Haikal mendudukan tubuhnya di sofa. Memejamkan matanya sejenak. Dari Bekasi ke Studio memakan waktu satu jam. Belum lagi macet. Lelah sudah pasti. Namun Haikal tak mau Terlihat lemah.
"Lah, udah nyampe aja lu" Nando memilih duduk disamping Haikal. "Dari tadi?" Tanya Nando lagi.
"Barusan sih. Gila, Bekasi studio satu jam anjing. Belum macet. Mana Bekasi panas. Edann" Haikal menggelengkan kepalanya. Nando hanya terkekeh mendengar keluhan Haikal.
"Weh papah muda udah dateng aja" Agam menggoda Haikal.
"Gue kira lu balik sore?" Rafael menimpali.
"Noh bapak produser yang terhormat bawel bener" Gerutu Haikal dengan nada suara yang sengaja ia keraskan.
"Gue denger ya nyet!" Teriak Tio dari dalam.
"Yaudah, yuk dah masuk. Lu aman tapi?" Agam memastikan.
"Aman. Semangat gue. Kita gak rekaman sekarang kan?" jawab Haikal dengan cengiran khasnya.
"Semangat lah orang sekarang yang nyemangatinnya dua" Cibir Nando.
3 jam dihabiskan untuk membahas beberapa lagu baru The Y0ungz. Agam, Nando dan Rafael sudah berpamitan pulang. Menyisakan Haikal dan Tio di Studio.
"Ngapain? Belum balik lu? Gak dicariin anak istri lu?" Tio menatap Haikal bingung.
"Belum sah anjing, Bang. Baru juga ketemu kemaren. Belum gue sahin elah" Gerutu Haikal kesal. Tio hanya tertawa menanggapi gerutuan Haikal.
"Bang"
"Hmm"
"Tawaran lu masih berlaku gak?" Tio mengalihkan atensinya pada Haikal. Menatap Haikal bingung.
"Kenapa? Tiba-tiba banget?" Tio tau apa yang dimaksud tawaran. Namun Tio tak menyangkan jika Haikal akan menanyakannya.
"Gak tiba-tiba sih bang. Jujur gue udah mikirin ini dari hari pertama lu ngasih gue tawaran. Dan ternyata sekarang keadaannya seolah ngasih gue jalan lewat kejadian ini. Aca beneran hamil anak gue. Dia bahkan milih ngegedein Hasya, anak gue. Sendirian tanpa ngasih tau gue. Gue juga pengen liat anak gue gede bang. Gue ngerasa butuh ngeganti waktu gue yang ilang selama 5 taun ini. Toh, gue sama the Y0ungz udah 5 taun. Gue ngerasa udah cukup banget. Gue pengen ngabisin waktu sama Aca sama Hasya, Bang" Haikal menerawang langit-langit studio.
"Lu serius sama Aca?" Tanya Tio. Haikal tertawa ringan.
"Elah, masih aja ditanya. Seriuslah bang. Dari awal gue pacaran sama Aca gue serius bang. 5 taun kemaren dia ngilang pun, gue sempet mikir kok gue gak bisa naksir cewek lain. Hati gue kaya udah penuh aja sama Aca" Tio menatap Haikal kagum.
"Lu udah gede ya, Kal" Tio mengelus rambut Haikal.
"Najis. Lu doang bang yang mikir gue bocah mulu. Mana ada bocah bikin bayi sih bang?" Haikal mendapatkan sebuah pukulan dari Tio
"Anjing, omongan lu!" Haikal tertawa puas.
"Terus kapan lu bakal ngomong sama anak-anak?" Tio menuntut sebuah jawaban.
"Secepatnya bang" Tio mengangguk paham.
"Ngomongin soal Aca. Lu bakal nikahin Aca kan?" Hik menatap Tio kaget.
"Ya iyalah, Bang. Gue gak akan kabur. Gue gak mau jadi pengecut Bang" Tio menepuk bahu Haikal pelan. Lelaki tersebut amat bangga pada Haikal.
Sebuah telpon mengintrupsi Haikal dan Tio. Mata Haikal membulat saat ia lihat nama Aca tertera disana.
"Hallo, Ca kok be—"
"Hallo, Om. Baik"
"Oh, Hallo sayang. Kok princess belum tidur? Udah malem loh ini"
"Om baik kemana? Kok gak pulang sama Hasya?"
"Duh gemesnya. Maaf ya sayang. Om harus kerja. Jadi om gak ikut pulang"
"Om Baik, Hasya bobo dulu ya. Dadah om baik"
"Dadah sayang. Bobo yang nyenyak ya. Jangan lupa berdoa"
"Iya, Om!
"Hallo kak"
"Hi, Ca"
"Maaf ya ganggu. Dari siang Hasya rewel banget pengen ketemu kakak"
"Makasih ya, Ca. Udah malem. Tidur, Gih."
"Iya, kak ini juga mau tidur kok. Eh kakak masih di studio?"
"Iya, ini masih sama bang Tio"
"Kak"
"Kenapa Ca?"
"Jangan pulang malem-malem. Jangan bergadang. Nanti sakit"
"Iya, Ca. Bentar lagi juga pulang kok. Enggak akan bergadang"
"Yaudah aku matiin ya kak"
"Night, Ca"
"Night, Kak"
Senyum tak lepas dari wajah Haikal. Bahkan setelah ia memutuskan sambungan telpon beberapa saat yang lalu. Tio menatap Haikal menggelengkan kepalanya. Haikal nampak bangkit dari duduknya.
"Heh kemana?" Tio menatap Haikal bingung. Pasalnya lelaki tersebut beberapa waktu yang lalu berucap untuk tidur di studio.
"Balik, Bang. Disuruh balik sama ayang" Haikal terkekeh.
"Najis. Dasar bulol" Haikal hanya mengedikan bahunya.
Hello guysss!!!
belum bosen kan yaaa? mudah-mudahan belum yaaa.
Terimakasih sudah mampir dan membaca.
Feel free to vote and comment!
XOXO!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]
Fanficsedikit cerita tentang pengeorbanan, cinta yang dalam dan bahagia yang diperjuangkan.