pagi siang malam subuh dan sore..
"apa tidak ada penjelasan dav?"ujar Gerald kepala pemuda yang sedari kedatangannya terus terdiam
Davis menoleh menatap semua orang yang tengah menatapnya juga,kecuali Emil yang tengah tertidur.
"maaf om tadi nenek bilang k—kak.."Davis menunduk tak kuat menahan sesak yang ada didadanya.
Gerald menghela nafas begitu juga Damian dan angkasa yang ada disana.
flashback
"KAK LIO"
Davis menangis di depan pintu dengan terduduk usai membukanya tanpa manusiawi.
"hiks..ka—kak Lio hikss maafin Nino,.."
dia terus menangis dengan terus menunduk, Davis tak tau ada siapa yang disana namun yang pasti kakaknya tengah berbaring dengan selimut putih yang menyelimuti tubuhnya.
"kak lio..hikss jangan tinggalin..Nino.."
"sedang apa kau bocah?"Davis mendongak kala mendengar suara asing masuk ke telinganya.
"apa yang kau lakukan? memungut uang recehan? apakah keluarga bajingan itu tidak memberimu makan juga?"sudah tertebak bukan siapa yang memiliki mulut pedas tanpa rem disini?
"angkasa diamlah!"ya..angkasa simantan raja nyinyir SMA deliam dan suara tadi adalah Gerald.
angkasa berdecak dan kembali diam disamping Damian yang sedari tadi duduk tenang.
flashback off.
"nangis Mulu lo bocah!"angkasa kembali bersuara, sungguh dia tak tahan kenapa pemuda itu cengeng sekali?!
"maaf om..."Damian menghela nafas, pria itu berdiri dan menghampiri Davis yang masih menunduk.
"tidak perlu takut,apa yang membuat mu kemari?"tanyanya lebih halus daripada Gerald dan angkasa.
"nenek bilang kalo hikss.."
"tak perlu dipaksa, apa kau kemari untuk menjenguknya? dia baik baik saja"Damian menarik tangan Davis menuju ranjang pesakitan milik Emil.
"lihat dia sudah baik baik saja, operasinya berjalan lancar tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi"lanjutnya mengelus kepala Davis.
"Nino kenapa dek?.." Davis mengangkat kepalanya saat suara sang kakak terdengar ditelinganya.
detik itu juga tangisannya kembali terdengar, Davis senang melihat Emil baik baik saja, Davis senang perkataan sang nenek tidak benar.
Emil menatap kearah Damian dan yang lainnya lalu berusaha duduk dibantu oleh Damian.
"sini"Emil merentangkan tangannya menyambut sang adik yang segera memeluknya erat.
"Nino kenapa? dimarahin kakek lagi?"Davis menggeleng. Emil menghela nafas kemudian memilih menenangkan Davis yang nampak tak ingin berbicara.
"Nino butuh apa? biar kakak ambilin"bujuknya lagi setelah tangisan Davis sedikit mereda.
"Nino cuma butuh kakak, hikss..Nino gak mau yang lain...cuma butuh kakak,..kak ioo jangan tinggalin Nino.."
"kakak gak kemana mana disini bareng Nino, nemenin Nino jadi jangan nangis ya kakak baik baik aja kok"
yang lain hanya diam menyaksikan itu, mereka cukup terharu akan keduanya.
mereka punya luka masing masing, luka yang tak terlihat..
****

KAMU SEDANG MEMBACA
AGASKAR
Novela Juvenil-17+ ~ Kehidupan seseorang hanya akan berjalan satu kali dalam putaran takdir, Namun untuk sebagian orang mereka merasakan hidup lebih dari satu kali karena seseorang yang mereka sayangi. ~ udah baca aja ayo,dijamin ketemu Upin dalam jarjjit #-KATA...