“Aku tidak benar benar berhenti saat mengatakan akan berhenti berharap.
—Emilo
•
•
•
"Ayah udah konfirmasi pembayaran sampai lunas, jadi nanti tinggal kamu liat lagi di ruang tata usaha"Shaka menatap keponakannya kemudian memberikan note pembayaran untuk spp.
Davis mengambilnya."padahal papa bilang besok tapi ayah duluan kesini, makasii yah!" Shaka tersenyum kecil kemudian mengusak pelan rambut hitam itu.
keduanya kembali berjalan, Davis hendak mengantar Shaka hingga depan saja sebagai tanda terima kasih.
"kak lio!"Davis berseru keras melihat keberadaan sang kakak tanpa menghiraukan tatapan buas elgar yang mengarah kepadanya.
Davis berlari kecil untuk mendekat meninggalkan Shaka yang mematung sebelum mengikuti langkah terburu buru Davis.
elgar yang melihat davis mendekati sang kakak langsung pasang badan menyembunyikan Emil walau masih terlihat.
Emil tertegun melihat pria dibelakang davis,"Ayah.."gumamnya lirih.
Shaka menatap sang anak dengan mata datar yang saat ini juga tengah menatap kearahnya.
"Awas! gue cuma mau bicara sama kak lio!!"kesal Davis pada elgar yang terus menghalanginya.
"APA LO?! LO YANG AWAS DIA ABANG GUE!!"kekehnya tanpa mau mengalah, bahkan semua jajannya entah sejak kapan berpindah ketangan sang ayah.
"Kak lio pasti mau bicara sama ayah kan?ayah juga mau bicara sama kakak."bujuk davis menunjuk Shaka dengan yakin.
keenan dan zea hanya melihat selagi Shaka tidak berbuat sesuatu Keenan juga akan diam saja bersama zea.
davis menatap kearah sang kakak dengan mata memohon sementara Emil hanya diam terpaku pada sosok pria yang beberapa Minggu sudah jarang dia liat.
shaka menatap kearah davis kemudian kembali menatap Emil dengan datar,"Davis kemari untuk apa bicara pada orang asing!"ujarnya membuat Davis yang hendak kembali berbicara menatap tak percaya kearahnya.
elgar melotot garan."WAH SEKATE KATE LO! KITA EMANG ORANG ASING MAKANYA JAGA TUH ANJING LO BIAR GAK JILAT KAKAK GUE MULU!"timpalnya berapi-api.
"El gak boleh begitu."Elgar mendengus mendengar nada teguran sang ibu.
"yah?..Davis yakin ayah kesini karena kak lio kan?"
"tidak,ayah kemari karena kamu."
"sudahlah ayo cepat"Davis memandang ayahnya memohon yang tentu saja tak dihiraukan oleh Shaka.
Emil mengepalkan tangannya matanya memanas,bohong jika dia benar benar melupakannya sosok ayah kandungnya itu.
keenan merangkul Emil dengan sayang kemudian menjewer telinga anak tuyulnya itu.
Emil tersentak dan elgar yang mengaduh karena jeweran sang ayah.
"ayo jagoan kita harus berangkat sekarang, lihat wajah mami kalian yang sudah memerah itu."ucapnya dan berjalan dengan Emil dirangkulannya dan elgar yang masih mengaduh.

KAMU SEDANG MEMBACA
AGASKAR
Jugendliteratur-17+ ~ Kehidupan seseorang hanya akan berjalan satu kali dalam putaran takdir, Namun untuk sebagian orang mereka merasakan hidup lebih dari satu kali karena seseorang yang mereka sayangi. ~ udah baca aja ayo,dijamin ketemu Upin dalam jarjjit #-KATA...