49. Baby number 2

168 14 0
                                    

"Sayang, kita jadi kan ke rumah bunda?" Haikal menghampiri Aca yang baru saja keluar dari toilet.

"Jadi, kak. Bunda juga udah ngabarin. Katanya udah masak banyak" Jawab Aca lemah.

"Kamu sakit? Kita gak jadi aja ke rumah Bunda" Haikal menatap Aca lekat.

"Emang keliatan, kak?" tanya Aca memastikan.

"Iya, kamu pucet sayang" jawab Haikal lembut.

"Gak pa-pa kak. Paling kecapean doang. Gak enak sama Bunda. Yuk" Aca menggandeng lengan Haikal.

"Tapi kamu beneran gak pa-pa?" Ada rasa khawatir di hati Haikal.

"Beneran, sayang" jawab Aca tersenyum lembut.

Selama perjalanan Aca memilih tidur. Toh Hasya pun asik dengan mainannya di belakang. Sesekali mata Haikal mengecek kedua gadisnya.

"Nenin" panggil Hasya menghambur pada pelukan Riana.

"Aduh, cucu Nenin" Riana mencium Hasya gemas.

"Bund" Haikal dan Aca mencium tangan Riana.

"Sayang, kamu sakit? Muka kamu pucet gitu" Riana menatap Aca khawatir.

"Enggak, kok Bund. Kayanya kecapean aja" Jawab Aca singkat.

"Yaudah, yuk masuk. Bunda udah masakin" ketiganya masuk mengekori Riana dari belakang.

Setelah selesai makan, Aca memilih mendudukan tubuhnya di sofa. Badanya sedikit lemas hari itu.

"Ca, kenapa?" Hana menghampiri Aca yang tengah memejamkan matanya.

"Gak enak badan aja Teh, Kayanya kecapean" Jawab Aca tersenyum lembut.

"Bentar, kamu udah dapet jatah bulanan belum?" Hana menatap Aca memastikan. Aca nampak berpikir sejenak.

"Teh, Aca emang udah telat 2 bulan ini" Lirih Aca. Hana tersenyum cerah.

"Bentar" Hana mengotak atik handphonenya. Sedang Aca menggigit bibir bawahnya gelisah. Benarkah ia hamil lagi? Bagaimana jika benar?

"Ca, Ayo" Hana membeawa sebuah keresek kecil yang ia ambil dari gojek. Hana menjulurkan tangannya pada Aca. Dengan pasti Aca menerima uluran tangan Hana. Mengekori Hana dari belakang.

"Ayo di cek dulu" Ucap Hana. "Gak pa-pa, Ca" Hana mengangukan kepalanya.

"Kalo Aca bener hamil gimana Teh?" Tanya Aca gelisah. Hana justru tertawa mendengar pertanyaan Aca.

"Ya gak pa-pa, Ca. Kan sekarang kamu udah punya suami. Udah sah sama Haikal" Aca tertegun. Yang dikatakan Hana benar namun ia sedikit khawatir.

"Udah, gih di cek dulu" Hana tersenyum lembut.

Saat Aca keluar, ia dapati Haikal menunggu didepan pintu kamar mandi. Haikal menarik Aca. Mendampingi Aca agar duduk dibahu Ranjang.

"Kak...." Aca menatap Haikal bingung.

"Kenapa, Sayang? Tadi Teteh suruh aku kesini. Katanya ada yang mau kamu omongin. Kenapa? Mau pulang? Gak enak badan? Hmm?" Haikal menodong Aca dengan banyak pertanyaan. Haikal sama khawatirnya dengan Aca.

Ragu namun Aca menyodorkan dua buah test peck dengan dua garis merah pada kedua test peck tersebut. Haikal menatap test peck tersebut kaget. Namun wajahnya tersenyum cerah. Haikal menarik Aca kedalam pelukannya. Memeluk sang istri, erat.

"Kak, aku hamil lagi" Ucap Aca lirih dalam pelukan Haikal

"Sayang, kok sedih gitu?" Haikal terkekeh gemas

"Kakak gak apa-apa aku hamil lagi? Hasya kan masih kecil" Ucap Aca sedih. Haikal semaki terkekeh melihat betapa gemasnya Aca.

"Sayang, Aku beneran gak pa-pa. Aku malah seneng. Hasya juga udah mulai gede, sayang. Makasih ya" Ucap Haikal lembut. Menghapus air mata yang mengenang diujung mata Aca.

Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang