"Ok,, udah imut" ucap anin di depan kaca yang ada di ruang tamu... Dia pun segera berpamitan dengan kedua orang tuanya...Ceklekkk...
'Punggung itu' batin anin saat melihat regie yang sedang duduk di atas motornya...
"Ada apa nin?" Ucap papah gita
Brakkkk
Anin pun dengan cepat menutup kembali pintu rumahnya...
"Bukan apa-apa kok pah,, anin berangkat dulu ya pah" ucap anin sambil bersalaman dengan mamah papahnya..
"Sekalian bareng papah aja yuk"
"Emm emang papah mau berangkat sekarang?"
"Iyah nih mau keluar"
"Ahhh emmmm"
"Kamu malu yah udah gede di anterin papah ke sekolah?" Ucap mamah khatrine
"Bu-bukan gitu mah"
'Aduhhh gimana nihh... mana si regi masih di depan lagi' 😭
"Kamu ngapain sih dari tadi di situ,, papah mau keluar nih... udah siang"
"I iyah pah" ucap anin sambil menggeser tubuhnya dengan muka pasrah...
'Mampus aku'
Ceklek....
Anin menjadi sangat tegang saat dia melihat kedua orang tuanya hanya diam melihat ke arah luar rumah terus pandangan itu mereka alihkan ke arahnya...
Dag.. dig.. dug...
Jantung anin berdetak lebih kencang dari pada biasanya...
Mereka bertiga terdiam beberapa detik,, Sampai pada akhirnya... mamah khatrina pun membuyarkan keheningan itu
"Dia siapa?" Ucap mamah khtarina sambil memandang anin
"Pagi om tante" ucap regi berjalan kearah orang tua anin sambil membungkukan badanya...
"I-iyah pagi juga,, ini temenya anin yah?" Ucap mamah khatrina sedikit mendongakan wajahnya karna regi yang lebih tinggi darinya...
"Ekhmm... kenalin tan,, saya pacarnya anin"
Bledarrrrrrrrr....
Bagaikan di sambar petir di pagi hari yang cerah... anin dan kedua orang tuanya pun berubah menjadi batu mendengar pengakuan regie...
"Anin,, ayo berangkat.. udah siang nih"
"Ahhh iyahh ayoo" ucap anin kembali sadar dengan wajah yang masih bingung...
"Pamit berangkat dulu yah om,, tante" ucap regi lagi sambil membungkukan tubuhnya sebelum dia naik ke atas motornya... anin pun buru-buru mengikuti regi sebelum di hujani pertanyaan macam-macam oleh kedua orang tuanya yang masih membatu...
"Ayooo buruann,,, tancap gasnya" ucap anin sambil menepuk-nepuk lengan regie
"Tung... tunggu dulu... itu orang tua mu...."
"Berangkat sekarang gak!!" Ucap anin sambil melototkan kedua matanya...
Regie pun patuh dan langsung menancap gas motornya....
Cittttttt...
Suara decitan ban motor yang di rem paksa oleh regie....
"Ok kita sampai"
"Aku tau kamu cinta mati banget sama aku kan, makanya kamu naik motor udah kaya orang kesetanan!!"
"Lihat,, rambut ku jadi kusut kan!"
"Maaf sayang" ucap anin sambil menyisir rambut panjang anin dengan jarinya...
"Hahhhh" anin pun pasrah karna regie selalu minta maaf padanya... padahal dia lagi ingin ribut dengan regie untuk melampiaskan amarahnya...
Tapi sifat regie yang apa-apa selalu bilang maaf membuatnya jadi tak mood untuk marah...
Brakkkkkkkk....
Motor yang sedang anin duduki di tabrak oleh seseorang dari belakang...
"Sayangg" ucap regie panik saat melihat anin yang jatuh dari motonya... dia pun buru- buru menolong anin dan membersihkan kaki anin yang kotor dengan pasir....
Regie mengepalkan kedua tangannya saat melihat lutut anin yang berdarah...
Regie yang tak bisa membendung emosinya pun langsung berdiri dan mencengkram kerah cowok yang menabrak motornya...
Bakk.. bukk.. bakk... bukkk
Suara tulang pipi beradu dengan tinju kepalan tangan regie...
"Regieee" teriak anin
Regie yang tadi hilang kendali langsung menghentikan pukulanya... sang korban pun langsung tersungkur ketanah dengan wajah yang sudah babak belur...
Regi merogoh saku treningnya dan mengambil dompetnya... dia mengambil segepok uang dan dia lemparkan ke arah sang korban...
"Itu uang ganti rugi!! Kalau sampe pihak sekolah tau... mampus luu" ucap regie sambil berjongkok dan berbisik di telinga sang korban...
"Ba-baikk" ucap sang korban sambil menarik motornya dan kabur dari hadapan regie...
Sementara itu,, anin masih menutup mulutnya yang ternganga karna melihat perbuatan regie itu...
"Maaf,, pasti aku membuat mu ketakutan yah" ucap regi sambil merengkuh tubuh anin dalam pelukanya...
Anin yang masih syok masih tetap diam dalam pelukan regie...
"Apakah kakimu sakit? gimana kalo kita ke dokter saja"
".............."
"Apakah kepala mu juga bermasalah?? Kenapa wajahmu jadi seperti orang kebingungan gitu si sayang"
Regie yang tak mendengar jawaban apa pun dari anin pun mengambil hpnya dan menelpon ajudanya yang selalu berjaga mengawasi nona muda mereka...
"Aku hitung sampai tiga, kalian harus sudah berada di sini"
"Satuuuuu"
Ckiiiiitttttttttt......
Suara ban mobil yang berdecit karna gesekan ban dan jalan yang beraspal...
"Ayoo kita ke rumah sakit" ucap regie sambil menuntun anin yang semakin membatu .. dia makin-makin syok melihat regie yang segampang itu memanggil paman paman yang berpenampilan seperti gengster itu...
"Kamu tak perlu takut,, mereka tak akan melukai mu" ucap regie saat mereka berdua sudah duduk di dalam mobil
Dia pun memeluk anin dan menyandarkan kepala anin di dadanya...
"Maaf,, gara gara aku yang kurang sigap, kamu jadi terluka"
"Bisakah kamu menyubit ku?"celetuk anin
"Tidakk!! Bagaimana bisa aku menyakiti mu"
"Hah... yah sepertinya ini memang hanya mimpi" ucap anin tersenyum sebelum dia tak sadarkan diri...
"Ngebut buruan,, gwa penggal kepala kalian kalo sampai terjadi apa apa sama cewek gwa!" Ucap regie menendang belakang jog kursi pengemudi dengan nada yang sangat khawatir....
"Sayang bangun" regie terus memerus menepuk nepuk pipi anin sampai membuat pipi anin memerah karna kelakuanya itu...
'Ahhh bagaimana ini,, kenapa malah aku yang membuatnya sakit,, dasar regi bodoh!!"