CHAPTER 37

563 33 9
                                    

“bukan permasalah cinta aku akan kembali kalah, namun dengan keyakinan.”

—keenan
J

ANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!!💞💞💞

HAPPY READING!

hari sudah semakin larut namun ketiga pria itu masih setia duduk didepan layar komputernya.

Keenan, pria itu terus menatap rentetan angka yang terus bermunculan, dan Arsen yang terus melihat banyaknya tumpukan senjata yang berhasil dikumpulkan oleh anak buahnya.

"kita tidak bisa berlama lama lagi,Filipe sudah memasuki wilayah perbatasan!"keenan dan Arsen kompak menoleh.

"TITIK DUA!ROMBONGAN FILIPE TIBA TIBA BERHENTI DITENGAH PERBATASAN SAMUDRA HINDIA"

"apa itu?"

keenan dan Arsen menatap anak buahnya,"bagaimana bisa?"sahut samudra.

ya, samudra pria itu adalah salah satu dari mereka.

Arsen mengkode keenan,"jangan lengah ini mungkin jebak—"

kan.

"TUAN DIKTA MENGIRIM SINYAL PEMUTUSAN SERANGAN!"suara lantang  itu kembali membuat samudra dan Arsen kebingungan.

samudra bangkit dari tempat duduknya,"apa yang dilakukan pria gila itu sekarang?" tanyanya entah pada siapa.

arsen juga keenan mengangguk dalam dalam hati, apa yang dilakukan Dikta?mereka telah mengusahakan banyak agar serangan ini bisa menghalau Filipe.

namun dengan enteng dia memutuskan sinyal penyerangan?!yang benar saja!

"hubungi dikta sekarang!" desis keenan pada arsen.

Tring..

tringg...

"yo apakah kalian baik baik saja?"

"apa yang kau lakukan brengsek?!"kesal Arsen menjawab.

Dikta terkekeh diseberang panggilan, "calm down bro, lihat apa yang ku kirimkan"

usai mengatakan itu panggilan itu berakhir, yang membuat keenan, samudra dan Arsen langsung menunjukkan wajah bingungnya.

arsen yang langsung sadar segera membuka file yang dikirim oleh Dikta.

sedetik kemudian ia menatap Keenan"situs resmi quegra.."

"kepala filipe.."sahut samudra.

sementara ditempat zea~

"bukankah dia mati begitu cepat?lihat kepala tanpa badan ini."Ujarnya menatap kepala yang ada didalam kotak itu.

ia menatap Dean"seperti biasa tidak pernah mengecewakan."smirknya yang dijawab senyuman ramah oleh pria tua itu.

AGASKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang