CHAPTER 22

1.1K 39 8
                                    

“Secantik apapun senja aku tetap mengangumi pelangi, yang dikala ujung hujan akan tiba”

»»»

"BISA GAK, GAK USAH TERIAK?!"

"LEMBUT SEDIKIT SAMA MAMI, KALO LO GAK SUKA GUE LAMPIASIN KE GUE JANGAN KEMAMI BODOH!!"

Zea langsung menarik Emil menjauh dari elgar begitupun Melvin yang langsung menarik elgar.

"gak usah berantem disini, Elga ilo liat mami!"

kedua pemuda itu langsung berhenti kemudian menunduk tak berani menatap perempuan cantik dihadapannya.

"mampus dimarahin"cibir Aiden.

"ye si babi gak boleh begitu lo bocah"tegur gavi yang sedari tadi diam.

"kita seumuran om"gavi menoyor kepala Aiden kesal, tidak bisa serius untung gala pulang duluan karena harus mengantarkan ibunya kesalon.

abaikan mereka.

Zea menatap bergantian kedua pemuda itu, kemudian menghela napas lelah. "kamu kesekolah naik apa?"ujarnya bertanya pada elgar yang masih setia menunduk.

"Dianterin papi"

"naik kemobil ikut mami pulang, ilo bawa adek kamu masuk"Elgar hendak melayangkan protes namun Emil lebih dulu menariknya masuk.

zea mengambil tas Emil yang masih berada di tanah, saat akan menyusul kedua putranya sebuah suara membuatnya berhenti.

"Tante Abel jeyya boleh ikut.."suara itu sangat lirih beruntung masih bisa didengar karena jarak zea dan zeyya tidak terlalu jauh.

zea tersenyum kemudian melambaikan tangan menyuruh zeyya mendekat."boleh, tapi izin dulu"zeyya langsung mengembangkan senyumnya.

tanpa berkata lagi dia langsung berlari menaiki mobil zea dan duduk tenang didalam sana mengabaikan dua pemuda yang sudah lebih dulu masuk.

zea menggeleng,"saga bilang sama mama kamu, zeyya ikut Tante kerumah"Sagara hanya mengangguk dan tersenyum kecil, Mengiyakan.

"dia siapa?"gumam seseorang disamping Melvin membuat pemuda itu langsung meloncat.

"ANJIR CUK LO SIAPA?!"kesalnya memegang dadanya. lurus...gak ada tonjolan..

"Davis bangke sejak kapan lo nyempil disana?!"ujarnya kembali setelah benar benar melihat siapa itu.

ya Davis, pemuda itu hendak menghampiri Emil disekolah karena dia tau bahwa kakaknya itu pasti kesekolah namun dia malah melihat seseorang yang dipanggil mami.

"kakak Lio kenapa manggil kakak itu mami?"ujarnya bertanya tanpa menghiraukan pertanyaan Melvin.

"ya karena dia ibunya lah sepet!"timpal Aiden yang diangguki oleh Sagara juga gavi

"kenapa? kenapa kak lio manggilnya mami?"sudah dibilang jika davis tidak akan peduli pertanyaan lain jika pertanyaannya belum dijawab.

"dikasih tau ngelunjak ni bocah"

"gini ya, orang yang lo panggil kakak tadi dia maminya elgar terus maminya Emil juga. kalo lo gak paham lagi gue gibeng!"Davis diam, dia menatap kearah mobil itu menghilang.

Melvin yang kesal langsung pergi menuju motornya, namun sebelum itu dia melihat kearah teman temannya. tunggu, sepertinya ada yang kurang.

"Loh Sagara mana?"ujarnya bertanya setelah hidung sepupunya tidak terlihat.

"ngejar jodoh noh"tunjuk gavi kearah Sagara yang mengejar Caramel.

sementara itu disisi zea, dia terus terusan menceramahi dua pemuda yang duduk jok penumpang.

AGASKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang