Haikal merebahkan Hasya dikasur. Gadis kecil tersebut sudah terlalap sejak tadi. Aca mendudukan dirinya di tepi ranjang.
"Cantik banget sih" Haikal menatap Aca penuh kagum.
"Kak, stop. Kakak udah bilang itu 100x" Aca menundukan kepalanya malu.
"Loh emang istri aku cantik banget" Ucap Haikal lagi. Membuat jantung Aca berpacu kencang karena Haikal menyebutnya dengan "Istri".
"Heh, ngapain disini? Sana sana" Hana yang tiba-tiba saja masuk diikuti Raya dan Yara mengusir Haikal.
"Apaan sih, Teh. Udah SAH anjir. Biarin aja sih" Haikal menatap Hana sebal.
"Enggak, Ada. Udah sana! Aca mau ganti baju mau retouch makeup. Udah hus husss" Hana mengibaskan tangannya mengusir Haikal.
Dengan berat hati lelaki tersebut memilih mengalah. Pergi dari Kamar Aca. Toh sejujurnya ia pun lelah. Ingin menidurkan dirinya untuk sejenak.
"Kal, Istirahat dululah" Raga menghampiri Haikal yang baru saja masuk. Ternyata Raga tengah berada dikamarnya bersama Rafael, Agam, Nando, Tio dan Malvin.
"Iya, kayanya gue tidur dulu bentar ya Mas. Nanti tolong bangunin aja" Pinta Haikal sopan. Dijawab anggukan oleh Raga.
Jam sudah menunjukan pukul 7. Pesta pernikahan Aca dan Haikal segera di mulai. Haikal sudah nampak lebih segar dan tampan dengan Tuxedo berwarna Navy. Tampan.
"Hi, Sayang" Haikal menghampiri Aca yang masih menata rambutnya.
"Kak, Udah siap?" Haikal tersenyum simpul. Dadanya berdegup kencang melihat betapa cantiknya gadis yang kini telah Sah menjadi Istrinya.
"Kak, kenapa sih ngeliatinnya kaya gitu?" Tanya Aca yang sudah selesai dengan seala urusan makeup, dress dan rambut.
"Cantik banget. Boleh disini aja gak?" Haikal menatap Aca serius.
"Loh, kenapa? Kakak pusing?" Haikal menggelengkan kepalanya.
"Kamu cantik banget. Kalo orang lain terpesona sama kamu gimana?" Aca menghela nafasnya kasar. Memukul lengan Haikal pelan.
"Kakak, Ih. Lebay banget" Aca tersipu malu. Keduanya saling menatap. Haikal Menakup kedua pipi Aca lembut. Mengecup kening gadis dihadapannya. Terimakasih kepada Mbak Nena yang memberikan keduanya ruang untuk berdua saja.
"Yuk, yang lain udah nunggu" Haikal membuka lengannya untuk Aca gandeng. Gadis tersebut tersenyum gemas.
"Ayah, Ibund" Aca menghampiri keduanya. Gadis kecil tersebut kini memakai Dress selutut dengan warna senada dengan dress milik Aca, dengan rambut yang hanya dikucir satu dibelakang ditambah bando bunga dikepalanya. Hasya nampak cantik.
"Sayang, pegang tangan Ibund sama Ayah ya. Kita kesana" Haikal dan Aca menjulurkan jemarinya untuk Hasya genggam. Gadis kecil tersebut menurut.
Keduanya nampak seperti Pangeran dan Putri dari negeri Dongen. Cantik dan tampan. Semua yang hadir pun tak hentinya memuji betapa cantiknya Aca malam itu.
Acara berlangsung intim dan hangat. Suasana kekeluargaan sangat terasa. Semuanya saling bercengkraman. Berbaur seolah sudah saling mengenal lama.
"Selamat malam semua" Ucap Rafael mengambil alih Mic yang sejak tadi milik Band pengiring. Agam kini sudah bersiap dengan Gitar, sementara Nando memilih piano sebagai senjatanya kali ini. Rafael menganggukan kepalanya kepada kedua sahabatnya. Memberi tanda untuk mulai. Perlahan Agam mulai memainkan gitarnya, diikutin Nando. Sedang Rafael, memilih menghampiri Haikal dengan mic ditangannya yang ia berikan pada Haikal. Lelaki tersebut mulai menyanyikan sebuah lagu.
Ain't it funny how love hits you when you least expect it to
Any time, any place, it can come right out of the blue
I thought it was only made for movie screens
Then you came along and you changed everything
Just one look into your eyes and I knew
I was gonna spend my life with you
I promise I'm yours
Always and forever
Through the good and the bad
For worse or for better
I wanna be with you for the rest of my days
I promise I'll love you
Forever and ever and always
Gadis tersebut tak bisa menyembunyikan Harunya. Memeluk Haikal erat. Haikal tersenyum, satu tangannya ia gunakan untuk memeluk Aca, sedang satu tangannya masih memegangi Mic. Menyanyikan lagu yang ia sengaja nyanyikan untuk Aca.
***
Hasya sudah terlelap sejak tadi. Gadis kecil tersebut telah dikamar bahkan sebelum Aca dan Haikal datang. Terimakasih untuk Riana dan Soraya yang menjadi nenek siaga bagi Hasya.
Aca merebahkan tubuhnya diatas kasur setelah selesai membersihkan dirinya. Badannya amat lelah. Tak bisa Aca bohongi. Terlebih kakinya amat pegal.
"Sayang, kok belum tidur?" Haikal yang baru saja masuk nampak sudah menggunakan baju santai. Celana selutut serta Hoodie favoritenya.
"Nungguin, Kakak" Jawab Aca malu-malu. Haikal mendengarnya tersenyum cerah.
"Cape banget ya? Mau aku pijitin?" Aca dengan segera menggelengkan kepalanya.
"Gak usah. Kakak juga pasti cape" Aca menatap Haikal, hangat. Haikal memilih bergabung dengan Aca dan Hasya. Keduanya memilih tidur bersama Hasya diantara keduanya.
Beribu syukur Haikal ucapkan. Melihat Aca dan Hasya. Perempuan yang dicintainya dengan sangat selain Riana sang ibu.
Nyatanya mata lelaki tersebut tak mudah terpejam. Haikal mengamati 2 perempuan cantik dihadapannya. Aca sang istri dan Hasya putri kecilnya. Jemari Haikal meraih jemari Aca. Menautkannya erat.
"Semoga Allah jaga rumah tangga kita ya, Ca" Lirih Haikal.
Hello guyssss!!
Maaf ya kemarin lupa publish hehe.
Here we goooo!!!
Semoga belum bosen yaaaa.They story gonna end sooon!!
Terimakasih sudah mampir dan membaca sampai chapters ini.
XOXO!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]
Fanfictionsedikit cerita tentang pengeorbanan, cinta yang dalam dan bahagia yang diperjuangkan.