CHAPTER 24

1K 43 5
                                    

“Orang tidak akan sadar dia lelah.."

"siapa yang mati?"

mereka berdua sontak menatap kearah suara, dipintu sana mereka melihat zea dan Nina yang berdiri dengan wajah bertanya.

"sedang apa kalian kemari?"

"A—aa anak anak ada didalam, Elga nyari kamu"sahut zea membuat Keenan mengangguk.

sebelum menuju kearah zea dan Nina pria itu lebih dulu menggeleng memberitahu Arsen."kita kembali kedalam"Keenan dan zea berlalu meninggalkan Nina yang berjalan mendekati suaminya.

"ada apa?"

arsen menghela nafas,"di perusahaan pusat di Itali mengalami penurunan saham, aku dan Ken akan ke Itali untuk waktu yang lama"

"tiba tiba?"arsen mengangguk,"Dikta tadi hubungin Keenan, kita gak bisa lama disini dua hari sebelum menuju Italia Ken harus terbang menuju Denmark"

"elgar akan ikut"lanjutnya membuat Nina kembali menunjukkan wajah bertanya."kenapa harus ikut? elgar kan harus sekolah disini"

arsen menggeleng,"aku dan Ken akan kembali kesini dalam satu atau dua bulan tapi elgar mungkin akan menetap diitalia untuk waktu yang lama"

"apakah ada sesuatu yang kalian sembunyikan?"

"tidak sayang, Ken hanya ingin elgar belajar bisnis lebih awal biar bagaimanapun hanya elgar yang Keenan punya sebagai pewaris"Dia tidak bisa memberitahu istrinya, dia tau istrinya sangat ceroboh dan tidak bisa menyembunyikan rahasia terlebih lagi dia takut akan keselamatan istri dan putranya juga.

"hah nasib anak yang jadi pewaris harus merelakan masa remajanya, harusnya kalian berikan waktu untuk dia berkembang dan menikmati masa remaja"

beralih dari pasangan ini, diruangan tempat mereka melakukan pertemuan dadakan sekarang terdengar ramai karena kedatangan para bocah bocah pengganggu, terlebih Aiden Melvin dan gala.

kecuali elgar, dia sudah nemplok diantara kedua orangtuanya, zea dan Keenan.

"mami nanti elgar nginep lagi ya?"

"tanyakan pada papimu, jika boleh nanti tidur bersama ilo"

"pasti boleh lah ya kan Pi???"tanyanya yang sekarang beralih memeluk lengan sang ayah.

"tidak, tiga hari lagi kita akan terbang menuju Italia"

"HAH?!Ngapain ish liburan semester masih lama"

"kamu harus belajar bisnis El"

semua yang disana hanya terdiam, mereka paham betul Keenan tau apa yang terbaik  untuk putranya.

"Gak mau Elga masih kecil! ngapain belajar bisnis kan ada papi Opin sama ojun!"tolaknya mentah mentah.

"Elga mau main sama mami aja"lanjutnya menyembunyikan wajahnya dileher sang ibu.

kini zea menatap kearah Keenan"iya, Elga baru delapan belas tahun masih tinggal satu tahun lagi dia akan lulus dari sekolah kenapa harus secepat ini?"

"lupakan saja kita bicarakan ini nanti nikmati acara kalian"sahut Keenan menatap semua orang yang berada disana.

Emil menatap kearah sang ibu."mami"panggilnya membuat zea serta Keenan menoleh.

"ilo capek? yaudah kita pulang aja kamu harus banyak banyak istirahat"ujarnya hendak beranjak namun kesusahan karena elgar masih berada dalam pelukannya.

"Elga bangun dulu mami harus pulang biar abang bisa istirahat"

dengan tak ikhlas elgar bangkit dari posisi nyamannya tak lupa dengan dengusan kesal yang dia peruntukan untuk Emil.

AGASKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang