26. Haikal dan The Y0ungz

95 18 0
                                    

Haikal menyandarkan kepalanya pada kursi di studio rekaman. Lelaki tersebut menerawang. Mencoba meyakinkan kembali dirinya sendiri. Tak lama ketiga sahabatnya datang. Agam, Rafael dan Nando. Disusul Tio yang sudah tau apa maksud Haikal mengumpulkan mereka semua.

"Tumben, ada apaan nih?" Nando menatap para sahabatnya bergantian.

Haikal menarik nafasnya panjang.

"Panjang banget. Narik nafas atau narik nyali?" Tanya Tio membuat Agam, Nando dan Rafael bingung dengan makna yang tersirat dari ucapannya.

"Lu mau minta ijin nikahin Aca?" Rafael menebak. Haikal hanya menggelengkan kepalanya.

"Terus?" Agam menatap Haikal heran.

"Apaan sih anying?" Nando mendelik malas.

"Gue minta ijin buat keluar dari The Y0ungz" Ucap Haikal perlahan. Namun dapat didengar semua orang dengan sangat jelas.

"HAHA" Agam tertawa sarkas.

"Anjing!!" Nando menengadahkan wajahnya malas. Sedang Rafael hanya diam. Tak tau harus menanggapi seperti apa.

"Gara-gara Aca kan?" Agam menatap Haikal tajam.

"Paling bener harusnya lu gak ketemu sama Aca!" Nando menambahkan.

"Anjing! Maksud lu apaan?" Haikal mulai tersulut emosi.

"Buktinya sekarang lu milih Aca daripada The Y0ungz. Cuma gara-gara cewek anjing! Mana bacot lu yang bilang The Y0ungz sampe akhir? Tai!" Agam menatap Haikal memburu. Tangannya sudah mengepal.

"Gak usah bawa-bawa Aca ya anjing!" Haikal tak terima.

"Terus apa? Hah? Apa alesan lu keluar kalo bukan Aca sama anak lu? Gue gak masalah lu ketemu Aca. Gue malah seneng. Tapi apa anjing? Lu milih buat keluar dari the Y0ungz? Karena istri sama anak lu? Lu egois, NYET!" Nando semakin terbawa emosi

"5 TAUN ANJING. 5 TAUN ACA BERJUANG SENDIRIAN GEDEIN HASYA DEMI GUE. DEMI IMPIAN GUE" Haikal meninggikan nada bicaranya. Semuanya terdiam. Tak ada yang menjawab. "Gue cuma pengen ngeganti waktu 5 taun itu." Lirih Haikal menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Tai, anjing! Bubarin aja the Y0ungz sekalian. Gak usah ada lagi the Y0ungz" Ujar Agam berniat pergi.

"Anjing, Gam! Gue cuma keluar. The Y0ungz masih bisa jalan tanpa gue" Haikal menahan Agam.

"BACOT ANJING!" Sebuah tonjokan mendarat tepat dipipi Haikal. Sebuah darah segar tercipta diujung bibir Haikal. "LU YANG BILANG ANJING, THE Y0UNGZ BER-4 ATAU ENGGAK SAMA SEKALI" Agam mencengkram kerah baju Haikal erat.

"ARRGHHHH!! ANJING! SIALAN!!" Agam melepaskan cengkramanya. Membuat Haikal terhuyung hingga jatuh.

Agam diikutin Nando memilih pergi. Meninggalkan Haikal, Rafael dan Tio.

"Sorry" Ucap Haikal tulus. Saat Rafael dan Tio membantunya bangun.

"Jujur gue kaget. Gue kecewa. Tapi lu juga gak sepenuhnya salah. Gue butuh cari angin. Bang gue pergi dulu" Rafael memilih pergi.

"Bener kata Ael. Lu gak sepenuhnya salah. Biarin aja dulu. Si Agam sama Nando butuh waktu" Tio menepuk pundak Haikal pelan.

"Thanks ya, Bang" Tio mengangguk.

"Lu mau kemana?" Tio menatap Haikal yang hendak pergi.

"Gue mau balik bang. Gue butuh ketemu Aca sama Hasya" sekali lagi, Tio hanya menganggukan kepalanya paham.

Didalam mobil tio hanya memukul-mukuli setirny.

"ANJING! ARRGHHHH. MONYET!" Gerutu Haikal frustasi. Haikal memejamkan matanya 5 menit. Sebelum memilih pulang ke rumahnya. Rumah kecilnya.

***

Rafael menghampiri Agam dan Nando di sebuah Cafe milik Tio. Agam dan Nando selalu datang kemari saat suntuk.

"Hahhhh" Rafael menengadahkan kepalanya. "Gue tau lu kesel, lu kecewa, lu marah—" Ucap Rafael tanpa mengalihkan atensinya. "Tapi tonjokan itu keterlaluan, Gam" Tambah Rafael.

Agam hanya diam. Tak menanggapi ucapan Rafael. Karena jauh dalam lubuk hatinya ia pun menyesalinya.

"Soal Aca. Lu harus tau, Gam—" Rafael menjeda ucapannya. Ragu. Namun ia tau ia harus memberitahukannya. "5 taun lalu. Sejak hari pertama Aca tau dia hamil. Aca mutusin buat gak ngasih tau Haikal. Dia cuma ngasih tau gue dan Raya. Ya alesannya kaya bisa lu tebak" Rafael tersenyum sebelum melanjutkan perkataanya. "Dia milih buat nyelametin karir Haikal, demi mimpinya Haikal. Dia gak mau ngerusak apa yang jadi kecintaan Haikal. Gitar sama nyanyi. Aca milih buat nyembunyiin kehamilannya bahkan saat Aca lahiran. Dia rela ngelewatin sendiri. Gue salut sama Aca" Rafael terdiam. Baik Agam atau pun Nando tak ada yang menjawab.

"Gue kalo diposisi Haikal mungkin bakal langsung out saat itu juga. Saat gue tau akhirnya gue nemuin Aca. Bahkan kalo posisinya Raya jadi Aca yang udah punya anak. Gue juga bakal ngelakuin yang Haikal lakuin. Gue emang belum ngerasain. Tapi gue ngerti Haikal cuma mau ngeganti waktu Aca yang dia laluin sendiri buat besarin Hasya" Rafael menghela nafasnya. "Gue gak akan maksa kalian. Gue cuma ngeluarin isi kepala gue aja" Rafael menepuk bahu Agam pelan.

Keduanya saling terdiam. Tak ada yang berkata. Hening. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Tentang seberapa lancangnya ucapan mereka terhadap Haikal.

 Tentang seberapa lancangnya ucapan mereka terhadap Haikal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello guysss!!! Maaf kalo chapter ini pendek bangeeet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hello guysss!!!
Maaf kalo chapter ini pendek bangeeet.
Semoga kalian masih suka yaa sama ceritanya.

Jujur ceritanya bagi aku lumayan lambat. Hehe. Maaf kalo ngebosenin.

Terimakasih sudah mampir dan membaca.

Hope you guys like it!

XOXO!!

Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang