Hari yang Aca dan Haikal tunggu tiba. Keduanya memutuskan mengelar acara pernihakan di taman di sebuah hotel karena keduanya memilih tema Garden party. Sejak sore Aca yang sudah sampai terlebih dahulu di hotel. Gadis tersebut nampak gelisah. Bahkan saat jam sudah menujukan pukul 10 malam. Rasa kantuk itu entah kemana perginya. Iya benar-benar tak mengantuk malam itu. Sesekali Aca coba memejamkan matanya disamping Hasya. Namun selalu gagal.
Aca memilih pergi keluar kamar. Meninggalkan Hasya yang sudah terlelap sendirian dijamar hotel. Menuju kamar Raga. Ia tau jika lelaki tersebut belum tidur.
"Mas, Aca boleh masuk?" Suara Aca dari luar.
"Kok belum tidur? Sini masuk" Aca langsung saja masuk. Duduk dikasur milik Raga yang masih rapih. Tandanya lelaki tersebut belum menyentuh kasurnya.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Raga lagi. Aca hanya menunjukan sebuah cengiran.
"Mau gangguin, Mas aja" Jawab Aca singkat.
Raga mengerutkan dahi nya bingung. Namun terkekeh melihat bagaimana gadis tersebut memilih untuk mengatakan bahwa ia hanya ingin mengganggu sang kakak.
"Gak bisa tidur, ya? Coba meremin aja. Kan ada Hasya"
"Ya kalo bisa, Mas. Dari tadi udah dicoba. Susah banget"
"Kamu tuh ya, udah punya anak sama mau punya suami juga masih lucu kaya begitu"
"Emang kalo udah punya suami sama anak, Aca gak boleh lagi manja sama Mas, ya?" Aca menatap Raga sedih.
"Ya boleh, tapi gak didepan suami sama anak kamu. Nanti kalo suami kamu cemburu gimana? Terus kalo Hasya mikir aku deket-deket sama ibund nya gimana?" Aca menghela nafasnya.
"Tapi kan Kak Haikal tau Mas ini Mas nya aku" ucap Aca cemberut.
"Ya tetep aja sayang, Haikal kan cowok. Mas cowok. Pasti Haikal bakal cemburu juga" Raga mengelus pucuk kepala Aca, Sayang.
"Mas mungkin gak bakal bisa sering-sering peluk kamu lagi. Tapi satu yang perlu kamu tau. Mas akan selalu ada buat kamu sama Hasya. Tangan Mas akan selalu terbuka buat kamu sama Hasya kalo butuh pelukan" Aca lantas memeluk Raga erat. Rasanya seperti ia akan ditinggal menikah oleh Raga. Nyatanya ia yang akan menikah terlebih dahulu.
"Kaya Mas yang mau nikah besok. Sedih banget" Polos Aca membuat Raga terkekeh.
"Kamu tuh, ya. Yang mau nikah kan kamu. Udah sekarang balik ke kamarm tidur. Udah jam 12, Ca" Aca tersenyum hangat.
"Siap, Bos! Night Mas. Makasih ya" Ucap Aca memeluk Raga erat sekali lagi.
"Dia beneran mau nikah besok? Tingkah dia aja masih bocil gitu. Astaga" Raga menggelengkan kepalanya.
Aca memilih kembali ke kamar setelah Raga menyuruhnya tidur. Sungguh, ia benar-benar tak bisa tidur malam itu. Jantungnya sesekali berdegup kencang. Kantuk pun tak kunjung datang.
Kedua mata Aca berbinar saat ia lihat Raya dan Yara disana.
"Dari mana aja sih lu?" Yara menghampiri Aca.
"Lu gak pa-pa kan? Gila lu ninggalin Hasya dikamar sendirian" Raya menatap Aca sebal.
"Hehe. Sorry. Gue abis dari kamar Mas Aga. Gak bisa tidur" Aca memanyunkan bibirnya.
"Haha. Penganten mana bisa tidur. Degdegan pasti kan lu?" Tanya Yara. Aca memberikan sebuah anggukan.
"Emang iya, Ca? Lu degdegan banget?" Raya menarik Aca agar duduk bersamanya.
"Iya. Kaya keinget acara besok jantung gue langsung berdegup kenceng banget. Tapi nanti biasa lagi. Gitu terus kaya gelisah juga. Mana gak ngantuk" Aca menghela nafasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]
Fanfictionsedikit cerita tentang pengeorbanan, cinta yang dalam dan bahagia yang diperjuangkan.