pesan makanan"ujarnya pada mereka semua setelah dia keluar.
"Mil, Lo punya adek laknatul Karimah"ejek Aiden dengan senyuman bodohnya.
"jagain dedek elgar ya babang Emil uuuuu"tambah Melvin membuat mereka semua tertawa.
"udahlah jangan ribut, nanti elgar bangun"celetuk gavi yang sudah menutup matanya disofa bersiap ikut tidur.
"ye si babik bilang aje lo juga mau molor"delik Sagara melempar benda ghaib pada gavi.
"kalo tau gak usah nanya lagi setan"
"udah ah gue juga ngantuk sonoan anjir!!"Aiden mendorong gavi yang menguasai sofa.
sementara itu dilantai bawah arsen, Damian dan kedua orang tua zea menatap Keenan yang baru saja turun.
"mereka bagaimana?"
"baik baik saja, mungkin tertidur"balas Keenan menjawab pertanyaan Damian.
"loh kok pada tidur bik Hanum udah masak buat mereka makan"ujar setha hendak berdiri.
"mungkin kecapean ma, nanti kalo bangun paling turun makan"ucap zea datang dengan membawa minuman dan beberapa cemilan untuk para tamunya.
perbincangan mereka berlangsung lama dengan berbagai topik membuat mereka lupa waktu, sekarang jam menunjukkan pukul 17.37 yang artinya para pemuda yang tertidur itu melupakan makan siangnya.
"sudah sore, saya akan melihat Emil sebelum pulang"pamit Damian pergi menuju kamar Emil dengan salah satu pengawal sebagai penunjuk arah.
"ini ruangan tuan muda, tuan"ujarnya membuka pintu kamar Emil mempersilahkan Damian masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
AGASKAR
Teen Fiction-17+ ~ Kehidupan seseorang hanya akan berjalan satu kali dalam putaran takdir, Namun untuk sebagian orang mereka merasakan hidup lebih dari satu kali karena seseorang yang mereka sayangi. ~ udah baca aja ayo,dijamin ketemu Upin dalam jarjjit #-KATA...