8. Hari-Hari Ngidam 2

119 23 1
                                    

 Masuk minggu ke 20. Aca tak lagi merasa mual yang amat seperti trimester pertama. Memasuki trimester kedua, Perutnya pun mulai menonjol. Nafsu makannya pun mulai membaik. Aca bahkan mudah lapar. Tak jarang ia menyetok makanan hanya untuk mengemil. Walaupun begitu, berat badannya tak banyak naik. Haruskah Aca merasa beruntung?

"Pengen tonkatsu deh. Coba cari-cari deh. Harusnya di Bekasi sini ada gak sih?" Aca menjelajahi internet. Menari-cari restoran Tonkatsu. Namun tak dapat ia temui.

"Rayaaaa"

"Apa bumil? Kok belum tidur? Udah minum susu belum?"

"Lapar hehe"

"Jam segini masih aja lapar. Emang mau apa sih?"

"Enggak kok. Tadinya adek mau tonkatsu cuma di sini gak ada. Ini lagi nyemil roti sih"

"Aduduuuu, adek pengen makan tonkats. Tunggu yaaa"

"Maksudnya? EH RAYA IH NGAPAIN?"

"Apaan sih. Lebay deh. Udah tungguin aja. Noh udah gue gofood. Tungguin aja"

"Onty Raya terbaik"

"Haha, sama-sama sayangku. Yaudah gue lanjut nugas dulu ya"

"Thank you ya, Ray! Loves youuuu"

Butuh waktu hampir 45 menit bagi Aca menunggu pesanannya datang. Aca segera mencicipi Tonkatsu yang Raya beli. Rasanya benar-benar lega.

"Lain kali gak usah yang ribet-ribet sayang" Aca mengelus perutnya yang mulai membesar.

•••

"Mau titip apaan?" Raya menlepon seseorang dari sebrang.

"Mau seblak" jawab Aca bersemangat.

"Yang lain sih, Ca. Masa seblak" Raya tanpa mengomeli orang disebrang.

"Yaudah, iya. Bentar"

Tak lama Raya datang dengan sebuah seblak ditangannya. Mata Aca berbinar menatapnya.

"Nih" Raya memilih memberikan pesanan Aca. Mata gadis tersebut berbinar. Tersenyum cerah.

"Idih, bahagia banget lu?" Raya menatap Aca terkekeh.

"Gila. Dapet seblak aja sebahagia ini" ucap Aca sumringah.

"Eh kata ibu besok ke dokter dianter ibu" Raya menatap Aca serius.

"Makasih ibu" Aca memberikan love sign pada Raya.

"Lebay!"

"Mau yang lain gak?" Raya memastikan. Gadis tersebut segera menggelengkan kepalanya.

•••

Aca merebahkan tubuhnya. Usia kandungannya 25minggu. Aca kadang menangis. Terlebih saat merindukan Haikal. Seperti malam ini.

Perutnya bertambah besar. Sesekali Aca mengelusnya, lembut. Kadang ingin sekali Aca egois. Memberitahu Haikal tentang kehamilannya. Sungguh, tak mudah melewatinya sendiri. Ia butuh Haikal. Sangat butuh sosok Haikal bersamanya. Namun ia tahan. Demi lelaki tersebut. Demi karir lelaki tersebut.

Apakah dirinya terlalu angkuh? Batin Aca. Melihat dirinya yang tak jarang menangisi Haikal dibeberapa malam. Meratapi dirinya yang harus melalui semua ini sendirian. Sedang Haikal disana tengah sibuk dengan hal-hal yang ia sukai.

Ia rindu kuliah, ia rindu pergi jalan-jalan kemanapun, ia rindu menggunakan baju apapun, ia rindu masa mudanya.

Benar. Ini konsekuensinya. Melakukan hal bodoh yang bahkan tau akan seperti apa akhirnya. Namun tetap ia lakukan juga. Karena terlalu terbuai nikmatnta dunia. Berpikir bahwa segalanya akan baik-baik saja karena ia bersama lelaki yang tepat.

Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang