21. Nyaman

106 18 0
                                    

Baru saja Aca dan Haikal hendak mendudukan tubuhnya di sofa. Hasya menangis. Bergegas keduanya menghampiri Hasya. Tangan Aca memegangi dahi Hasya. Tak panas sama sekali.

"Sayang, Hasya kenapa?" Tanya Aca lembut. Mengusap dahi Hasya perlahan.

"Ibund, gendong. Hasya mau gendong" Ucap gadis kecil tersebut.

"Hasya digendong sama Om aja ya" Hasya hanya menganggukan kepalanya.

"Kak, Hasya berat" Lirih Aca tak enak hati.

"Gak apa-apa, Ca. Pasti Hasya bosen tiduran terus" Haikal menggendong Hasya perlahan. Berjalan pelan kearah jendela. Sedang Aca mendorong infusan Hasya dari belakang. Kepala Hasya sudah nyaman dibahu Haikal. Gadis tersebut sudah terlelap digendong Haikal. Aca mengelus punggung Haikal pelan. Mencoba mengurangi pegal karena menggendong Hasya.

"Makasih ya, Ca" Ucap Haikal pelan. Takut membangunkan Hasya.

"Makasih untuk apa, Kak?" Tanya Aca bingung. Haikal hanya mengulum senyumnya.

30 menit Haikal dan Aca menidurkan Hasya. Saat dirasa sudah tertidur pulas. Haikal kembali membaringkan Hasya. Menyelimuti Hasya. Memastikan gadis kecilnya hangat dan nyaman. Kemudian mengikuti Aca duduk di sofa. Hening tak ada yang berucap. Keduanya menyenderkan kepalanya pada Sofa.

"Kak" Ucap Aca. menyenderkan tubuhnya pada sofa. 

"Kenapa, Ca?" Tanya Haikal menatap Aca. Namun yang ditanya justru masih memejamkan matanya.

"Boleh senderan di bahu kakak?" Pelan Aca. Haikal terkekeh mendengar pertanyaan Aca. Haikal merapatkan duduknya dengan Aca.

"Boleh, Ca" Haikal tersenyum saat kepala Aca menempel dibahunya. Keduanya kembali terdiam. Tertidur dalam nyaman.

Hari ini sungguh melelahkan bagi keduanya. Banyak yang ingin keduanya ungkapkan. Namun urung dilakukan. Setidaknya tidak hari ini.

Haikal terbangun. Jam baru saja menunjukan pulul 11 malam. Haikal tersenyum hangat melihat gadis yang masih tertidur hangat disampingnya. Perlahan, Haikal menggendong Aca. Tak membiarkan Aca tertidur di sofa. Beruntung kasur Hasya cukup untuk 2 orang. Terimakasih pada Agam yang sering mengajaknya pergi Gym. Menggendong Aca tak cukup sulit dan berat.

Haikal membenarkan rambut Aca. Mengecup dahi Aca singkat. Sebelum dirinya juga kembali ke sofa. Tidur dengan nyaman disana.

Pagi itu, Aca terperanjat kaget. Pasalnya ia bangun dalam keadaan diatas kasur. Bersama Hasya. Aca menepuk pipinya berkali-kali. Mencoba segera menyadarkan dirinya. Matanya ia edarkan mencari sosok Haikal. Namun tak ada.

"Udah bangun? Padahal masih pagi" Haikal masuk dengan sebuah kresek indomart ditangannya. Bajunya pun telah berganti. Lelaki tersebut nampak sudah mandi.

"Kakak yang mindahin aku semalem?" Aca turun dari kasur. Menghampiri Haikal. Menatap Haikal kesal.

"Kak, Ih" Aca menarik baju Haikal. Kesal karena lelaki tersebut tak menjawab. Memilih fokus pada Handphonenya.

"Kak! Handphonenya aku ambil ya!" Ancam Aca lagi. Kali ini Haikal terkekeh mendengar ancaman Aca. Bagaimana mungkin gadis tersebut masih sama seperti ia 5 tahun yang lalu.

"Kakak! Dijawab, kok malah ketawa. Sebel ah!" Aca merajuk. Memanyunkan bibirnya. Melipatkan tanganya didepan.

"Ca, kok kamu bisa gak berubah? Tetep lucu kaya gini" Haikal menatap Aca dalam. Gadis tersebut tentu saja salah tingkah dibuatnya. Ia kelabakan. Dengan segera Aca memilih pergi ke kamar mandi. Alasannya ingin mandi. Lagi, Haikal terkekeh gemas. Hatinya menghangat. Gadis yang ia cintai 4 tahun lalu bahkan tak berubah sedikitpun.

Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang