"Ca, ih udah ayo cepet temenin gue kondangan sih" Raya merengek pada Aca yang tengah sibuk dengan mainan Hasya.
"Kenapa gak sama kak Rafael aja sih? Kok malah ajakin gue?" Aca mendelik malas.
"Ya kak Rafael sibuk. Makanya gue ajakin lu. Ya Ca ya, pls Ca" Raya memohon pada Aca
"Udah, sana gih. Temenin Raya nya Hasya biar sama Bunda dirumah" Riana menghampiri Aca dan Raya.
"Tuh, Bunda juga oke kok. Aca ayooo dong" Aca menghela nafasnya. Jika sudah begini kemauan Raya harus dituruti.
"Yaudah, Ayo! Aca titip Hasya bentar ya, Bund" Raya memeluk Aca singkat.
"Bahagia bener. Mau kemana nih?" Tanya Hana yang baru saja turun.
"Mau kondangan, Kak" jawab Raya tersenyum simpul pada Hana.
"Kalo gitu, yuk sini Teteh makeupin" Hana menarik Aca bersemangat.
"Teh, gak usah ah. Makeup biasa aja. Cuma nganterin Raya doang kok" Jawab Aca berusaha menolak.
Hana menatap Aca tajam. "Udah diem. Pokoknya kamu harus cantik walaupun cuma kondangan" Ujar Hana menarik Aca ke kamarnya. Diekori Raya dibelakangnya.
Butuh 30 menit bagi Hana mendandani Aca. Memoles wajah Aca serta memberikan sedikit curly pada rambut Aca. Hana menatap Aca puas. Pun dengan Raya.
"IH CANTIK BANGET" ucap Raya dan Hana heboh. Keduanya nampak puas dengan polesan Hana.
"Ih, ini gak berlebihan gitu?" Aca menatap pantulan dirinya di kaca. Sudah lama sejak ia memoles dirinya dengan makeup.
"Engga, udah ayok buruan!" Raya menarik Aca pelan.
"Ini bajunya juga harus kaya gini?" Aca menarik bajunya pelan.
"Bawel banget emak nya Hasya. Udah percaya aja lu cantik suer. Ayo buruan ah. Bacot banget!" Raya menatap Aca kesal.
"Bunda Aca pergi dulu ya"
"Bunda, Raya pinjem Aca nya bentar ya"
Riana menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Aca dan Raya.
"Good job teteh!" Ucap Riana tersenyum hangat.
45 menit perjalanan. Raya memarkirkan mobilnya disebuah restoran. Aca menatap Raya heran. Karena sahabatnya tersebut justru membawanya ke sebuah restoan.
"Temen lu nikah disini?" Aca menatap Raya heran. Raya hanya nyengir menunjukan deretan gigi putih nya.
"Yuk, udah ditungguin" Raya mengenggan jemari Aca pelan.
Ditungguin, Batin Aca heran. Ada yang tidak beres, Aca yakin. Pasalnya sejak kapan sebuah pernikahan diadakan di sebuah restoran?
"Tugas gue selesai sampai disini" Ucap Raya. "Tuh, udah ditungguin" Raya menunjuk pada seorang lelaki yang tengah menunggunya. Mata Aca membulat sempurna. Melihat lelaki tersebut adalah Haikal.
"Kak Haikal" Lirih Aca.
"Udah gih, Sana. Enjoy your night, Sayang" Ucap Raya lembut. Sedikit mendoronga Aca agar segera menghampiri Haikal.
Diseberang sana. Seorang lelaki tampan sudah menunggunya. Menggunakan Jas berwarna abu tua. Terlihat tampan malam itu. Lelaki tersebut sibuk dengan handphonenya. Hinga tak sadar akan kehadiran gadis tersebut.
"Kak" Panggil Aca pelan.
"Hi, Cantik banget" Puji Haikal saat Gadis tersebut berdiri dihadapannya. Sedang Aca hanya tersenyum. Tersipu malu.
"Duduk, sini" Haikal memundurkan kursi untuk sang gadis. Kemudian kembali pada kursi dihadapannya.
"Ini apa, Kak?" Tanya Aca bingung. Haikal terkekeh melihat Aca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]
Fiksi Penggemarsedikit cerita tentang pengeorbanan, cinta yang dalam dan bahagia yang diperjuangkan.