Bab 24

1.9K 204 13
                                    

"Geser" ucap anin setelah dia meletakan tasnya di kursi yang tadi kimi duduki...

Regie pun bingung dengan perintah anin,, tapi walaupun begitu.. dia tetap menuruti perintah dari kekasihnya itu...

Sreettt

Regie menggeser tubuhnya ke pinggiran ranjang...

"Tadi aku bangun terlalu pagi, jadi aku sedikit mengantuk" ucap anin menaiki ranjang pasien dan berbaring di samping regie...

"?????????" Regie memasang wajah cengo untuk beberapa detik... namun tak lama kemudian wajahnya memerah... bahkan wajah anin yang tidur membelakangi regie pun ikut memerah,, dia tak menyangka dirinya akan se berani ini menyodorkan dirinya pada regie hanya karna cemburu dengan kimi!!

Sementara itu, regie pun hanya berbaring terlentang seperti batu... matanya menatap langit-langit kamar rawat dengan ekspresi yang tegang menahan hasratnya... dia ingin sekali memeluk tubuh mungil anin yang meringkuk di sampingnya.. namun dia takut anin tak menyukainya...

"Kau tak ingin memeluk ku?" Ucap anin memecahkan keheningan di antara mereka berdua...

"Mau,, tapi tangan kanan ku begini" elak regie yang masih ingin menjaga kewarasanya...

Anin pun membalikan badanya menghadap regie,, dia memeluk dan menenggelamkan wajahnya yang memerah di lengan regie...

"Diam,, aku ngantuk" ucap anin sebelum regi mengeluarkan sebuah kata dari bibirnya...

Pipi regie pun semakin memerah... dia bingung harus bereaksi seperti apa... jantungnya berdetak 100x lebih cepat dari biasanya.. tubuhnya pun menjadi kaku karna saking tegangnya...

Sudah ada 2 jam lebih anin tertidur dalam posisi itu,, regie pun sama,, dia nyaris tak bergerak sedikit pun dari posisinya karna tak ingin membangunkan anin...

Bahkan saat ada perawat yang hendak masuk untuk memeriksanya pun di usir olehnya...

Dia tak ingin momen ini hanya berlangsung sebentar... dia masih ingin terus merasakan kehangatan yang di berikan oleh gadis kecilnya ini...

Walaupun badannya sudah mulai kesemutan,, dia masih nekat untuk tak bergerak dan berubah menjadi batu 🗿

"Emmmmm" lenguh anin sambil mengusal ke lengan regie...

Regie pun semakin ketar ketir di buatnya saat dia melihat wajah anin yang tertidur pulas dengan bibir mungilnya yang berwarna merah...

"Aku ingin mengecupnya" ucap regie lirih

Regie yang sudah hilang kendali pun mendekatkan wajahnya ke wajah anin... jarak di antara bibir mereka lama-kelamaan menghilang...

Cupppp

Bibir mereka pun bersentuhan.. cukup lama regie membiarkan bibirnya menempel pada bibir anin tanpa ada gerakan sedikitpun...

Saat kesadaranya sudah kembali,, dia buru-buru menarik wajahnya menjauh...

Dag.. dig.. dugg...

Jantungnya sangat berdebar sekarang..

'Untung saja dia tak bangun' batin regie sambil memandang ke langit-langit kamarnya...

Tanpa regie sadari,, anin sudah bangun dari tidurnya beberapa detik yang lalu karna merasakan rasa geli di bibirnya...

'Jika aku membuka mata ku sekarang, apa yang harus ku lakukan? Apa aku harus memukulnya?! Tidak...tidak,, aku tak mau memukulnya' 🥺

'Tapi jika aku diam saja dan membiarkanya, dia pasti akan melakukan hal yang lebih dari ini' batin anin saat dia merasakan bibir regie menyentuh bibirnya..

Akhirnya dia pun membiarkanya dan terus berpura-pura tertidur...

Sampai pada akhirnya,, saat regie melepaskan ciumanya,, entah kenapa perasaanya sedikit tak rela...





Jam sudah menunjukan pukul dua belas siang, anin yang sejak tadi pura-pura tertidur akhirnya membuka matanya... dia yang melihat regie terlelap bermaksud untuk turun dari ranjang pasien..

Syuttttt
Regie menarik anin kembali kedalam pelukanya...

'Padahal aku udah hati-hati banget agar dia gak kebangun!!' Batin anin

"Aku tau kamu dari tadi gak tidur" ucap regie membuat anin membatu..

"Kamu tau kan kalo tadi aku menci.... hmpppp" ucapan regie tertahan karna tangan anin yang menutup mulutnya...

Regie pun dengan sengaja menjulurkan lidahnya dan menjilat telapak tangan anin...

"Ahhhhhh a-apaan sihhhh" teriak anin kaget dengan pipi yang merah seperti tomat...

"Ya lagian aku lagi ngomong main bekeb aja"

"Ya tapi kan gk perlu sampe jilat tangan ku segala!!"

"Kenapa?? Kamu jijik?"

"Enggak!" Ucap anin tegas

"Beneran gak jijik?kalo gitu gak masalah kan kalo aku jilat bibir kak anin?"

"Ke-kenapa bicara mu sefrontal itu sih regie... mesum banget tau gak!!"

"Iyah yah,, aku juga gak tau kenapa begini... tapi setiap liat bibir kamu aku jadi ingin menciumnya"

"Dihh,sepertinya otak mu itu harus di periksa dokter juga!"

"Iyah kah?? Baiklah aku akan bilang ke paman adel"

"Huffttt dasar, terserahlah.... awas aku mau bangun" ucap anin sambil menyentuh tangan kiri regie yang melingkar di lehernya...

"Gak boleh"

"Aku itung sampe tiga gak di lepas aku pulang nih"

"Satuu.... du....a ..... tiiii"

Regie pun melepaskan pelukanya dan anin bergegas turun dari ranjang pasien...




Tak lama kemudian, paman adel pun datang dengan membawa beberapa kotak nasi untuk regie dan anin...

Paman adel yang mendapatkan kode dari regie untuk segera meninggalkan mereka agar regie bisa berdua dengan anin pun hanya berdecak dan tersenyum masam...

Dia pun berjalan meninggalkan kamar rawat regie...

"Ohh ya non, nanti sore orang tua non akan pulang dan langsung kesini" ucap paman adel sambil menyembulkan kepalanya dari balik pintu...

"Ekhm,, jadi tolong nanti jgn melakukan hal-hal yang di luar kewajaran yah... kalo pun mau melakukanya silahkan untuk mengunci pintunya terlebih dulu" ledek paman adel sambil melihat seragam anin yang sedikit berantakan karna baru bangun tidur

"Akhhhh ap-apa yang paman katakan!! Kita tak melakukan apa-apa ya kan kak anin?"

"I-iyah" jawab anin malu dengan pipi yang memerah...

"Tadi paman masuk terus liat kalian tidur sambil pelukan tuh"

"Kan cuma pelukan doank!!"

"Ya tetap saja tak boleh"

'Aku kan jadi irii, aku juga ingin memeluk istriku' batin adel kesal

"Kenapa!!" Jawab regie ngotot... sementara anin hanya bengong dan masih tersipu malu...

"Kalo papah mamah mu lihat, kalian akan langsung di nikahin!!"

"Bagus itu... lebih cepat lebih baik malah" ucap regie sambil menarik anin mendekat dan memeluk pinggang anin dengan tangan kirinya....

"Tcihhh,, dasar" ucap paman adel kesal karna sudah kalah dengan anak umur belasan tahun itu...

Brakkkkk....

Paman adel pun pergi dan membanting pintu ruangan regie...
















MY BAD GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang