CHAPTER 32

425 22 0
                                    

“cinta pada kehidupan ini telah habis untukmu..mungkin juga akan menghabiskan seluruh cintaku pada kehidupan selanjutnya juga”

—Keenan.


pagi pagi sekali Emil sudah siap dengan seragamnya, pagi ini dia harus keruang guru memberikan tugas seleksi olimpiade pada staf guru yang bertugas.

harusnya kemarin, tapi karena lupa akhirnya dia menghubungi wali kelasnya untuk meminta maaf sekaligus ditolong agar diberikan kesempatan, karena prestasi Emil akhirnya guru yang bertanggung jawab memberikan kesempatan dengan syarat tugas seleksi harus diserahkan pagi pagi sekali.

dan disinilah dia berjalan dengan tergesa gesa menuruni anak tangga.

"tuan muda pertama apakah anda akan berangkat tanpa sarapan?"Emil menoleh kearah pelayan paruh baya yang menundukkan kepalanya.

"iya, nanti tolong bilangin ke yang lain ya bibi Vira."

Vira mengangguk namun ketika Emil akan beranjak Vira mengikuti dan kembali menunduk."tadi pagi nyonya zea membuat sarapan namun beliau kembali keatas untuk membersihkan diri, apakah anda ingin saya bekalkan?"

berpikir sejenak akhirnya Emil mengangguk."boleh kalo gak ngerepotin, Emil tunggu diruang tengah."

"sudah menjadi tugas saya tuan."

Emil duduk disofa ruang tengah, kembali melihat tasnya apakah ada yang terlupa.

tak berselang lama Vira kembali dengan kotak bekal lalu memberikan kepada Emil."terima kasih bibi Vira." balas Emil menerima kotak itu dan pergi setelah Vira membalas.

namun kembali berbalik dan tersenyum kecil."Emil lupa nanti sekalian bilangin papi ya mobilnya yang putih Emil pake karena motor Emil belum diambil dari rumah nenek."

"akan saya sampaikan, sampai jumpa kembali tuan."setelah Emil menghilang dibalik pintu Clara serta Desy juga turun bersamaan.

"selamat pagi nyonya,"Clara dan Desy hanya mengangguk membalas sapaan Vira.

"siapa yang keluar lagi pagi sekali Vira?"Desy bertanya setelah mendengar suara mesin mobil.

"tuan muda pertama nyonya, sepertinya ada hal yang penting hingga tuan muda pergi pagi pagi sekali."Desy mengangguk."mobil siapa yang dia gunakan?apakah milik elga?"

"itu milik tuan Askar nyonya."Clara kembali mengangguk sebelum akhirnya meminta tolong pada Vira yang masih menunduk."hubungi Sean suruh dia membeli satu mobil yang mirip dengan milik elga lalu antarkan nanti sore, ah cucuku sepertinya juga butuh motor?"

"saya tidak tau nyonya."jawabnya membuat clara mendengus." yaudah mobil saja dulu."Vira mengangguk dan pamit pergi untuk menyelesaikan tugas yang nyonyanya berikan

"lihatlah anak itu aku sudah menjadi neneknya tapi tetap saja."

"kakak dia hanya tidak terbiasa."


















***












"zea kita tidak bisa terus menunda kepergian Elga menuju Italia, filipe akan tiba tidak lama lagi."

AGASKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang