39. The Y0ungz dan akhirnya

49 12 0
                                    

 "Serius banget mukanya. Ada apaan sih?" Haikal yang baru saja datang menatap Nando dan Rafael bingung.

"Udah dateng semua?" Agam yang baru saja datang diikuti Tio dibelakang langsung saja mendudukan dirinya di sofa.

Agam menghembuskan nafasnya panjang sebelum ia mulai berbicara. Manik hitam Agam menatap satu persatu sahabatnya.

"Gue udah mikirin ini dari kemaren-kemaren. Gue tau mungkin egois. Gue minta maaf. Tapi gue mutusin buat bubarin The Y0ungz" Jelas Agam. Membuat semua yang ada diruangan kaget. Tak terkecuali Tio.

"Sorry" Lirih Haikal. Merasa tak enak.

"Bukan salah lu, Kal" Agam tersenyum. "Gue ngerasa emang kayanya kita cukup sampe disini aja. Beberapa dari kita mungkin udah dituntut buat hidup bener. Gak yang main-main kaya abg. Gue gak bilang band kita main-main. Engga. Karena sejak awal gue serius sama The Y0ungz. Gue cuma ngerasa masanya kita aja yang udah abis. Walaupun baru seumur jagung nih kita. 5 taun doang. Tapi ya gue juga ngerasa udah cukup kaya yang lu bilang, Kal" Agam menambahkan.

"Lagian dari awal kan kita udah sepakat. The Y0ungz ber 4 atau enggak sama sekali. Jujur, gue sempet kepikiran ini kalo the Y0ungz bertiga doang bakal kaya gimana" Ucap Nando menengadahkan wajahnya menerawang langit-langit Studio.

"Ya jujur sih gue juga kepikiran. Ini apa gue ajak bubar aja. Gue seneng ternyata kita beneran sepemikiran akhirnya. Bener kata Agam. Gue juga udah kepikiran seriusin Raya. Dan gue ngerasa gue gak bisa jadi anak Band terus" Rafael menambahkan.

Haikal menatap haru satu persatu sahabatnya. Walaupun rasa bersalah itu masih ada. Namun Haikal senang. Setidaknya ketiga sahabatnya memilih jalannya masing-masing.

"Terus lu mau gimana?" Haikal menatap Agam.

"Gue sih rencananya buka beberapa Studio musik di Jakarta, Bandung sama Surabaya. Kebetulan bokap setuju juga. Lumayan buat tabungan nikahin Yara"

"Gue, ya gue sih ambil alih perusahaan bokap yang di Jakarta. Kemaren abang gue ngambil yang di Surabaya jadi mau gak mau yang di Jakarta gue handle"

"Gue juga, Sih. Gue ngapain ya?" Rafael menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Lu diem aja udah. Kekayaan orang tua lu udah menjamin anak cucu lu entar" Haikal melempar bantal kecil kearah Rafael.

"Anjing! Ya gue juga mesti usaha, Kal. Kali gue diem aja" Gerutu Rafael.

"Lu mau usaha apa gue tanya? Hah? Perusahan bokap lu yang di China sono aja udah bejibun. Apa gak jadi milik lu tu perusahaan bentar lagi?" Nando menatap Rafael malas.

Ya bisa dibilang Rafael merupakan satu-satunya member the Y0ungz yang paling beruang. Namun Rafael tak pernah menunjukannya. Toh selama ini ia hanya menggunakan sedikit uang orang tuanya. Sisanya Ia gunakan uang hasil band. Dan usaha kontet handphonenya.

"Goblok, lu kan punya konter hp di BEC kalo lu lupa" Haikal mendelik menatap Rafael.

"LAH ANYING, IYA GUE LUPA. Dah lama gak gue kontrol. Pantes rekening aing ada duitnya mulu" Rafael dengan wajah polosnya.

"Bego banget emang punya temen" Agam menghela nafasnya.

"Jadi deal nih the y0ungz bubar?" Tio meyakinkan Haikal dan yang lainnya sekali lagi.

"Iya, Bang. Sepakat kita" Jawab Agam yakin.

"Tapi lagu yang kemaren tetep rilis lah anjing. Itung-itung salam perpisahan sama sayang-sayangku" Ucap Nando menaikan alisnya.

"Ya harus sih kata gue. Sebagai bentuk terimakasih juga udah support kita" Haikal menambahkan.

"Setuju. Silahkan bapak produser dibantu" Ucap Rafael tersenyum kearah Haikal.

Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang